*Bienvenidos a nuestra temporada-Welcome to Our Season*
Dengan berbagai rasa.
Dengan berbagai suasana.
Karena ...
"Setiap musim punya kisah."
---
Proyek Antologi Harsetsia.
RAWS COMMUNITY.
21 Januari 2019
Sebersit harum bunga merebak di udara Semilir angin kian menguatkan Sang Aroma Membelai lembut jiwa yang mulai redup
Hamparan warna manis kini menyapaku Menarikku untuk masuk lalu terbuai Seolah ia berkata bahwa hidup terus melaju Waktu terus bergulir Takkan pernah berhenti
Bagaikan semi di bulan April Walau panas membuatnya luruh Dinginnya salju menekan ia semakin dalam Namun ia tetap kembali Tak peduli bahwa akan selalu ada yang menyakitinya Membuatnya gugur dan tak indah lagi
Begitu halnya denganmu, Kawan Kau tahu bahwa kau mampu Jangan biarkan apapun menghalangi langkahmu Demi kebahagiaan sejati yang telah kau impikan selama ini
Kala itu genda Saling beradu Tatkala bayu beraksi Pertanda hujan Akan turun
Awan kelam mulai Menerjang dirgantara Bias binar baskara Mulai meredup Bertransisi menjadi Kelam kelabu
Kabut Nostalgia mulai bermain Tatkala rintik hujan membumi Disinilah aku Bersama hujan dan kerinduan Yang masih terjebak Dalam album kebersamaan
Hujan telah menjadi saksi bisu Antara aku dan kau Tiap rintihannya adalah kerinduanku Tiap hembusannya selalu Terselip pesan untukmu Berharap bisikan kerinduan Itu akan terbalas
Adakah terbesit di nuranimu Untuk membuka jalan kerinduan itu? Untuk kembali merajut kasih Berpayungkan ribuan tetes hujan?
Kaltim, 10 Februari 2019
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan, Aku mendengar gemuruh air mulai berjatuhan di atas atap kamar. Perlahan kusibak tirai jendela dan melihat bayang wajahmu di tiap rintik hujan. Dan itu membuatku rindu. Apakah kau juga merindu?
Saat semua orang sibuk berbincang dengan pujaan hati. Apalah dayaku yang hanya sebatas pemimpi?
Hujan kian menjadi-jadi. Aku tak tau, apa hujan begitu cemburu saat aku merindukanmu? Atau hujan mencoba mewakili rasa rinduku layaknya tetesan itu?