3

510 89 0
                                    














Kai memutuskan untuk pergi ke taman yang tak jauh dari gedung tempat tinggal nya. Rasa jenuh dan bosan sangat mendominasi hatinya kini.

Awalnya ia tak pernah terpikirkan jika kakinya membawanya ke taman ini. Mengingat siapa dia, pasti club malam adalah pelampiasannya.

Kini, tak lagi. Ia benar-benar lelah dan bosan. Ia hanya ingin kesunyian dan kesejukan.

Sendirian... Duduk dibawah pohon rindang. Menatap danau yang tenang. Memasuki musim semi, benar-benar hawa yang menenangkan. Dia memejamkan matanya. Menikmati setiap helaian angin menerpa wajahnya. Berharap segala lelahnya hilang.

Kyungsoo...

Wajah gadis itu selalu menghampirinya. Dia benar-benar tidak bisa melupakan gadis itu. Rasa bersalah dan penyesalan selalu menyelimuti hatinya.
Dia yang dulu begitu bodoh karna selalu menyakiti gadisnya. Hanya karna status mereka.

"Uncle," Kai membuka matanya saat mendengar suara yang begitu familiar.

Benar dugaanya. Gadis kecil cantik memeluk kaki nya yang ia tekuk. Gadis itu bermanja disana. "Haowen? Kenapa kau bisa disini?'

Gadis yang dipanggil pun tersenyum. "Aku selalu kemari setiap akhir pekan, Uncle. Aku baru melihat uncle disini. Sendirian?"

Kai menarik gadis itu kedalam pangkuannya. "Uncle, sednirian. Haowen sendiri dengan siapa kemari? Dengan mama?"

Haowen menggeleng. "Aunty Alice... " dia menunjuk kearah kanannya. Kai dapat melihat Alice yang berjalan menghampirinya dengan membawa dua mangkuk ice cream.

"Haowen nakal?" ujar Alice ketika sudah sampai disamping Kai dan Haowen.

Haowen menggeleng. "Tidak, aunty."

"Aunty tadi bilang apa? Jangan pergi kemanapun tanpa aunty bukan?"

Haowen mengangguk. "Maaf, tadi Haowen melihat Uncle Jongin. Jadi, Hoawen menghampiri nya."

Alice menghela nafas. Dia duduk disebelah Kai. "Maaf menganggumu."

Kai menggeleng. Jantungnya benar-benar tidak bisa ia kendalikan. "Tidak apa."

"Aunty. Ice Cream... "

"Berjanji pada aunty untuk tidak mengulanginya lagi..."

Haowen mengangguk dan menjulurkan jari kelilingnya. "Promise, Aunty."

Alice tersenyum dan memberikan ice cream rasa coklat pada Haowen yang masih tenang duduk di pangkuan Kai.

Kai masih tak bisa melepaskan pandangan nya dari wajah Alice. Kecantikan, suara, dsn kelembutan nya benar-benar mengingatkan dia pada Kyungsoo.

"Kau mau juga, Kai ssi?" Alice menyodorkan mangkuk ice cream nya pada Kai. Menyadarkan Kai dari lamunannya.

Kai berusaha tenang dan tersenyum pada Alice. Dia menggeleng menjawabnya. "Tidak, kau nikmati saja."

"Uncle, bersama Haowen saja." mau tidak mau Kai menerima suapan dari Haowen. "Kata mama, kita harus berbagi. Dan uncle tidak boleh hanya melihat."

Alice tertawa pelan. Dia mengusak rambut Haowen. Kai tersenyum tipis melihat interaksi keduanya.

"Kau tak bisa memandangku sebagai dirinya. Aku berbeda darinya." ucapan Alice benar-benar menamparnya.

Alis nya menukik menatap Alice. "Apa maksud mu?"

Alice tersenyum lembut. "Aku tau, Luhan mengatakan semua cerita kalian padaku. Hanya karna aku mirip seperti sahabatnya. Dan aku juga tau tentangmu dan dia yang sebagai saudara..."

For Your Sake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang