06

13 6 0
                                    

Tekan bintang dulu sebelum baca.

------*

Happy reading guys💝

*
*
*

Author pov

Seminggu setelah kejadian itu,maksudnya kejadian dimana Elvan yang tidak sengaja menabrak Elzi di cafe itu.Sore ini Elvan datang lagi ke kafe bersama Rico setelah seminggu ini dia disibukkan dengan tugas kampusnya yang menumpuk.

Elvan celingukan mencari keberadaan Elzi tapi ia tak kunjung melihat Elzi di manapun.

"Hei,kau sedang mencari siapa?ayo kita cari tempat duduk."ucap Rico sambil menarik lengan Elvan.

Akhirnya mereka duduk dimeja nomor 2,Rico mengangkat tangannya memanggil pelayan.Tak lama setelah itu seorang lelaki berbaju pelayan menghampiri mereka.

'Sepertinya aku pernah melihatnya' batin Elvan.

Dia terus memandang kearah lelaki itu sampai sampai dia tak menyadari jika Rico sudah memesan sesuatu.

"Kau pesan apa Van?"tanya Rico ."samakan saja denganmu"ucap Elvan sambil terus menatap wajah lelaki itu sambil berusaha mengingat.

Kemudian dia teringat saat ia mengunjungi kafe ini seminggu yang lalu,dia adalah lelaki yang memeluk Elzi,berarti dia adalah adiknya.Sepertinya Elvan harus berusaha menjadi akrab dengannya agar ia mudah mendapatkan Elzi.

"Van,bagaimana dengan tugasmu?apa kata dosen killer itu"tanya Rico yang dapat mengalihkan pikirannya.

"Huftt....aku sudah mengumpulkannya kemarin,kau tahu kan aku mengerjakan tugas itu sampai lembur tiap hari tapi si dosen killer itu dengan seenaknya menyuruhku mengerjakannya lagi.Dasar menyebalkan"ucap Elvan kesal mengingat tentang tugas yang ia kerjakan ditolak mentah mentah dan menyuruhnya mengerjakan tugas itu lagi.

"Hahahaha....yasudah kerjakan saja daripada kau tidak mendapat nilai,benarkan?"ucap Rico yang hanya dibalas dengan anggukan malas dari Elvan.

"Ya kau benar,awas saja jika nanti dosen killer itu menolaknya lagi aku tidak akan mengerjakan lagi"ucap Elvan menggebu gebu.

Tak lama kemudian lelaki tadi datang dengan membawa nampan yang berisi dua cangkir kopi.Disaat lelaki itu hendak berbalik setelah meletakkan kopi tadi suara Elvan mengintrupsinya.

"Tunggu,ngomong ngomong siapa namamu?"tanya Elvan.Rico yang dari tadi hanya diam menikmati secangkir kopinya pun menoleh ke arah Elvan dan memandangnya heran.

"Namaku James"jawab lelaki berseragam pelayan itu.Elvan hanya mengangguk.

"Yasudah kalau begitu kau boleh pergi"kata Elvan.
James yang dari tadi memandangnya hanya bisa melongo tak percaya,pria ini tadi menanyakan namanya sekarang dia malah menyuruhnya pergi.

'Dasar pria aneh' batin James lalu berlalu kearah dapur.

"Van untuk apa kau menanyakan namanya?kau bukan gay kan?"tanya Rico dengan penasaran.

TAKK!
Elvan menyentil dahi Rico keras yang membuat Rico meringis sambil mengusap dahinya dengan tangan kananya.

"Aku masih normal,aku menanyakan namanya karena dia adalah adik dari gadis yang kucintai,mungkin aku akan berusaha akrab dengannya agar aku dapat dengan mudah mendapatkan kakaknya"ucap Elvan santai sambil menyesap kopinya.

"Begitu rupanya"ucap Rico sambil manggut manggut.

---

Sepulang dari cafe Elzi dan James langsung masuk kekamar masing masing untuk membersihkan badan mereka yang terasa lengket akibat keringat.Kemudian mereka berkumpul diruang tamu yang bisa dikatakan cukup besar untuk rumah sesederhana ini.
Elzi duduk di karpet karena disini tidak ada kursi.
James baru saja keluar dari kamarnya dengan tangannya yang memegang buku,James menghampiri Elzi dan duduk disamping kakaknya itu.

The Biggest MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang