Hari ini kelas dibubarkan lebih awal. Koridor dan kantin dipenuhi oleh para mahasiswa yang berlalu lalang sibuk pada aktivitas masing-masing. Aku berjalan diantara keramaian bersama Yeri, tentunya. Gadis itu berinisiatif menghampiri kelasku dan sepanjang perjalanan menuju kantin dia sibuk mengoceh tentang tugas dan segala kesibukannya seakan tanpa akhir.
"Sialan!" umpatnya akhirnya sambil mengemut permen lolipop.
Kita sampai dikantin dan memilih salah satu meja yang masih kosong disana. "Aku pesan makanan dulu."
"Ehhh tunggu sebentar!" Yeri mencegah tangan ku, mencegahku untuk berdiri. "Apaan?" aku menatapnya heran.
"Tumben kamu engga nempel lagi sama si pucat." mata Yeri memincing curiga menatapku, ya seperti yang kuduga dialah orang pertama yang akan menyadari hal ini.
Si pucat, alias Jaehyun. Tentu saja Yeri curiga, Katie yang dikenalnya bukanlah type cewek yang hobby memamerkan hubungannya dengan seorang laki-laki. Dan sekarang itu yang terjadi padaku.
"Bagaimana dengan si bule dari IC itu?" tanyanya, kali ini membicarakan Mark.
Aku hanya diam. Kikuk dan canggung diintimidasi oleh tatapannya. "Heol, engga nyangka aja ya kamu orang dingin gini jarang dekat sama cowok, tapi sekali beraksi, nggak main-main. Cowoknya cogan semua, dua lagi." Mata Yeri mengerling menggodaku. Jika aku cewek yang susah ditebak, maka Yeri adalah cewek yang susah untuk dibohongi. Secuil saja kamu lengah, dia akan 'mencium bau' yang salah.
"Sudahlah, pergi sana! Wajahmu terlihat kurang enak di mata ku sekarang ini." usir Yeri, mengibas-ngibaskan tangannya seakan aku ini hanyalah terpaan angin.
Aku berdecak dan berjalan menuju salah satu kios kantin langganan ku. Sembari menunggu pesanan, aku hanya sibuk memainkan ponsel sampai sadar ada seseorang yang datang dan berdiri disebelahku.
"Hei, Key!" dia menepuk pundak ku, membuatku mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Rose!" pekikku kaget. Ya, semenjak kejadian malam itu aku dan dia sempat tidak bertemu dan membicarakan masalah itu. Mungkin dia butuh waktu sampai menceritakan semuanya padaku.
"Hehehe, hai. Ketemu lagi ya?" Kembaran Jaehyun itu hanya menyengir, khas dirinya. Tidak kaku seperti saudaranya yang lain.
"Kamu kemana aja? Kok baru keliatan sekarang?"
"Sembunyilah! Bisa mati aku sama Jaehyun karena hampir membuat masalah sama Sang Putri kesayangannya." desis Rose. Aku hanya terkekeh mendengarnya berkata seperti itu.
"Tapi---- sebenarnya kamu tau kan apa yang terjadi?" tanyaku. Ekspresi Rose berubah dan menatapku sendu. "Sorry, Rose belum bisa kasih tau."
"Kenapa?"
"Masih banyak urusan, aku pergi dulu. Nanti ketauan sama Jaehyun, bye!"
Percakapan singkat selesai sampai dimana Rose berlari dan menghilang, yang anehnya hanya aku yang bisa melihatnya.
•••
Jam kuliahku siang ini sudah berakhir. Aku sedang duduk di gazebo, menamatkan novel twilight saga pemberian Mark yang sampai saat ini belum kutamatkan.
Ditengah lapangan sana, cuaca sangat terik. Membuatku kepikiran, bagaimana risihnya Jaehyun bersaudara melihat cahaya terik matahari meski ada penangkal melalui aksesoris keramat itu.
"Katie."
Suara bass yang sudah kuhapal diluar kepala, memanggil namaku diiringi dengan kehadiran nya yang langsung duduk berhadapan denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Destiny ❨ J ❩ UPDATED SEASON 2
Fanfiction❨ on going season 2 ❩ "Who are you?" Our destiny has begin and only you can change what happen in the past is will be happen again in the future. but what if when you doubt your path of destiny? Jangan lupa votement:D ⚠anti plagiarism⚠ Started seas...