14

7 5 0
                                    

"Tak usah memanggilku tuan.Panggil saja aku om Reza,senang bertemu denganmu gadis baik"ucapnya sambil tersenyum membuat Elzi membalas senyumnya.

"Baiklah..om akan pulang"ucapnya seraya beranjak dari duduknya.

"Apa om tidak kesusahan membawa barang sebanyak ini sendirian?"tanya Elzi memastikan.

"Tak usah khawatir om akan menelpon supir untuk menjemput om disini,lebih baik kau pulang "

"Baiklah om,sampai jumpa"ucap Elzi sambil melambaikan tangannya lalu berjalan ke arah gang kecil di depan rumahnya.

Pria paruh baya itu masih memandangi kepergian Elzi dengan senyuman yang masih terukir di bibirnya.

"Dia memang gadis yang baik,tak salah kau memilihnya nak"ucapnya bermonolog.

Tak lama kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pria paruh baya itu.

Pria itu kemudian masuk dan menyuruh supirnya untuk menjalankan mobil meningalkan taman.

Tanpa disadari ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon besar di samping bangku yang Elzi dan om Reza itu duduki.Seseorang itu diam diam memotret mereka ketika mereka sibuk bercengkrama.Dia kembali melihat hasil potretannya.Senyum sinis muncul di bibirnya.

"Kita lihat apa yang akan terjadi  nanti"







***

Elvan pulang dari kampusnya di sore hari.Dia menemukan sebuah amplop putih di depan pintu rumahnya.Entah siapa yang mengirimnya.Elvan mengambil amplop itu dan masuk ke dalam rumahnya.Dia segera kekamarnya untuk membersihkan diri.Amplop itu dia taruh di meja di samping tempat tidurnya.

Elvan keluar dari kamar dengan wajah yang lebih segar.Dia menuju ke ruang keluarga dan melihat mamanya sedang duduk di sofa yang ada di sana.

Elvan duduk di sebelah mamanya yang menonton berita di  televisi lalu memeluk mamanya  dari samping dan menyenderkan kepalanya di bahu sang mama.

Silvi,mama Elvan itu mengelus rambut anak kesayangannya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Elzi"tanya Silvi dengan tangan yang masih setia mengelus rambut Elvan.

Elvan yang mendengar itu pun langsung menampilkan raut datar.

"Sebaiknya mama jangan menyebutkan nama itu"ucapnya datar.

Silvi bingung ada apa dengan anaknya ini?

"Kau mempunyai masalah dengannya?jika memang iya kau harus menyelesaikan dengan kepala dingin.Cobalah berpikir dewasa,jangan memberi penilaian hanya dengan melihat satu sudut pandang saja.Cobalah mendengarkan penjelasannya"ucap Silvi panjang lebar menasehati Elvan.

"Tapi dia telah menghianatiku" ucap Elvan datar.

"Terserah padamu kau sudah dewasa selesaikan masalah kalian sendiri,tapi mama harap apapun keputusanmu nanti tidak akan membuatmu menyesal di kemudian hari".Elvan hanya mengangguk anggukkan kepalanya dengan malas.

"Elvan ke kamar dulu ma"

Elvan berlalu menuju kamarnya.Dia duduk di pinggiran kasur,dia kembali merenungkan apa yang tadi dikatakan oleh mamanya.Dia merasa mamanya benar.Tak seharusnya dia seperti ini.Mungkin besok dia akan bertemu Elzi dan meminta penjelasan pada gadis itu.

Elvan kembali teringat tentang amplop putih yang tadi ditemukannya di depan pintu.Dia mengambil amplop itu lalu membuka isinya.

Elvan membelalakkan matanya melihat isi dari amplop itu.Dia tak mempercayai isi amplop itu yang isinya adalah....

The Biggest MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang