Laki-laki itu mendecak kesal sembari menatap sinis perempuan yang berdiri tepat di depannya, "Lu nggak bosen terus-terusan ngejar gua? Kagak capek? Gua yang cuma diem aja ngerasa capek, lhoo, ngeliat lu terus."
Perempuan cantik itu menggeleng pelan sambil tersenyum kecil, "Nggak dong, kapan, sih, seorang Yuna Putri Adinata ini capek, hm?"
"Terserah lu aja, deh, jadi perempuan kok keliatan murahannya banget, sih?" Laki-laki itu mendengus menahan emosinya, "Lu kan tau, gua udah punya pacar, Sania itu pacar gua, dan gua nggak mungkin ninggalin dia. Mendingan lu nyerah aja deh, Na."
Mata Yuna sedikit berkaca-kaca mendengar perkataan Bima, pria yang ia sukai sejak kelas sepuluh.
Mengingat peristiwa dimana Bima menyatakan cintanya kepada Sania tepat di depan seluruh siswa SMA Garuda membuat Yuna hancur, bahkan dia hampir melakukan percobaan bunuh diri jika tidak dicegah oleh sahabatnya, Lia. Sekanak-kanakan itu, tapi begitulah cara Yuna mencintai.
"Engga, Bim. Aku udah sabar selama satu tahun ini, dan aku nggak akan nyerah!" seru Yuna dengan penuh keyakinan.
"Terserah lu, Na. Yang jelas gua cuma cinta sama seorang Sania Almira, bukan lu, semua harapan lu itu nggak akan pernah terjadi! Nggak akan!" Bima menekankan kalimat itu sambil menggertakkan giginya, kemudian pergi meninggalkan Yuna yang tersentak akibat bentakan pria itu, padahal Bima tidak pernah membentak seorang wanita seperti ini, sekasar ini.
Bima sebenarnya adalah pria yang baik, itulah alasan Yuna begitu menggilai Bima, bahkan di saat pria itu sudah memiliki pasangan sekalipun.
Gadis itu tersenyum miris meratapi nasibnya, "Gua yakin suatu saat lu bakal bales perasaan gua, Bim."
---☆☆---
"Na, kamu mau beli apa?"
Yuna menatap pria di hadapannya itu dengan malas, "Apa aja, terserah lu."
"Ehm, jus mangga mau? Sama makanannya aku pesenin bakso, ya?"
"Gua kan udah bilang, terserah lu aja, kuping lu masih normal, kan, Ren?"
Reno, siswa pria yang terkenal dengan kepintarannya, memiliki wajah manis namun tertutupi oleh sikapnya yang terkesan culun.
Pria itu takluk di hadapan cinta Yuna, walau ia tahu bahwa Yuna tidak menyukainya karena telah ada Bima di dalam hati terdalam wanita pujaannya itu.
Kisah cinta yang rumit ini harus membuat Reno bersabar dalam menanti cinta Yuna yang mungkin saja akan berlabuh kepadanya. Bentakan, cacian, atau hinaan akan ia terima ... asal Yuna tetap bertahan menjadi miliknya dalam kondisi apa pun.
"Oke, aku pesenin dulu, ya?" ujar Reno yang kemudian bangkit dari bangku kantin menuju jajaran warung di tempat itu.
Di sisi lain, hati Yuna terasa begitu panas ketika melihat Sania dan Bima yang bergandengan tangan saat menuju ke kantin.
Sama-sama ceria, tertawa, dan bahagia ... namun Yuna membenci itu.
Dia tak ingin melihat tangan Bima digenggam oleh wanita lain, atau saat Bima bahagia dan tersenyum karena wanita lain.
"Kapan lu bisa suka sama gua, Bim?"
Yuna tersenyum simpul, meratapi betapa malang hidupnya.
Dia berpacaran dengan pria yang tak sama sekali dicintainya, dan masih berharap pada seseorang yang jelas-jelas sudah menolaknya.
Aku ingin menyerah, tapi hasrat dan gairahku belum menemukan alasan untuk mengalah. Lalu bagaimana aku bisa berpasrah, jika takdir belum memberiku sebuah kenangan rasa yang indah.
TBC
Assalammualaikum, izin promo cerita baruku yaaa, terima kasih🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Melupakan Cintamu✔(TAMAT)
Ficção AdolescenteKebodohan terbesarku, adalah memaksakan diri untuk tetap bersamamu. Hingga aku tak sadar, bahwa hatimu memang bukan takdirku. Aku terlihat bodoh karena terus mengemis, melupakan derajatku sebagai seorang wanita. Kini garis kehidupan telah menuntunk...