Aku menatap seroang perempuan di hadapanku yang berjumlah 3 orang. Salah satu di antaranya tersenyum manis ke arah ku dan keduanya menatap ku sinis. Apa aku melakukan kesalahan di sini, sepertinya tidak.
Aku kembali menatap perempuan di hadapan ku yang sedang berkacak pinggang seakan dia sedang menilai ku saat ini. Apa lagi dandannya yang menor, bedak yang tebal, blush on yang ketara dan juga lipstik berwarna merah terang dan mengkilap, yang seakan dia habis meminum darah seperti vampir atau tidak Valak.
Aku berpikir jika sekolah ini tidak mungkin seperti ini. Tidak ada makeup tebal atau apapun lagian Mommy bilang jika disini tidak ada hal seperti itu.
"Jadi kau yang bernama Deira? Perempuan yang kemarin berangkat bersama dengan Gavriel?" Katanya dan membuatku mengangguk.
"Iya, ada apa?" jawabku cuek.
"Jauhin Gavriel atau tidak kau akan berurusan denganku." ancamnya.
"Siapa kau berani mengancamku?" Kata ku tidak suka. Ya aku tida suka melihat orang yang terlalu over protektif seperti ini.
"Aku Elena kekasihnya Gavriel. "
Seketika itu juga aku tertawa kecil, "Ayolah semalam Gavriel datang ke rumah ku dan bilang jika dia tidak memiliki kekasih. Dan sekarang kau mendatangi ku dan bilang jika kau kekasih nya. Yang benar yang mana? Jangan mengada bung." cibirku
Aku tau dia menatapku tidak percaya entah siapa yang aku percaya saat ini Gavriel atau perempuan menor di hadapan ku.
Nyatanya aku tidak akan percaya dengan keduanya. Mungkin mengerjai wanita ini akan membuat moodku membaik sedikit.
"Pokoknya yang jelas kau harus jauhin dia, aku tidak suka kau dekat dengan dia." katanya lagi.
Dia ini bukan istrinya, bukan juga kekasihnya tapi dia berani melarangku? Mungkin bermain dengan dia sedikit menyenangkan.
Aku tertawa,"Jangan salah paham dong, kau sendiri saja yang bilang Gavriel untuk menjauhiku"
"Kalau kau tidak ganjen, Gavriel tidak akan mungkin melirikmu." ucapnya emosi.
"Oh ayolah jangan memiliki pemikiran yang sempit. Disini dia yang mendekatiku. Bahkan dia juga memberikanku jam dan juga tas yang kuinginkan, aku bahkan tidak mendekatinya tapi dia yang mendekatiku, Nona." Kataku tegas dan membuat dia diam.
"Ah lihatlah jam tangan ini dia yang memberikan untukku. Bahkan dia sendiri yang memilihnya untukku. Aku sangat suka dengan pilihannya, sesuai dengan seleraku." kataku lagi.
"Kalau tidak ada yang di bicarakan lagi, bolehkan aku pergi, aku banyak urusan dan urusanku tidak untuk melayani ocehanmu "
Aku pun pergi tanpa menoleh kearah tiga wanita yang baru saja melabrakku. Apa lagi mereka terus meneriaki namaku dan menyumpah serapah dirimu. Aku bahkan tidak peduli dengan mereka yang ku inginkan adalah mengisi perutku yang lapar.
Sampainya di kantin aku langsung melihat tiga sahabat ku yang ternyata sudah berada di sana lebih dulu. Dan di tambah lagi dengan Gavriel dan juga ketiga temannya.
"Kau lama sekali Dei ada apa." ucap Ersya.
"Ada insiden sedikit sebelum aku ke sini." jawabku malas.
"Insiden apa?" Tanya Valencia.
"Kekasih Gavriel melabrakku dan memintaku untuk menjauhinya."
"Sudah ku katakan bukan kalau dia bukan kekasih ku." Protes Gavriel yang tidak setuju dengan ucapanku.
Kalau bukan kekasihnya mana mungkin dia berkata seperti itu. Mendatangiku dan memintaku untuk menjauh dari Gavriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Deira (TAMAT)
Romansa#Sequel Most Wanted Is My Hubby #Deira Kanaya Rayen #judul lama Princess Hours ****** "Heii kau tidak melihat ada orang jalan di sini haa?" teriak bocah kecil berbaju putih itu dengan lantang. "Kamunya saja yang tidak liat kalau ada orang jalan." "H...