fight 7

3K 251 4
                                    

Jimin pulang mencoba mengabaikan tulisan yang ada si diding koridor sekolah, ia hanya terus berjalan, terus melangkah sampai ia mendengar seorang memangil namanya.

"Park Jimin-shi"

"Nugu?" Tanya jimin padanya

"Nega? Eunwoo, aku dengar kau orang yang kuat, mari kita buktikan siapa yang paling kuat." Ucap namja tadi yang ternyata eunwoo.

Jimin mengabaikannya, melanjutkan langkahnya.

"Aku dengar kau membunuh seseorang, serius?" Namja itu tersenyum.

"Oh.. apa ini? Kau bereaksi dengan kat-kata serius? Atau dengan kata-kata kau serorang pembunuh?" Tanya eunwoo ketika mendapati jimin berhenti melangkah, dia berbalik dengan mata yang siap untuk membunuh siapa saja yang ada di pedannya.

"Kapanpun kau siap" tambah eunwoo, jimin melepas menjatuhkan tasnya sebagai isyarat dimulainya pertandingan, pulukan dan tendangan berkali-kali di lancarkan oleh eunwoo tapi jimin masih bisa menghindar, sampai jimin layangkan pukulan tang membuat bibir sebelah kiri uenwoo berdarah dan pipi kanan jimin juga tergores dan berdarah, eunwo kembali memukul jimin, namun dengan sigab jimin membanting nya ke tanah dan melayangkan pukulan, namun ia hentikan sebelum benar-benar mendarat di wajag eunwoo.

"Hahaha, kamu kuat juga, kamu adalah kekalahan keduaku, kamu akan bertemu denganya nanti." ucap eunwoo yang masih tergeletak di tanah

"Aku tak peduli, menang atau kalah itu adalah hal yang tak penting." Ucap jimin yang kemudian berlalu meninggalkannya.
.
.
Bangtan Room
"Aku akan pergi dan meluruskan ini, akan aku lihat seberapa kuatnya dia" ucap hoseok pada seokjin dan namjoon.

Taehyung dan jungkook yang tadinya fokus pada kertas yang ada di tangannya menatap hoseok dengan tatapan tak mengerti.

"Tidak kita tunggu lebih lama lagi" ucap seokjin

"Kau tidak takut padanya  kan seokjin-ah, atau jangan-jangan kau memang takut padanya?" Tanya hoseok yang langsung di hadiahi tendangan oleh seokjin yang membutnya terpental menghantam meja di ruangan itu, "apa yang kau tunggu, kau mau menunggu sampai kapa?" Tambahnya sambi menahan sakit.

"Kita tunggu sebentar lagi, aku penasaran dengannya, apa yang ia sembunyikan dan jungkook yang akan melawannya terlebih dulu." Ucap namjoon sambil menatap jungkook dan kertas yang ada di tangga jungkook.

Taehyung yang dari tadi hanya diam seakan ingin mengatakan sesuatu namun ia tahan kembali. Entah apa yang ada di pikiranya tak ada yang tau.

Jungkook pov
"Aku yang melawannya?" Tanyaku pada namjoon yang hanya di jawab dengan anggukan yang menandakan itu adalah keputusan final

“bisakah aku melawanmu? Mampukah aku mengalahkanmu hyung, aku sudah berjanji akan memanggilmu hyung saat itu juga, maaf saat pertemuan kedua kita aku memanggil dengan namamu, mianhe hyung” saat  sedang sibuk dengan pikiranku taehyung menepuk pundakku.

"Kau kenapa? Kau takut melawannya?" Tanya taehyun hyung

"Anni.. hanya saja dia begitu menyeramkan. Jimin hyung benar-benar akan berubah sangat menakutkan saat bertarung" ucapku yang langsung dapat tatapan akeh dari semuanya.

"HYUNG? JIMIN HYUNG?" Tanya semua anggota secara bersamaan

"Kenapa kau memanggilnya hyung? Kau mengenalnya?" Tanya yonngi hyung dengan tatapan yang mengintimidasi

"A-a-annii,, hanya saja karena aku disini yang paling muda jadi aku rasa memang harus memanggilnya hyung, dan juga selama ini aku tak pernah memanggil nama kalian karena aku merasa cangung untuk menambahkan kata hyung. Jin-hyung, namjoon-hyung, yonngi-hyung, hoseok-hyung berada di kelas 3 taehyung-hyung dan jimin-hyung mereka seumuran berada di tingkat 2 sedangkan aku berada d tingkat 1, jadi aku merasa harus memambah kata hyung di belakang nama kalian. Dan mulai sekarang aku akan panggil kalian hyung." Ucapku panjang lebar dengan jantung yang berdetak kencang, karena aku tak punya alasan yang lebih masuk akal dari pada ini, “jungkook pabo kenapa menanggilnya dengan sebutan hyung, aish..!!”.
Aku benar-benar merutuki kebodohanku saat ini, mereka semua diam seakan menyetujui pernyataanku dan tidak memperpanjang masalah ini, namun tiba-tiba taehyung hyung membuka suaranya, ingin rasanya aku membunuhnya saat itu juga.

"Chakaman, jungkook-ah, kau tadi bilang bahwa jimin akan berubah menakutkan saat bertarung, kau pernah melihatnya?"

”haish.. bagaimana aku harus menjawabnya, kenapa dia bertanya seperti itu” batinku dalam hati ketika aku hendak menjawab dengan berbagai alasan tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dan menampilkan satu murid.

"Ada apa?" Tanya hoseok hyung

"itu.. uenwoo telah dikalahkan oleh jimin." Ucap murid itu.

"Arraseo kau boleh pergi." Ucap yoongi dingin. Dan itu berhsil mengalihkan perhatian semua orang dan melupakan pertanyaan tadi.

"Jadi... kau masih akan menunggu?" Hoseok hyung kembali bertanya

"Ne, kita tunggu sebentar lagi, karena dia masih punya satu lawan lagi." Ucap yoongi hyung sambil berjalan merebut kertas yang aku dan taehyung hyung bawa. Dan itu benar, apa yang di katakan yoongi hyung itu benar, jimin hyung masih punya satu musuh lagi yang aku tak tau itu siapa, bahkan mungkin bukan cuama aku tapi semua anggota bangtan tak ada yang tau.
.
.
Di sebuah gudang seseorang sedang duduk di kursi dengan beberapa orang yang berdiri mendengarkan apa yang dia katakan dan perintahkan kepada mereka.

“ kau berikan ini pada park jimin besok, aku akan membatumu balas dendam atas kematian kakakumu” ucap seorang namja yang duduk di kursi dan menyodorkan sebuah surat. Dan hanya di jawaban anggukan oleh namja  tersebut dan mengambil kertas itu kemudian keluar dari gudang tersebut.

“apa kau yakin kita bisa mengalahkannya? Ucap seorang namja kepada namja yang duduk di bangku.

“ tidak ada yang mampu mengalahkann jimin kecuali dia atau lebih tepatnya kenangan tentangnya” jawab namja itu sambil membakar sebuah foto tiga namja yang ada di tanggannya. Kita akan segera bertemu jimin-ah, mari kita selsaikan urusan kita yang belum selesai, tambah namja itu dan tersenyum licik.

.
T
B
C
Maaf untuk chapter ini segini dulu, udah mentok ini otak, gak ada inspiransi,. Jangan lupa koment n vote ya, kritik dan saran sangat di butuhkan, gomawo

ready to go fight (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang