"Yuna!" Teriak Satria dengan tergesa-gesa menghampiri Yuna yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.
Yuna menoleh, "Sat? Ada apa? Kok--"
"Itu ... Bima, Na ... Bima ...."
"Bima kenapa?" tanya Yuna penasaran.
"Bima abis dipukulin sama Galih, sekarang dia lagi ada di uks, tolongin dia dong, Na," Pinta Satria.
"Kok bisa?" Yuna membulatkan kedua matanya.
Satria mengatur napasnya yang tersengal-sengal, "Tadi tuh, Galih mukul anak cewek gara-gara ngejatohin makanan dia, dan lu tau kan kalo Bima itu paling nggak suka liat cewek di kasarin pake fisik? Ya walaupun ... mulut dia emang kasar banget, tapi dia nggak pernah maen tangan."
Yuna menghela napasnya, sebenarnya ia sangat ingin berada di sisi Bima di saat seperti ini, tapi ketika mengingat Sania ... tentang gadis itu yang sudah sangat baik padanya, Yuna pun harus tahu diri.
"Maaf, Sat. Lu tau kan gua ini cuma siapanya Bima, mending lu ngomong ke Sania, deh."
Satria mendengus, "Gua udah ke kelas dia, tapi kata temennya dia lagi ke luar buat ngambil buku pelajaran yang ketinggalan. Jadi gua minta tolong ke lu, ya, Na?"
"Nggak, Sat. Gua tau diri, dan selama ini Sania udah--"
Tanpa aba-aba, Satria dengan cepat menarik lengan Yuna untuk segera menuju uks tempat dimana Bima berada.
Satria juga ingin Bima tidak memperlakukan Yuna semena-mena lagi, dan dapat memilih satu di antara dua kekasihnya itu.
Bima tidak boleh egois dengan memilih dua-duanya, walau ini adalah permintaan Sania, Satria tak ingin sahabatnya itu berada di jalan yang salah.
.
.
.
.
Pintu uks dibuka perlahan, memperlihatkan Bima dengan wajah penuh lebam, pria itu berusaha menahan kesakitannya. Tapi tentu saja rasanya tetap menyakitkan.
"Bim," Panggil Satria
Bima yang merasa terpanggil pun menoleh, "Apa, Sat-- eh? Kok ada lu juga, sih?" Bima agar terkejut melihat kehadiran Yuna tepat di belakang Satria
Keduanya berjalan mendekat ke arah Bima.
"Udah agak mendingan, Bro?"
Bima mendelik, "Menurut lu gimana, nih?"
"Sorry, Bro. Bercanda doang elah, baper amat lu, kaya cewek pms," Ledek Satria
"Lagian gua udah bawa bidadari penyembuh dari surga nih, Bim. Di jamin dalam proses lima detik lu langsung bisa salto lagi," Lanjutnya.
Bima menatap sekitar, "Mana?"
"Ini, ada Yuna, spesial gua bawain untuk lu, Bima." Satria duduk di samping sahabatnya itu.
"Maksud gua ... Sania mana?"
Satria menghela napasnya, "Kali-kali sama Yuna aja, Bim. Sania lagi ke luar, jadi nggak bisa dateng."
"Dia sama Sania itu beda, Sat. Sania udah jelas-jelas pacar gua, sedangkan--"
"Stop! Jangan ngerendahin cewek kaya gitu! Intinya sekarang gua minta sama lu, tolong hargain Yuna! Dia udah capek-capek kesini, loh," Sungut Satria.
Bima mendengus, "Ya udah, terserah lu aja, dah."
"Oke, kalo gitu... gua pamit dulu, Bim," Satria menatap Yuna sebentar, "Na, tolong rawat Bima sebaik-baiknya, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melupakan Cintamu✔(TAMAT)
Teen FictionKebodohan terbesarku, adalah memaksakan diri untuk tetap bersamamu. Hingga aku tak sadar, bahwa hatimu memang bukan takdirku. Aku terlihat bodoh karena terus mengemis, melupakan derajatku sebagai seorang wanita. Kini garis kehidupan telah menuntunk...