BDM~5. Sah Jadian

82 13 0
                                    

Ve sarankan kalo kalian mau baca ini istigfar dulu deh:
Btw jangan jadi siders ya! Gak baik tau. Karena vote dan comennt dari kalian itu sangat berarti buat ve. Oke lah gak usah banyak omong happy reading!

****

Bulan berjongkok sambil mengikat tali sepatunya yang lepas. Jam sudah menunjukan pukul 17.00 tapi abangnya belum juga menunjukan batang hidungnya.

'Aslinya bang Mars ini inget nggak sih janji mau ngejemput gue?' batin Bulan mulai cemas.

Pasalnya handphonenya sudah mati sejak 15 menit yang lalu. Dan sialnya dia tidak membawa power bank. Jadi tidak bisa pesan ojek online ataupun menelfon abangnya.

Belum lagi hari ini dia lupa membawa uang lebih. Dan sekarang uangnya tinggal 5 ribu rupiah saja.

Bulan menghela nafas. Mungkin lebih baik dia berjalan pulang kerumah saja. Jam segini sekolah juga sudah sepi.

Sebenarnya jarak rumah bulan dan SMA Angkasa lumayan jauh. Sekitar 3 km, dulu dia pernah berangkat ke sekolah dengan sepeda. Eh tapi pulangnya malah dipalak preman.

Dan Mars langsung marah besar dan bersikeras mencari kedua preman itu. Tapi karena dihalangi Bulan , akhirnya Mars membatalkan niatnya.

Sejak saat itu, bulan dilarang Mars berangkat menggunakan sepeda. Dan sialnya peraturan Mars itu di setujui oleh kedua orang tua mereka yang saat itu baru pulang dari luar kota.

"Ya udah deh, mending jalan kaki aja" Bulan berdiri dari halte bus yang dia gunakan untuk menunggu sedari tadi.

Tiba tiba ada seseorang yang menahan lengannya. Bulan tersentak, dia langsung berbalik dan bersiap melawan orang yang menahan tangannya.

Namun saat melihat orang itu Bulan langsung mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu langsung berubah menjadi gugup.

"Pulang bareng gue" ucap orang itu.

"K-kak Matahari?"

Matahari menarik pelan Bulan menuju mobil hitamnya. Cowok itu membukakan pintu mobil untuk Bulan dan menyuruhnya duduk di kursi samping kemudi.

Matahari lalu berjalan memutar dan membuka pintu kursi kemudinya. Cowok itu lalu mengemudikan mobilnya meninggalkan area SMA Angkasa.

Selama perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua. Bulan terlalu tenggelam dalam lamunannya sendiri, sedangkan Matahari sedang fokus menyetir.

Bulan masih terlalu bingung dan terkejut dengan matahari yang tiba tiba mengantarkannya pulang. Sampai tak dia sadari bahwa mobil hitam milik Matahari sudah berhenti didepan pagar rumahnya.

Bulan melepas seatbelt nya dengan gerakan kaku. Gadis itu tersenyum gugup kearah Matahari yang sedang menatapnya.

"M-makasih kak. A-aku duluan ya" ujar Bulan dengan susah payah.

Gadis itu membuka pintu mobil Matahari dan kembali menutupnya. Sekali lagi Bulan tersenyum kearah Matahari dari balik kaca mobil cowok itu.

Dia melambaikan tangannya dengan gerakan patah patah dan berbalik untuk membuka gerbang rumahnya.
Namun saat dia akan masuk kedalam halaman rumahnya, seseorang menahan lengan kanannya. Bulan menoleh dan menemukan Matahari yang sedang menahan lengannya dengan raut wajah yang serius.

"Mm....k-kak Matahari a-ada apa ya?" tanya bulan gugup.

Matanya melirik tangan besar Matahari yang memegang lengan tangan kanannya. Terasa hangat, tegas, lembut dan nyaman?. Bulan refleks menggelengkan kepalanya. Apa sih yang dia pikirkan?.

Bulan dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang