6

435 81 0
                                    












"Sial,,,! " teriak Kai. Dia melempar ponselnya hingga terdengar suara pecahan. Ponsel itu hancur.
Dia menatap nyalang ke arah 3 lelaki yang duduk tak jauh darinya. "Kenapa kalian tidak pernah mengatakannya? Jika kalian mengatakan lebih awal, aku bisa menolongnya."

Terdengar helaan nafas berat. "Kris Wu sudah mengincar nya sejak mereka kuliah bersama. Saat itu keluarga Zhang sedang krisis. Perusahaan nya di ambang kebangkrutan. Yixing berusaha keras. Dan Kyungsoo tidak bisa hanya tinggal diam saja.
Tak banyak yang ia ceritakan. Tapi, yang aku tau. Kris lah yg membantunya. Namun, tak lama, Yixing kecelakaan dan sempat kristis beberapa hari hingga akhirnya meninggal. Ayahnya mulai depresi, hingga meninggal karna serangan jantung. Dan ibunya..." Chanyeol menghentikan ceritanya. Dia menatap Kai yang Menunggunya. "Ibunya dikurung dan disiksa oleh Wu. Karna Kyungsoo tak juga menerimanya. Beberapa hari kemudian, ia mendengar bahwa ibunya meninggal. Dia menyerah. Akhirnya dia menyerahkan diri setelah namamu disebutkan untuk menjadi korban selanjutnya."

"Seandainya kau mengatakannya dari awal, Chan."

"Kami tidak tau apapun. Yang dia katakan hanya kau dalam bahaya. Dan kita harus membantumu. Hanya itu. Dia tidak mengatakan apapun tentang dirinya. Hingga kemarin dia mengajak kami bertemu dan pamit. Bahkan dia tidak mengatakan apapun. Semua yang aku tau itu dari orang suruhanku."

Kai menunduk dalam. Berita pernikahan pewaris tunggal Wu bersama pemilik ZA... Menjadi trending dan pencarian utama di laman utama.

"Dia mengatakan untuk melupakannya. Tapi, dia malah membuatku ingin merebutnya." gumam Kai.

Jongdae mendekati dan merangkul Kai. "Kita memiliki rencana. Kuharap kau tidak gegabah."

Kai mengangkat wajahnya, melihat Jongdae penuh arti. "Rencana apa?"

"Tapi, maaf jika rencana ini membutuhkan waktu cukup lama. Kita harus mengumpulkan bukti lebih banyak.".

***

Kyungsoo duduk menundukan kepalanya. Mencengkeram erat spray kasur yang ia duduki. Dia takut... Air matanya menetes, jatuh menetesi gaun yang ia pakai.

Hari yang ia impikan menjadi hari yang sangat ia sasali. Menjadi hari yang sangat ingin ia lupakan.

Dia masih menutup mata walau terdengar pintu terdengar. Suara langkah kaki mendekat

"Sayang... "Dagunya terangkat oleh jepitan jari kokoh lelaki itu. Tatapan tajam penuh hasrat menatapnya.

Kyungsoo membalas tatapannya dengan nyalang. "Lakukan yang kau mau... "

Kris menyeringai tipis. Mengusap bibir Kyungsoo menggunakan ibu jarinya. "Sebenarnya aku sangat ingin. Tapi, melihatmu seperti ini, membuat ku tidak bersemangat. Aku akan bersenang-senang di kamar sebelah saja. Kau istirahat. Besok aku akan datang ".

Kyungsoo menutup matanya. Dia bersyukur. Setidaknya malam ini dia bisa selamat. Entah apa yang akan terjadi esok. Dia hanya bersyukur tentang keadaannya saat ini.

Kamar sebelah.? Rumah Wu sangat besar, dan memilki banyak kamar. Kamar yang di maksud Kris adalah kamar sekretarisnya. Lebih tepatnya Jisoo Kim...

***

Minseok melangkah kan kakinya masuk kedalam butik tempat ia bekerja. Lebih tepatnya di pusat dari berbagai cabang yang ia tangani. Saat ini ia sedang berada di China. Banyak keperluan yang harus ia selesaikan..

"Apa Alice sudah mulai bekerja?"

Pekerja itu mengangguk pelan. Raut wajah sedih dan khawatir. Minseok heran melihatnya, bahkan beberapa pekerja lain pun terlihat sama.

For Your Sake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang