16

20 5 0
                                    


Elzi hanya diam di kursi penumpang dengan James yang tertidur disampingnya.Suasana di dalam mobil begitu hening.

Sesekali Alan melirik ke belakang,ke arah kursi penumpang yang di tempati Elzi dan James.

"Apa kau tidak senang?"tanya Alan ketika melihat Elzi termenung.

"Maksudmu?"tanya Elzi bingung

"Maksudku apa kau tidak senang aku membawamu ke rumah ku--ah..tidak tidak maksudku ke rumah kita"

"Tentu saja aku senang,menurutmu siapa yang tidak bahagia jika bertemu dengan keluarga kandungnya setelah belasan tahun lamanya"

"Hmm yah kau benar jadi mulai saat ini kau harus bahagia".

"Kita sudah sampai"ucap Alan.

Elzi segera membangunkan James yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"James bangunlah kita sudah sampai".

Elzi menepuk nepuk pelan pipi James.James hanya menggeliat tapi matanya masih tertutup rapat.

"James bangunlah".

Elzi kembali menepuk pipi James tapi James hanya diam tidak bergeming.

"Aish..anak ini"gerutu Elzi

"Baiklah James...aku keluar dulu kau disini saja sendirian"ucap Elzi mengancam.

James segera membuka matanya mendengar ucapan Elzi.Dia tidak mau di tinggal oleh Elzi.

"Kakak aku masih mengantuk"ucap James menggeliat keci sambil mengucek matanya.

"Kita masuk dulu James".

James dan Elzi segera keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya memasuki gerbang yang menjulang di hadapannya.

Dua pria bertubuh kekar dan berpakaian serba hitam berdiri di samping gerbang itu.

"Silahkan nona dan tuan muda"ucap salah satu pria itu yang Elzi yakini dia adalah bodyguard di rumah ini.

Elzi dan James hanya membalasnya dengan tersenyum ramah.

Mereka berjalan memasuki gerbang.Mereka terperangah melihat bangungan kokoh dan mewah di depan mereka.Apakah benar mereka akan tinggal di rumah--ah..bukan lebih tepatnya di mansion ini?.Mansion ini bergaya modern dengan warna putih gading yang hampir menyeluruh di setiap bagiannya.

Di depan pintu utama berjejer beberapa wanita berpakaian sama yang mereka yakini adalah maid disini.

"Silahkan masuk"ucap salah satu maid.

"Terima kasih"ucap Elzi sambil tersenyum ramah.

Mereka masuk.Didalam ada Alan dan seorang pria paruh baya menyambut mereka.

"Kenapa kau lama sekali?"tanya Alan kesal.

"Kau tahu aku sudah pegal karena berdiri disini terlalu lama"lanjutnya kesal.

"Alan"ucap pria parub baya itu memperingati.

"Selamat datang Elzi dan--"ucap pria paruh baya itu bingung melihat James.

"James"ucap James spontan.

"Ah iya James"ucap pria paruh baya itu.

"Kak dia ayah?"tanya Elzi tercekat.

"Iya ini ayah nak"ucap pria paruh baya itu.

Elzi langsung berhambur memeluk ayahnya.Menenggelamkan wajahnya ke dada bidang sang ayah.Hangat.Elzi merasakan kehangatan saat memeluk ayahnya.

"Akhirnya aku dapat bertemu ayah kandungku"ucap Elzi lirih.

Tak terasa air mata sudah mengalir di pipinya.Dito--ayah Elzi--yang merasakan baju bagian dadanya basah segera mengusap bahu anaknya.

"Ssstt sudah sudah ayah sudah disini"ucap Dito menenangkan.Elzi melepas pelukannya dan menoleh kebelakang.Dilihatnya James yang sedang memandangnya dengan mata yang berkaca kaca.

"James kemarilah".

James menurut.Dia menghampiri Elzi dan langsung memeluk kakaknya itu.James mulai menangis terisak.

"Kenapa menangis hmm?"tanya Elzi lembut sambil mengusap lembut rambut James.

"Hiks aku hiks tid--tidak suka hiks kakak menangis hiks hiks"ucapnya tersenggal senggal disela sela isakannya.

Dito dan Alan hanya diam menyaksikan hal itu.Mereka tahu bahwa Elzi dan James saling menyayangi.

Elzi melepaskan pelukannya sambil menghapus airmata James.

"Kau ini cengeng sekali seperti anak kecil saja"ucap Elzi.

James cemberut mendengar ucapan Elzi.Elzi terkekeh pelan sampai suara Alan mengintrupsinya.

"James,El sebaiknya kalian istirahat kalian pasti lelah"

"Istirahatlah pelayan akan menunjukkan kamar kalian"ucap Dito.





------*


Elzi sudah ada di dalam kamarnya yang bernuansa serba putih ini.Kamarnya luas didalamnya ada kasur berukuran king size bersprei putih,disamping kasurnya juga ada meja kecil.Di dekat jendela ada meja belajarnya.Elzi mendekat ke arah jendela.Dari sana dia bisa melihat pemandangan indah yang menyajikan keindahan taman di belakang rumahnya karena kamar Elzi berada di lantai dua.

Elzi kembali berjalan ke arah lemari.Di bukanya lemari itu.Dia bisa melihat terdapat banyak baju baju wanita di dalamnya yang Elzi yakini bahwa baju baju ini berharga fantastis.

Elzi merasa lelah dia segera membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Elzi mencoba untuk tidur tetapi ingatannya kembali kepada Elvan.

Tentang Elvan yang berubah padanya,tentang semua ucaoan Elvan yang tidak dia mengerti.

Elzi menggeleng pelan mencoba mengenyahkan pikirannya.

'Biarlah ,semuanya telah berlalu,sekarang aku sudah mempunyai keluarga yang akan membahagiakanku,aku akan berusaha melupakan Elvan, mengganggap semuanya hanya terjadi dalam mimpi.Sekarang aku harus bahagia dengan menjalani kehidupanku yang baru' batin Elzi

Elzi kembali menutup matanya hingga kegelapan menjemputnya untuk mengarungi dunia mimpi.

The Biggest MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang