"Woy semuanya ... dengerin kita yang mau ngebacain buku harian salah satu temen kita nih, Yuna Putri Adinata!"
Suara speaker itu membuat fokus para siswa langsung tertuju kepadanya, bahkan termasuk Yuna yang kini sedang merasa tidak enak badan, mendengar namanya terpanggil membuat gadis itu langsung bangun dari posisinya.
Apa? Nama gua dipanggil? - Batinnya.
Sekelas pun kompak melirik aneh ke arah Yuna yang masih linglung dengan keadaan sekitarnya.
"Na, nama lu dipanggil tuh." Yesa mencolek bahu Yuna yang membuat Sang empunya risih.
Yuna mendecak, "Iya tau, mangkanya diem dulu! Gua lagi mau dengerin, nih."
"Gua ... Lucy, pacarnya Tama. Dan di samping kanan gua ada Sania juga, pacarnya Bima. Apa kaitannya kita berdua di sini? Eh sebelumnya tenang dulu, kita udah izin dan bayar, kok, kebetulan juga kan mau istirahat nih, nggak ganggu kegiatan belajar-mengajar, kan? Jadi ya ... kalian jangan protes, ya."
Yuna semakin merasa was-was dengan yang didengarnya tersebut.
Apakah ...
"Langsung aja deh kita bacain halaman pertama buku harian Yuna ini, cewek cantik ... tapi kelakuannya minus, pura-pura jadian sama cowok gua, pegangan tangan sama Satria, dan ... entar aja deh, gua baca dulu bukunya."
Yuna makin merasa takut dengan semua ini, dia ingin menghampiri Bima untuk meminta penjelasan kenapa Lucy sampai tahu akan hal ini.
"Lu mau kemana, Na?" tanya Caca yang keheranan dengan gerak-gerik Yuna tersebut.
Yuna menghela napasnya, "Mau ketemu Bima, ada urusan penting!"
Yuna pun langsung bergegas menuju kelas Bima yang tak jauh darinya, ia sekilas melihat siswa-siswi lain menatapnya sinis, tapi saat ini dia tidak boleh memperhatikan itu semua, fokus Yuna!
"Haruskah aku mengatakan bahwa aku mencintainya bahkan sebelum gadis itu datang ke dalam kehidupannya?"
Yuna menjadi semakin panik, Lucy sudah mulai membacakan buku hariannya itu. Dia harus segera mencegahnya, entah ... bagaimana buku hariannya itu berada di tangan mereka.
"Aku harus rela, tapi bagaimana? Aku sudah mencintainya terlalu dalam, dam rasanya sakit, sangat! Apa kurang dalam diriku? Sehingga dia tidak mau melirikku sedikit pun?"
Dan setelah berjalan cepat, akhirnya dia sampai ke kelas Bima.
"Bim!"
Pria itu menatap Yuna tajam, "Maksud lu apa ngasih buku harian lu ke--"
"Nggak ada waktu lagi, kita harus cepet-cepet ke sana, sebelum semuanya terlambat."
Yuna menarik paksa lengan Bima, dan menyeret pria itu ke arah sumber suara.
"Oh ... panjang banget ternyata, langsung ke akhir aja deh."
Yuna semakin mempercepat langkahnya.
"Aku bahagia karena akhirnya dia mau menerimaku, tapi aku merasa bersalah karena harus melepas Reno, laki-laki yang sangat baik."
"Tapi aku merasa tidak bahagia setelah memilikinya, dia masih mencintai kekasihnya, hanya Sania ... hanya gadis itu yang ada di hatinya, bukan aku."
Lucy merasa terkejut dengan apa yang ia baca barusan, begitu pula dengan Sania. Mereka berdua berpikir kalau Bima berselingkuh karena sudah bosan dengan Sania, tapi ternyata ... ah sudahlah!
"Oke guys, kalian udah tau kan siapa yang di maksud dalam sedikit narasi di sini? Oke-oke, gua akan kasih tau yang sebenernya ... Yuna itu sebenernya bukan selingkuhan Tama seperti yang kalian bilang, lebih tepatnya cabe itu tuh selingkuhannya Bima, dan cowok brengsek itu malah nyuruh cowok gua buat ngaku-ngaku jadi pacarnya si cabe ... eh si Yuna. Jadi udah paham, nih? Eh buat kalian yang masih belum percaya, gua udah photocopy semua lembar buku harian Yuna dan gua taro di mading, ini asli kok. Kalian bisa liat deh kalo itu tuh tulisan dia ... dan satu lagi ... ada video singkat percakapan antara Satria sama Yuna yang bakal gua tampilin ke kalian, semoga aja kalian makin tau jelas sama masalah ini ya, guys."
Benar saja, ketika sedang melewati mading yang terpampang di koridor sekolah, mereka melihat semua lembar photocopy buku harian milik Yuna.
Yuna pun langsung melepas genggamannya dan melihat setiap lembaran kertas tersebut.
Terdengarnya juga rekaman antara dirinya dengan Satria di kantin, membuat semuanya nampak makin kacau.
Bima menatap Yuna dengan sangat emosi, "Lu bodoh banget, sih! Kenapa coba urusan kaya begituan diomonginnya pas di sekolah."
"Maaf, gua salah." Yuna menunduk.
"Yaudah ayo cepetan kita susul mereka!" seru Bima.
Yuna dan Bima pun berlari lagi, tak peduli berbagai pasang masa menatap kedua insan itu dengan tidak suka.
Mereka harus meluruskan kesalahpahaman ini, demi hubungan Bima dengan Sania.
--☆☆--
"Ren, itu Si Sania katanya nyesel banget udah mutusin lu," ucap salah seorang teman Reno yang ditanggapi dengusan pelan oleh pria itu.
"Gua harus apa? Balik lagi ke dia?"
"Ya iyalah, Bro. Kapan lagi--"
"Gua cowok, gua punya harga diri, sekali gua udah dibuang ... gua nggak bakal bisa balik ke dia lagi," putus Reno final yang membuat temannya itu melongo.
Pasalnya, Reno dipuji habis-habisan oleh teman-temannya karena berhasil menaklukan hati Yuna yang menjadi idaman hampir seluruh pria di SMA Garuda ini. Mereka menyangka Reno beruntung karena telah memiliki pacar secantik gadis itu, namun ... tak ada satu pun yang tahu mengenai penyiksaan yang telah Yuna lakukan padanya. Hinaan, cacian, segala itu telah menjadi makanan sehari-harinya.
Ia sadar, mendapatkan kekasih yang cantik tak akan jadi tolak ukur kebahagiaan seorang pria.
Buat apa menjalani hubungan ketika pasanganmu tak memberikan hatinya untukmu?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Melupakan Cintamu✔(TAMAT)
Ficção AdolescenteKebodohan terbesarku, adalah memaksakan diri untuk tetap bersamamu. Hingga aku tak sadar, bahwa hatimu memang bukan takdirku. Aku terlihat bodoh karena terus mengemis, melupakan derajatku sebagai seorang wanita. Kini garis kehidupan telah menuntunk...