fight 15

2.6K 235 6
                                    

Jimin mengurung diri di kamarnya setelah pulang sekolah, membuat eomma jimin khawatir bahkan tetdengan suara barang-barang di lempar dan beberapa kali teriakan dari dalam kamar.

Jimin memeluk lutunya dan duduk di ranjang paling pojok. Dia berusaha menenangkan diri namun selalu gagal dia melihat kearah cermin yang seakan menampakan bayangan dirinya sendiri yang menunjuk padanya dan berkata pembunuh. Jimin seakan frustasi dia melempar kursi belajar kearah cermin dan hancurlah cermin itu dengan kaca yang berceceran kamana-mana. Ingatan tentang bagaimana para dokter berusaha menyelamatkan nyawa sahabatnya kembali muncul.
.
.
Setelah kejadian semalam jimin sudah mulai terlihat lebih tenang buktinya sekarang dia sedang berada di bangkunya sedang melakukan kegiatan membaca buku
Walaupun sebenarnya dia sama sekali tak fokus pada bukunya karena tadi pagi ketika dia sampai di kelas papan tulis penuh dengan tulisan "selamat datang kembali" "selamat datang di masa lalu" "kau seorang pembunuh" seperti itulah tulisan di papan dan dengan segera jimin menghapusnya.
.
.
Jimin pulang lewat jalan lain yang jarang ia lewati berharap tak akan bertemu dengan suga, tapi sialnya suga telah menunggu di depanya tepat dibawah tangga sambil tersenyum, jimin berhenti dan suga dengan cepat berada di hadapannya jimin mencoba memukul namun suga sudah lebih dulu menghindar dan mengambil 2 kalung yang di pake jimin kemudian mengenggamnya.

"na,, arra" ucap suga kemufian menatap tajam pada jimin

"ANDWEEE" teriak jimin dan menghampiri suga, menengdang dan memukul, suga masih dengan tenang dan dapat dengan mudah menghindar semua serangan jimin

"kau membunuh mark, jimin. Kau seorang pembunuh" jimin menengang badanya kaku matanya tak fokus suga membisikan lagi kata-kata itu sembil mencengkeram kerah jimin.

"appo" "appo, jimin-ah"
"tolong aku" "jimin-ah ini sakit" "tolong aku" "jimin-ah"  suga berbisik di telinga jimin dengan nada dan suara yang sangat memiluka, sedang jimin mulai lemas semua kejadian terlihat jelas dimananya, bagaimna mark di pukuli, di kroyok, di tendang dan di dorong dari atas tangga yang membuatnya tak mampu untu bangun kembali kemudian di hajar habis-habisan oleh sekelompok siswa, jimin menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada mark karena mark ingin jimin berhenti berkelahi dan dia yang berkorban mangantikan jimin untuk di pukuli oleh sekelompok siswa yang ingin balas dendam pada jimin. Jimin semakin lemas kenangan itu berputar-putar dalam ingatannya senyum mark yang tak mampu ia liat lagi, sumpah serapan yang mark ucapkan ketika jimin berbuat aneh dan mengodanya. Jimin terduduk lemas dia mencoba mencari kesadaranya kembali, sampai akhirnya di mendengar suara mark dia mendongak untuk melihat

"jimin-ah.. Kau baik?" ucapnya demgan senyum di bibir mark sambil mengulurkan tanganya, setidaknya itu yang jimin lihat. Jimin  berjalan menuruni tangga mengapai tangan itu. Itu bukan mark melainkan suga namun di mata jimin itu mark dengan ttagapan kosong di meraih kepala suga dan menempelkanya.

"mianhe, mianhe, mianhe,mianhe, mianhe mark, mianhe, jeongmal mianhe, mianhe mianhe, kumohon maafkan aku, minahe mianhe mianhe" kata jimin tanpa jade dan tampa melepas kepala suga yang masih menempel padanya.

"AAAAAAAKKKKKKHHHHHHH"

Suara yerikan bukan lah berasal dati jimin melainkan suga, suga tak mampu menahan semuanya, dia melihat bagaimana jimin berteriak seperti orang gila, bagaimana frustasinya jimin, bagaimna jimin akan mengakhirin hidupnya, bagaimna jimin menggurung dirinya, bagaimana jimin menyalahakan dirinya sendiri, bagaimana penyesalan yang jimin rasskan, semua memenuhi kepala suga, dia tak mampu dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Suga sadar dari pingsannya. Lebih tepatnya yoongi karena suga telah kembali di tidurkan setelah kejadian tadi, yoongi melihat kilat amarah dalam mata jimin, matanya tajam, tatapan membunuh seperti monster.

"ji-jimin" ucap yoongi terbata mungkin ini adalah akhir hidupnya aura yang jimin keluarga sangat gelap dan menakutkan.

Jimin mendekat dan menghajar yoongi habis-habisan tanpa ampun, menendang beberapa kali menghantem kembali dengan pukulan yang keras. Jimin berhenti dan berdiri setelah melihat yoongi yang sepertinya tak sadarkan diri, meninggalkan yoongi tergeletak di tempat dan memandangi tangannya sendiri yang penuh dengan darah segar milik yoongi.

Tanpa ada yang tau sebenarnya sejak awal pertarungan seokjin ada di sana melihat semua yang terjadi, dia menghampiri yoongi yang mulai sadar.

"apakah sakit?" tanya seokjin pada yoongi yang di balas anggukan kemuadian membantunya berdiri dan memapah yoongi pulang

"benar-benar seorang monster" ucap seokjin sampil memandang lurus ke jalan.
.
.
Sekolah

Jimin masih setia membasuh tanggannya atau lebih tepatnya mencuci tangannya dia selalu melihat bayangan darah di tanggannya akibat kejadian kemarin sudah hampir 1 jam dia di sana untuk mencuci tangannya

"apa yang kau lakukan?" tanya seorang tiba-tiba

"pergilah aku sedang tak ingin di ganggu"

"kenapa, bukan kah kita teman?"

"SIAPA YANG MAU MENJAFI TEMANKU, AKU HANYA SEORANG PEMBUNUH"

"ani.. Kau bukan pembunuh"

"kau tak akan mengerti taehyung-ah"

"aku mengerti, maaf pernah membencimu, bukan kah kita sudah berjanji akan selalu menjadi teman apapun yang terjadi" ucapnya sambil perlahan memeluk sahabatnya itu dia tau, ini bukan salah siapapun. Hanya waktu saja yang tak berpihak pada mereka saat itu.
.
.
Tbc

Voment jangan lupa ya,, ku sudah dobel update nih.. Heheheh

ready to go fight (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang