Jangan lupa vomentnya
Happy reading guys💝
*
*
*
Elzi pov
Sekarang aku baru saja tiba di rumah bersama James setelah menghabiskan waktu untuk bekerja.Ya aku masih bekerja di RC.Dan soal Sava dan Kinan,semuanya masih sama.Persahabatan kita baik baik saja meskipun kadang ada masalah kecil tapi kita bertiga bisa mengatasinya.
Dan soal hubunganku dan Elvan saat ini sudah berjalan selama dua bulan.Semenjak aku dan Elvan berpacaran dia berubah menjadi sangat posesif padaku,dia akan sangat cemburu jika aku bersama pria lain kecuali adikku.Dia juga membelikanku ponsel dengan merk berkelas dan aku yakin harganya sangat mahal,aku sudah menolaknya tapi dia berkata 'jika kau memiliki ponsel aku dapat dengan mudah menghubungimu dan selalu memantau apa saja yang kau lakukan selama dua puluh empat jam' ,coba kalian pikirkan betapa posesifnya dia .
Ngomong ngomong soal James sekarang dia sedang belajar di kamarnya katanya minggu depan sudah ulangan kenaikan kelas.
Memang diawal kami berpacaran Elvan selalu bersikap hangat padaku,dia selalu tersenyum jika bersamaku meskipun sikap posesifnya terkadang kambuh.
Tapi sekarang entah kenapa aku merasa Elvan tak seperti dulu lagi,sekarang dia menjadi lebih tertutup dan sedikit dingin padaku,dia juga jarang tersenyum saat kita bersama.Kupikir dia sedang kelelahan karena tugas kuliahnya,mungkin nanti aku akan menanyakan hal ini padanya.
Aku berjalan kekamar James,kulihat disana dia tertidur terlentang dengan buku matematikanya menutupi wajahnya.
Aku mangambil bukunya lalu menyimpannya di sebuah kardus yang berisi buku bukunya.Aku mengambil selimut tipis miliknya dan menyelimutinya.Kuusap pelan kepalanya.
"Tidur yang nyenyak James.Selamat malam".
Aku keluar darikamar James dan berjalan menuju kamarku sendiri.Aku mulai merebahkan tubuhku berniat untuk tidur tapi mataku masih enggan tertutup.Kembali aku memikirkan tentang perubahan sikap Elvan padaku.
"Kenapa sikap Elvan mulai berubah?apa dia ingin membuat kejutan untukku?tapi kejutan dalam rangka apa?".
Berbagai pertanyaan bermunculan di kepalaku.Aku menggelang berusaha mengenyahkan pikiranku tentangnya.Biarlah besok saja kutanyakan padanya.Aku berusaha menutup mataku dan lama kelamaan aku terlelap.Elzi pov end
Author pov
Keesokannya Elzi bersiap siap berangkat ke cafe.Dia berangkat menggunakan angkot.Setelah membayar angkot,dia turun dan berjalan namun dia terdiam melihat Elvan ada di sana didalam cafe.
Elzi segera masuk,dia ingin menanyakan tentang hal yang akhir akhir ini mengganggu pikirannya.
Dia sudah berdiri di depan Elvan tapi sepertinya Elvan masih tak menyadari keberadaannya.Sedari tadi pria itu masih tetap memegang ponsel mewahnya sambil sesekali tersenyum.Elzi yang melihatnya pun terheran heran.Akhirnya Elzi mulai menyapa Elvan setelah sedari tadi diam mengumpulkan keberaniannya.Entahlah Elzi merasa Elvan bukanlah Elvan yang dulu,dia seolah tak mengenali Elvan yang sekarang.
"Ehmm El"
Elvan yang merasa terpanggil pun mengangkat wajahnya.Elvan tahu siapa yang memanggilnya.Dia kenal betul pemilik suara itu.
Elvan tak menjawab dia hanya memandang dingin ke arah Elzi.Elzi duduk di kursi berseberangan dengan Elvan.
"Siapa yang menyuruhmu duduk"ucap Elvan dingin.
Elzi bingung kenapa sepertinya Elvan menjadi semakin dingin padanya?.
"Kau kenapa El?kenapa sikapmu berubah kemana Elvan yang duku aku kenal?kenapa kau jadi seperti ini?"lirih Elzi.
Lagi lagi Elvan tak menjawab dia hanya memandang Elzi tetap dengan tatapan dinginnya.Dia berlalu pergi dari hadapan Elzi.
Elzi segera berlari menyusul Elvan yang sudah akan memasuki mobil mewahnya.
Elzi menggenggam tangan Elvan lembut.Elvan merasakan kehangatan tangan Elzi.Rasanya masih sama,hangat.Tapi Elvan kembali teringat dengan perkataan seseorang yang menyakiti hatinya."Apa maumu?"tanya Elvan tanpa menoleh ke arah Elzi.
"Kau masih belum menjawab pertanyaanku El"
"Jawaban yang sebenarnya ada pada dirimu".Elvan membuka pintu mobilnya menggunakan tangan sebelahnya yang tidak digenggam oleh Elzi.
"Aku tidak mengerti El,tolong katakan padaku apa aku melakukan kesalahan padamu?jika iya ku mohon maafkan aku"lirih Elzi.
Elzi bingung dengan jawaban Elvan.Kesalahan apa yang telah dilakukannya sampai membuat Elvan seperti ini padanya?dia sungguh bingung.
"Sebaiknya kau intropeksi dirimu,cari kesalahanmu dan tolong lepaskan tanganmu".
Elvan mencoba melepaskan genggaman tangan Elzi tapi wanita itu semakin mengeratkan genggamannya seolah tak rela jika genggamannya dilepas.
"Tunggu El,tolong beritahu padaku"
Elvan tak mendengarkannya,pria itu yerus mencoba melepaskan tangannya tapi Elzi semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Elvan.
"SUDAH KU KATAKAN LEPASKAN TANGANKU SIALAN!!!KAU TULI HAH!!"bentak Elvan.
Elzi terkejut dan segera melepaskan genggamannya.Air matanya luruh mendengar bentakan Elvan.Sebenarnya dia mengalami sedikit trauma dengan bentakan.Dia akan teringat bagaimana dirinya di usir dari rumah oleh kakak dan ibunya dulu.
Elzi masih terdiam kaku,pandangannya kosong,nafasnya tersegal segal.Sementara Elvan telah masuk ke dalam mobilnya dan mulai menjalankan mobil mewahnya itu meninggalkan Elzi yang masih terdiam disana.
Sebenarnya Elvan ingin meminta maaf telah membentak Elzi dan membuatnya menangis.Dia tak tega melihat Elzi menangis.Dia ingin mendekap gadis yang dicintainya itu sambil menenangkan dan mengucapkan kata maaf padanya tapi lagi lagi Elvan teringat perkataan seseorang itu.Hatinya berdenyut sakit jika mengingat apa yang dikatakan seseorang itu padanya tentang Elzi.
Elzi masih berdiri disana.Masih dengan pandangan kosong,nafasnya semakin tersengal segal hingga dia merasakan tak dapat menahan beban tubuhnya.
Elzi merasa jika kepalanya terbentur benda keras.Dia berusaha membuka matanya.Mulutnya mengucapkan kata 'tolong' berulang kali dengan suara lemahnya hingga dia merasa kehilangan kesadarannya dan kegelapan mulai menyelimuti penglihatannya.Yang terakhir dia dengar adalah sebuah suara beberapa orang yang mungkin mengerubunginya saat ini.
------*
See you next part💝
KAMU SEDANG MEMBACA
The Biggest Mistake
Random"Mencintaimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku" Elzi