BAB I

1.5K 85 1
                                    

Hari ini seperti biasa diawali dengam teriakan mama memanggilku bangun untuk bekerja.
"Rubeeca ayo bangun, udah siang nih nanti telat loh" panggil mama dengan setengah teriak didepan pintu kamarku.

"Udah bangun dari tadi kok ma, ini aja Bee udah siap tinggal sarapan aja" kataku sambil tersenyum pada ibuku yang paling aku sayang.

"Kalau sudah bangun, aturannya bilang dari tadi biar mama nggak teriak kayak dihutan aja, kalai terdengar tetangga gimana kan, kamu juga yang bakal malu. Masa iya anak gadis bangunnya malas nanti jodohnya di patok ayam"sungut mama sambil berjalan didepan ku.

"maaf deh mah nggak lagi deh, soalnya aku kecapekkan banget. Tadi malam aku pulang ke rumah jam 12 lembur dibutik" kataku sambil memelas.

"Iya iya tapi kamu jangan telalu capek, kerja boleh tapi jangan berlebihan saya. Kasian nanti sakit gimana kan mama, papa sama kakak kamu juga yang bakal khawatir" jelas mama.

"Siap tuan ratu, perintahmu akan hamba laksanakan" kata ku sambil hormat dan kami tertawa bersama-sama.

"Ada apa ini kenapa ketawa nggak ajak" kata papa sambik berjalan dari kamar.

"Ini pah biasa anak kamu kalau kerja pasti  seperti bapaknya yang akan dikerjakan sampai selesai dan melupakan waktu untuk yang lain" kata mama mendramatisir.

"Ah mama lebay deh kan papa nggak pernah lupa sama mama. Mama adalah prioritas papa yang paling utama dari semuanya" kata papa.

"iya... percaya deh sama papa" kata mama sambil tersenyum malu-malu.

"Udah-usah sebaiknya kita sarapan nanti kita telat pah" kataku sambil menarik papa dan mama ke meja makan.

"Kakak ke mah belum bangun?" Tanyaku.

"Kakak kamu sudah berangkat dari pagi tadi, katanya sih ada mitting penting gitu" timpal mama sambil meletakkan nasi goreng di piringku.

"Gimana kerjaan kamu Bee, papa denger kamu dimasukkan jadi salah satu juri kompetisi masak di tv" tanya papa.

"Alkhadulillah semua berjalan dengan baik walau jadi lebih sibuk"

"dan untuk jadi juri kompetisi masak itu, Bee masih belum mengiyakannya. Kan papa tau sendiri gimana sibuknya aku direstoran sama di butik, jadi aku masih mempertimbangkan tawaran itu" kataku.

"Kalau papa sih mendukung apapun yang menjadi pilihan kamu, selagi kamu bisa apa salahnya. Tapi ingat jaga kesehata  jangan sampai sakit" ujar papa.

"Iya jangan keasyikan kerja jadi lupa sama kesehatan, sama mama, juga jodoh tu" timpal mama.

"Aduh mah aku belum mikirim yang jodoh, kak Ray aja masih betah menjomblo masa iya aku melangkahi kakak" kata ku sambil menyelesaikan makanku.

"Iya tapi kapan lagi mama bisa mendapatkan menantu kalau kedua anak mama sibuk pacaran sama kerjaan" sungut mama

"Nanti juga ada waktunya mah, biarkan mereka menikmati masa muda" timpal papa.

"Iya tapi sampai kapan pah, temen mama aja sudah banyak yang menimang cucu bahkan saudara kita juga banyak yang sudah seperti itu dan sepupunya anak-anak juga banyak yang sudah menikah dan punya anak" kata mama sambil menatapku dengan memelas

"Oke aku bakal datang dengan calon suami asal mama bahagia tapi bukan sekarang juga mah. Aku akan menikah bukan karena paksaan karena umur apa lagi paksaan dari orang lain. Nanti seandainya setelah menikah dan tidak berjalan dengan baik apa aku akan menyalahkan orang lain dan keadaan kan tidak mungkin" kataku memberi pengertian pada mama.

"Iya tapikan sayang" tolak mama

"iya aku ngerti apa yang mama inginkan tapi ada waktunya mah, untuk sekarang memang aku belum ada pikiran untuk hal itu karena, aku mau membahagiakan mama sama papa dengan karya yang aku buat, bisa berguna untuk orang lain dan yang paling penting aku bisa memperbaiki diri aku menjadi anak dan perempuan yang lebih baik lagi" kataku.

"Kalau kamu menikah juga akan membahagiakan mama dan papa, sayang" kata mama sambil menatapku.

"Masih banyak cara untuk membahagiakan mama dan papa, udah iya mah aku mau berangkat kerja dulu udah hampir telat nih" ujarku.

"Papa juga mau berangkat nih mah, kamu mau bareng papa sayang?" Tanya papa.

"Enggak deh pah makasih, soalnya aku mau pulang ke apartemen soalnyakan sudah satu minggu aku menginap disini jadi bawa mobil sendiri aja" kataku

"Iya mama bakal sendiri lagi nih"kata mama sambil menhela nafas gusar.

"Aku bakal sering kesini kok mama" timpal ku

"Assalamualaikum mah" seru kubersamaan dengan papa.

Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku, aku adalah Rubeeca Syasha Darnamsyah anak kedua dari Zaiyan Darmanyah dan Valerie Peterson. Sedangkan kakakku bernama Jhoven Pratama Darmansyah. aku seorang desainer sekaligus seorang koki, walau keluarga ku termasuk keluarga yang berkecukupan bahkan lebih tetapi kami anak-anaknya diajarkan mandiri dan juga kerja keras sedari kecil.

Oh ya aku ingin bertanya apakah kalian pernah mengalami situasi dimana ibu atau ayah selalu bartanya kapan kau akan menikah seakan-akan kau akan jadi sangat menderita jika tidak menikah secepatnya, jika iya apa yang akau kalian rasakan dan jawaban apa yang akan kalian berikan untuk mengakhiri pembicaran itu.

Kalau kalian bertanya apa jawaban ku yang sebenarnya aku tidak lagi memikirkan yang namanya pasangan karena, para pria juga tidak akan melirikku bahkan mereka malas melihat juga akan mentertawakan aku secara aku seorang perempuan yang memiliki tubuh tidak ideal. Kalian pasti bisa menebaknya kan, iya kau seorang perempuan gemuk. Aku memiliki tinggi 165 cm dengan berat  90 kg dan bisa bayangkan besarnya aku seperti apa, jadi aku tahu diri dari pada aku tersakiti lebih baik aku bahagia dengan caraku sendiri.

***

Semoga suka dengan cerita dari penulis amatiran ini😅😅
mohon tinggalkan jejak berupa vote dan juga coment untuk mendukung cerita ini😀


Miss Fat Why NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang