13

865 88 8
                                    





Tidak, Kyungsoo bermimpi sangat indah semalam. Bermimpi Jongin pulang dan memeluknya dengan hangat. Bahkan hingga kini rasa hangat itu masih memeluk perut besarnya.

Perlahan, Kyungsoo mengelus perutnya. Mendapatkan tangan lain disana. Tangan yang ia rindukan. Perlahan dia berbalik dengan susah payah karna perut besarnya.

Wajah suaminya yang tertidur dengan tenang sangat dekat dengannya. Bahkan ia dapat merasakan hangat deru nafasnya. Banyak luka lebam di wajah Jongin. Kyungsoo sadar bahwa semalam bukanlah mimpi. Jongin memang kembali dengan luka tentunya.
Dia sadar seperti apa Jisoo. Wanita gila itu sangat berobsesi pada suaminya.

"Jongin..."dia mengusap pelan pipi hingga rahang Jongin. Mengusap luka lebam yang ada disana. "Aku merindukanmu."

"Tidurlah lagi." Jongin membuka matanya. Kyungsoo menggeleng. Air matanya bahkan sudah mengalir deras. "Hey, kenapa menangis? Apa yang sakit?"

Kyungsoo kembali menggeleng. "Aku senang kau kembali."

Jongin menghela nafas lega. "Kupikir ada apa, Kyung. Boys tidak menganggu bukan?"

Kyungsoo menggeleng. "Mereka sangat menyayangiku. Mereka pengertian."

Jongin tersenyum dan mencium kening Kyungsoo dalam. "Terima kasih dan maaf."

"Aku hanya menerima kata terima kasih, tidak dengan maaf. Bukan kau yang salah, Jongin. Dan aku baik-baik saja. Kau tenang saja."

"Baiklah. Bagaimana dengan sarapan?"

Kyungsoo mengangguk. "Mereka sangat lapar."

***

"Bagaimana dengan kelanjutannya?" Jongin menatap penuh harap pada Jongdae dan Sehun. Kedua sahabat nya yang bekerja sebagai keamanan.

"Jisoo sudah tertangkap. Dan saat ini sedang dalam proses persidangan. Kau akan dipanggil sebagai saksi dan korban."

Jongin mengangguk. "Lebih baik dia dikirim ke rumah sakit saja."

"Kau benar. Tapi, dia perlu dipenjara juga agar dia tidak menganggumu setidaknya."

Jongin mengangguk setuju. "Dan untuk perusahaanku. Aku benar-benar berterima kasih sudah menjaganya." dia menatap Suho dan Chanyeol. "Juga kalian sudah menjaga keluargaku."

"Hey, Kyungsoo itu adikku. Wajar saja jika aku menjaganya."

Teriakan Kyungsoo membuat pertemuan mereka terhenti. Jongin langsung berlari menuju kamar mereka dimana Kyungsoo berada.

Jongin tersentak saat melihat Kyungsoo terduduk dilantai dengan darah yang mengalir dipahanya. "Apa yang terjadi sayang.?"

Kyungsoo menggeleng, dia meringis kesakitan. "Sakit, Jongin."

"Angkat dia, Jongin. Bawa kerumah sakit."

Jongin menuruti perkataan Suho. Dia berusaha mengangkat tubuh Kyungsoo yang memang tidak ringan. Dia berjalan cepat menuju mobil yang sudah ada Chanyeol di kemudinya.

***

"Pasien harus segera melahirkan. Dan operasi jalan satu-satunya agar ibu dan anak-anaknya selamat. "

"Lakukan apapun, Dok. Selamatkan mereka." ujar Jongin kewalahan. Pikirannya hanya keselamatan Kyungsoo dan ketiga anaknya.

Baru saja dia kembali malam tadi, dan Kyungsoo harus merasakan sakitnya melahirkan. Ingin rasanya dia mengutuk siapapun yang sudah memisahkan nya dari keluarga kecilnya.

"Tenanglah. Kyungsoo akan selamat." Jinwoo merangkul bahu anaknya. Memberi ketenangan yang ada.

"Riwayat penyakitnya yang membuatku tidak tenang, Dad."

"Itulah yang kau pikirkan. Kyungsoo berhasil selamat dari penyakitnya. Dan dia pasti akan berjuang untuk anak-anak kalian."

"Dia akan selamat kan dad? Aku tidak tau bagaimana merawat tiga anak jika tanpa dia."

***

"2 putra tampan anda, tuan Kim."

Jongin mengernyit heran. "2? Bukankah mereka tiga, dok?"

Dokter itu tersenyum. "Istri anda sudah bangun. Dan putri anda sedang menyusu pada ibunya."

"Putri? Dia perempuan, dok?"

Dokter mengangguk. Jongin mendekat dan melihat kedua putra yang dibawa dua suster itu. "Kami akan memindahkan mereka ke ruang inap. Dan kalian bisa menemuinya disana."

Kedua suster itu memberikan dua anak lelaki tampan pada Jongin dan Jinwoo. Jongin yang kaku berusaha untuk tenang menggendong putranya. Dia menatap wajah anak lelakinya. "Dia mirip denganku, dad."

Jinwoo pun menoleh. Dia tersenyum. "Sedangkan dia, perpaduan kalian berdua. Mata dan hidungnya seperti Kyungsoo dan bibir seperti dirimu."

Jonhin terkekeh pelan. "Bagaimana dengan putriku?"

Baekhyun mendekat, dia ingin melihatnys dari dekat, bersama Luhan disampingnya. "Mereka tampan."

"Yah. Seperti ku."

Luhan mencebil kesal. "Terserah kau saja."

***

"Siapa nama mereka?"

"Aku tidak tau. Bagaimana dengamu, Jongin?"

"Sebenarnya aku benar-benar tidak berpikir tentang namanya. Karna aku baru saja kembali. "Dia menatap putra pertamanya. "Sepertinya ada nama yang terlintas. Kim Hyunjoo. Kim Myungsoo. Dan Kim Leah. Untuk si bungsu aku ingin namanya itu. Tidak ada korea."

"Bagus, aku suka." sela Jinwoo. "Bagaimana denganmu, Kyung.?"

Kyungsoo mengangguk. "Tak apa. Itu bagus."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For Your Sake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang