12

504 75 6
                                    











Jongin duduk terdiam menatap langit malam dibalik jendela. Pertemuan nya dengan Kyungsoo siang tadi benar-benar membuat kerinduannya semakin besar. Kini, ia tau tentang keadaannya setiap pagi selalu mual dan muntah. Ini karna kehamilan Kyungsoo. Setidaknya ia senang karna bukan Kyungsoo yang mengalaminya. Mereka bisa berbagi keadaan.

Namun, kondisi Kyungsoo yang duduk diatas kursi roda benar-benar mengganggu pikirannya. Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?

Pintu terbuka, Jongin tidak menghiraukannya, terasa dekapan diperutnya. "Makan malam?"

Jongin menggeleng. "Kau ingin apa, Jisoo? Aku akan memberikan semuanya. Asalkan kau membiarkan aku kembali."

"Aku tidak ingin apapun. Kau tau bukan jika aku hanya inginkan kau."

"Perusahaan Wu?" Jongin masih menawar.

Jisoo melepaskan pelukannya. Dia membalikan tubuh Jongin untuk menghadapnya. "Berhenti menawar. Kau tau... "

"Baiklah, aku paham. Ayo kita tidur. Aku lelah."

***

"Mereka ada didekat kita selama ini. Dan kita tidak menyadari itu." Chanyeol mengacak rambutnya kasar, wajah pucat Jongin menjadi gangguan dipikirannya. Dia tau, Jongin tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Baekhyun mengusap punggung Chanyeol menenangkan, "tenanglah, kita pikirkan bagaimana menyelamatkan Jongin."

"Baek benar, Chan. Kita akan mengeluarkan nya." sambung Luhan.

"Joohyun mengatakan padaku, saat dia mengantarkan Kyungsoo kerumah sakit, mereka melihat Jongin. Tidak. Mereka bertemu Jongin." sela Sehun.

Sunyi. Keenam orang dewasa itu terdiam dalam pikiran masing-masing.

"Bagaimana tanggapan mereka satu sama lain?" Minseok bertanya memecahkan keheningan 

"Ada Jisoo yang menahan Jongin, dan Kyungsoo hanya tersenyum bahagia. Setidaknya dia tau Jongin masih dalam satu langit yang sama." jawab Sehun.

Luhan mengangguk. "Itulah Kyungsoo. Yang dipikirkan nya saat ini hanya ketiga putranya. Walau dia sangat merindukan Jongin."

Jongdae beranjak membuat semua memandangnya bingung. "Ada apa?" tanya Minseok heran.

"Aku akan kesana."

"Jangan bodoh, Jongdae! "

Belum juga Jongdae menjawab, ponsel Sehun berdering menyela mereka.

"Ya?" Sehun menjawab panggilan itu. Maniknya menatap sekeliling.

Dapat dilihat raut wajah Sehun yang berubah marah dan terkejut. "Bawa dia, bawa dia kerumah sakit! Cepat! "

"Ada apa, Sehun? " Luhan berusaha menenangkan Sehun yang tak terkendali

Sehun masih tersambung telepon itu tak menjawab Luhan. "Dasar keras kepala. Baiklah. Bawa dia kerumahnya, kami akan kesana."

Sehun membanting kasar ponselnya. "Jongin. Dia nekat untuk kabur. Alhasil tubuhnya benar-benar hancur dipukuli. "

"Dimana dia sekarang?"

"Anak buahku berhasil menemukannya, dan dia memaksa untuk bertemu dengan Kyungsoo."

"Dengan keadaan seperti itu?"

"Oleh karna itu aku melarangnya. Kalian tau sendiri bagaimana keras kepala nya dia. Aku sangat yakin, dia terlalu khawatir melihat kondisi Kyungsoo."

For Your Sake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang