13

3.6K 438 15
                                    


Pandangan pertama yang kulihat adalah sebuah jendela besar dengan tirai terbuka yang tertiup angin. Cahaya yang masuk menyilaukan mataku dan mau tidak mau akupun terbangun dari tidur.

Kusapu pandangan sekeliling. Sebuah kamar luas dengan aroma mint menguar dalam indera penciuman, sedikit asing untuk kutemui tiap bangun tidur namun aromanya sudah familiar dalam penciumanku.

Aku baru ingat kalau tadi malam aku tertidur di kamar nya Jaehyun. Wajar aroma khas kamar ini sama seperti pemiliknya. Namun aku tidak melihat siapa-siapa disini, keadaan kamar lengang. Semua terasa deja vu, untuk yang kesekian kalinya, Jaehyun tidak pernah kudapati tertidur diatas ranjang.

"Udah bangun?" suara Husky seseorang mengagetkanku.

Jaehyun dengan tubuh shirtless nya dan rambut hazel kecoklatan yang basah. Kutebak, dia baru selesai mandi.

"Terlihat kalau aku sekarang sedang tidur?" kataku sewot. Sapaan paginya terlalu klise ditelingaku.

"Yah masih dendam soal semalaman?" tanyanya dengan kekehan ringan. Aku hanya menatapnya sinis dan mulai mencepol rambut panjang ku asal-asalan.

Aku berjalan keluar tapi tubuhnya mencegatku didepan pintu. "Minggir!"

Jaehyun menggeleng, dia mendekatkan wajahnya padaku sampai terasa hampir tidak ada jarak antara kami. Sial, aku yang malu sendiri. Apakah dia tidak sadar dengan keadaan dadanya yang terbuka itu?

"Aku nangis nih." ancamku.

"Nangis aja." sahutnya santai. Aku berdecak malas dan kembali memberontak supaya dia memberi jalan.

"Pagi pagi kamu sudah bikin aku emosi." kataku kesal. Dia nampak tidak peduli dan malah makin mendekatkan wajahnya padaku. Hidung kami bahkan sudah menyatu. Ya Tuhan.

"Aaa!!" teriak Jaehyun mengaduh kesakitan. Merasa ada peluang, aku langsung berlari keluar dan mengacir masuk kedalam kamarku.

"Rasakan itu Jung pucat Jaehyun!" teriakku puas dari dalam kamar.

Asal kalian tau, aku tadi menekan luka sayatannya lagi sampai dia mengaduh kesakitan. Aku belum melihat bagaimana kondisinya tapi kurasa akan membaik. Yang kutekan mungkin hanya menambah rasa ngilu.

20 menit aku kembali keluar dengan pakaian rumahan. Hanya sweater rajut biru dengan rok diatas lutut hitam. Berhubung hari ini weekend jadi aku akan menghabiskan waktu untuk keluar. Tapi nanti, aku memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu.

"Mau kemana?" tanya Jaehyun yang hadir dari belakangku. Terlihat dia santai dengan gaya casual, kaos putih dan celana ripped jeans hitam.

"Kepo." jawabku singkat. Aku masih sibuk mengoleskan selai coklat pada roti bakar.

"Kau tidak mau mendengar penjelasanku dulu?" katanya mulai sedikit kesal karena ku perlakukan jutek sedari tadi.

"Hmm, go ahead. Aku menyimak dari sini." Aku tetap menikmati roti bakar.

Jaehyun menatapku jengah, lalu berjalan mendekatiku dan dalam sepersekian detik berikutnya, aku sudah berada dalam gendongannya.

"Eh ngapain?!" teriakku panik. Dia tidak ingin berbuat sesuatu kan?

"Lepasin gak?!" paksaku sambil meronta dan memukul pundaknya bertubi-tubi. Dia tidak menghiraukan dan kembali menggendongku sampai kami berdua sekarang berada di rooftop luas.

Aku masih dalam gendongannya saat dia duduk disebuah ayunan gantung yang terletak tidak jauh dari gazebo. Jadi sekarang posisinya aku berada dalam pangkuannya dengan punggungku bersandar pada dadanya.

Bloody Destiny   ❨ J ❩ UPDATED SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang