Bismillahirrahmanirrahim
..........
Persiapan Pensi akhirnya dimulai. Seperti yang sudah kalian rencanakan sebelumnya, kalian akhirnya menemui kepala sekolah untuk meminta ijin mendapat jam pelajaran tambahan yang di gunakan untuk latihan pensi nantinya.
Persiapan yang panjang dan melelahkan itu, tak pelak bikin kamu jarang banget ada di rumah. Seringkali, kalau kamu pulang, rumah udah dalam kondisi sepi dan Abah bahkan udah tidur duluan. Atau kamu bahkan Cuma bisa ketemu abah kalo kalian sarapan pagi sebelum kamu berangkat ke sekolah buat ngajar.
"Nanti pulang malem lagi neng?" tanya abah kamu, pas sarapan pagi ini.
Ada nasi kuning yang sengaja banget kamu bikin dari subuh Cuma buat Abah. Sebagai rasa penyesalan kamu karena jarang bisa nemenin beliau akhir – akhir ini.
"Iya abah. Gak papa kan?" tanya kamu memastikan dan sedikit gak enak hati sama abah.
"Ya gak papa, kan urusan pekerjaan. Kecuali kalau neng tuh, pulang ke rumah sampai malem karena keluyuran. Jelas abah bakalan marah."
Kamu senyum denger ucapan abah, "yah, ngapain juga aku keluyuran abah. Capek udah tenaga habis di sekolah, ngurusin anak – anak yang kadang lebih susah di atur daripada anak TK." Keluh kamu.
"Teu boleh bilang begitu atuh neng. Gak baik." Kata abah, "Bagaimana juga, mereka itu murid kamu. Yang namanya anak muda kan memang begitu, dulu juga neng bandel. Pergi terus gak pernah di rumah. Pernah juga bohong sama abah sama ambu. Inget gak?" tanya Abah.
Kamu yang denger itu, langsung diem dan mikir sebentar. Apa iya? Kapan? Kayaknya kamu masih masuk dalam kategori anak jujur dan baik deh.
"Emang aku pernah bohongin abah apa?" tanya kamu penasaran.
"Dulu, waktu neng masuk SMP pertama kalinya. Di awal tuh, karena seneng banget punya temen baru. Neng selalu pulang telat ke rumah, alasannya ngerjain tugas. Tapi sebenernya main kan ke rumah... saha itu temen kamu yang rumahnya di perumahan depan?" tanya abah.
"Oh.... Raka?"
"Nah iya itu, Raka. Mana temen neng isinya 'jejaka' semuanya. Abah kawatir terus jadinya." Cerita abah kamu.
"Hahaha, maaf ya abah. Kan dulu masih kecil aku. Makanya begitu, sekarang sih gak lagi deh..." kata kamu.
"Iya, abah percaya terus sama kamu kok."
Kamu ngelirik ke arah jam yang akhirnya nunjukin jam setengah 7 dan waktunya kamu buat berangkat ngajar di sekolah.
Kamu bangkit dan nyamperin abah. "Aku berangkat dulu ya abah, assalamuallaikum..."
"Iya, waalaikum salam. Hati – hati ya neng. Jangan ngebut bawa motornya."
"Iya, abah juga. Kalo nanti mau apa – apa, telpon aku aja ya." Kata kamu dan meluk abah.
...............................................
Di parkiran sekolah, kamu ketemu sama ketua kelas yang keliatan lari dan mukanya gak karuan.
"Bu, maaf..." kata dia sambil ngatur nafas, berasa habis lari marathon kayaknya.
"Kenapa, kok lari gitu?" tanya kamu bingung.
"Anu, itu bu... "
"Apa, kenapa?"
"Properti pensi kelas kita... rusak semua bu..." jawab ketua kelas yang bikin kamu syok setengah mati.
"Rusak? Kok bisa sih?! Rusak gimana maksud kamu, jangan ngaco ah!" kamu langsung aja jalan bahkan setengah lari masuk ke dalam kelas dan liat beberapa aksesoris dan semua hiasan yang udah hampir jadi itu sekarang rusak.
Bukan karena ada yang sengaja ngerusak atau apa. Tapi semuanya gara – gara hujan semalem yang bikin tembok kelas kamu itu bocor dan bikin property itu rusak kena air hujan.
"Astaghfirullah...!!" kamu lemes, Pensi di mulai dua hari lagi. Dan semua yang udah selama berhari – hari kalian siapin hancur dalam waktu sekejap.
Gimana caranya kamu bisa bikin lagi di waktu yang super mepet begini?
Belum latihan, belum gladi bersih, belum ngajar, dan tugas lainnya yang bikin kamu pusing dan kepala kamu muter seketika.
Air mata kamu secara refleks keluar dan basahin pipi kamu. Gak berhenti.
Rasanya, semua yang kamu selama ini korbanin dari waktu dan semuanya bareng anak – anak lain hancur udah gak bersisa. Semua anak yang lagi beresin kekacauan ini juga ngeliatin kamu dengan pandangan bingung banget.
Gak ngerti lagi deh, harus gimana sekarang.
Kamu yang emang dalam kondisi kurang sehat karena kecapekan beberapa hari ini, di tambah pikiran yang kacau setengan mati kayak sekarang. Akhirnya ambruk dan pingsan.
Iya, mata kamu muter dan pandangan kamu kabur. Habis itu, semuanya jadi gelap dan kamu gak inget apapun. Kecuali suara teriakan anak – anak yang sekilas kamu denger lagi manggilin kamu buat bangun.
................
One chapter done!
Novel takdir udah sampe ke Korea loh... Yakin gak penasaran sama ceritanya???
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine EXO boyfriend series [SUHO]
Fanficgimana rasanya jadi pacar Suho? cowok biasa aja yang keliatan berwibawa, tapi kadang suka bertingkah konyol. let's imagine with you