8

471 82 12
                                    




















"Apa kau sudah melakukannya? " Membersihkan apa yang mereka lakukan, itu yang dimaksud oleh lelaki tubuh jangkung itu.

Pria berkulit putih itu mengangguk. "Jongdae sedang membari kesaksian, bagaimana pun juga dia memilki jabatan tinggi disana."

Chanyeol mengangguk. "Bagaimana dengan Jongin?"

Sehun menggeleng. "Masih belum bisa di bujuk." dia menunjuk keruangan ICU, disana Jongin duduk di depan ruangan itu.  Menunduk dalam, menggenggam erat kedua tangannya.

Chanyeol meringis melihat kesedihan dan ketakutan sahabatnya itu. "Kau sudah menelpon Luhan?"

Sehjn mengangguk. "Luhan sudah menjemput Baekhyun. Kau jangan khawatir, Baekhyun tidak akan terkejut. "

Chanyeol mengangguk. Dia memang tidak bisa menghubungi istrinya, karna takut istrinya akan terkejut, jadi, dia meminta Luhan untuk menjemput dan memberitahukan nya perlahan.

Dia melangkah mendekati Jongin. Duduk disampingnya. Dia sempat melirik botol minum yang masih rapat tertutup. "Minumlah. Kau perlu ketenangan."

Jongin memberikan botol itu pada Chanyeol tanpa melihat. "Bukakan. Aku tidak bertenaga. "

Chanyeol menggeleng. Dia mengambil dan membukanya. Ia berikan pada Jongin. Jongin yang menerima langsung ia minum hingga habis.

"Dia baik-baik saja. Kau tenanglah."

"Aku tidak bisa tenang sebelum mereka selesai, Chan."

"Sehun... "

"Chanyeol.... "

Ketiga lelaki itu melihat 2 wanita yang menghampiri mereka, salah satu dari mereka sedang hamil tua. Chanyeol langsung berdiri dan menyambut istrinya. "Jangan berlari. "

"Bagaimana Kyungsoo?" dia tidak mendengarkan Chanyeol yang mengkhatirkannya.

Chanyeol menggeleng pelan. "Dokter belum menanganinya."

Baekhyun terduduk lesu. Tangannya mengusap lembut perut buncitnya. "Semoga dia tida apa-apa."

Chanyeol menarik Baekhyun masuk kedalam pelukannya. Menenangkan nya dalam usapan lembut.

Luhan memberikan sebuah paperbag pada Jongin. "Aku sempat meminta pelayan rumah mu menyiapkan ini. Gantilah pakaian mu dulu. Banyak darah."

Jongin menerimanya dengan lesu. Lalu dia berjalan ke kamar mandi untuk berganti.

Luhan memeluk Sehun dalam diam. Menangis lirih. Sehun mengusap lembut punggung sempit Luhan. "Tidak apa.. Dia tidak apa-apa. Bukankah dia mampu melewatinya?"

***

Hampir 4 jam mereka menunggu pintu itu terbuka, bahkan Baekhyun tertidur dalam pelukan Chanyeol karna tidak ingin pulang. Matahari pun sudah terbit, Jongdae dan Minseok bahkan sudah tiba sejak satu jam lalu. Dan pintu itu belum terbuka.

Luhan datang dengan membawa beberapa makanan untuk sarapan mereka. "Makanlah."

"Waah, Lu. Kau benar-benar seperti ibu kami." celetuk Chanyeol menerima makanan milik nya dan Baekhyun yang masih diam.

"Jangan banyak bicara. Makan saja."

Jongin menerima makanan itu. Namun, tak kunjung ia buka. Ia menunduk. Hatinya semakin tak karuan karna pintu itu tak kunjung terbuka sejak tadi.

Klik...

Lampu merah berubah hijau... Pintu terbuka, Jongin langsung berdiri dan menyambut dokter itu.

For Your Sake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang