BAB 7

670 48 1
                                    

POV Rubeeca

Hari ini seperti biasanya rutinitas yang Aku jalani, pagi hari aku pergi ke butik untuk menyelesaikan sketsa untuk project bersama Lady ZL kemudian bertemu dengan beberapa klien yang ingin menggunakan jasaku. Dibutik ini tidak hanya baju yang aku design sendiri tetapi juga ada tas, dompet, sepatu hingga aksesoris. Kemudian disore harinya aku akan ke restoran untuk memeriksa pembukuan maupun menciptakan menu baru dengan chef yang bekerja bersamaku direstoran selain itu juga aku membantu untuk melayani pelanggan jika sedang ramai. Pekerjaan yang aku lakukan saat ini merupakan hobi yang aku sukai, aku suka memasak yang akhirnya membuat aku berpikir dan berusaha membangun usaha restoran yang ku rintis dari 2 tahun yang lalu dan untuk butik aku memulainya dimasa kuliah yang berawal saat teman-teman melihat baju yang aku kenakan dari designku sendiri.

Aku baru saja sampai direstoran dan disambut dengan sapaan dari Fajar sang manager restoran. "Sore Mbak, tumben telat kemari?" tanya Fajar.

"Kebetulan hari ini ada pekerjaan yang harus dikerjakan dan juga ada meeting dengan beberapa klien, iya jadinya telat deh kemari," ujarku sambil tersenyum.

"Oh iya Mbak. Untuk rekap barang yang diantarkan pagi dan siang tadi sudah aku taruh atas meja diruangnya Mbak," jelas Fajar.

"Makasih iya. Dan juga untuk hari ini kita closenya jam 9 iya, sama tolong kamu pesan tempat yang biasa kita datangi untuk kita sama anak-anak butik juga!" pintaku.

"Wah bakal ditraktir sama Mbak Beeca nih asyik," ucap Gilang salah satu pegawai restoran yang sedang membawa gelas dan piring yang sudah dipakai pelanggan.

"Tahu aja bakal dikasih traktiran, emang yang sukanya gratisan bakal cepat untuk urusan kayak beginian," ejek Fajar pada Gilang.

"ye biarin aja, kan lumayan bisa makan enak sama bisa hemat untuk anak kost kayak gue penting yang kayak gitu bang," balas Gilang atas ejekkan Fajar.

"Kayak disini kamu nggak dikasih makan aja," ucap Fajar.

"Udah-udah lebih baik kembali kerja tu lihat ada pelanggan yang baru datang," tunjukku ke arah pintu masuk pada mereka berdua dan dibalas anggukkan dari mereka lalu aku masuk ke dalam ruanganku yang ada direstoran.

Saat ini sudah menunjukkan hampir jam 7 malam dan keadaan restoran sangat ramai dengan pelanggan yang silih berganti datang maupun pergi dan akupun juga membantu untuk melayani pelanggan. Terlihat dari arah pintu masuk pria paruh baya yang akan masuk ke restoran.

"Selamat malam selamat datang di restoran Satu Rasa, silakan masuk reservasi atas nama siapa tuan?" tanyaku dengan ramah kerah pelanggan ini.

"Saya belum melakukan reservasi, Mbak jadi bagaimana iya?"

"Baiklah, karena tuan belum melakukan reservasi dan sekarang tidak ada meja yang tersedia bisakah tuan menunggu selama 15 menit. Nanti saya kan memanggil kembali tuan," jelasku.

"Oh tidak apa-apa saya menunggu saja kebetulan istri saya belum datang dan saya memesan meja untuk dua orang," balas pelanggan tersebut.

"Silakan tuan tunggu disebelah sana!" ucapku sambil menunjuk salah salah satu tempat yang memang dikhususkan untuk ruang tunggu bagi pelanggan jika restoran dalam keadaan penuh. 15 menit telah berlalu dan aku selesai menyiapkan meja untuk pelanggan tadi yang terlihat sedang berbicara dengan seorang wanita yang umurnya tidak jauh darinya.

"Maaf permisi tuan nyonya," ucapku yang mengintrusi pembicaraan mereka.

"Kamu, kenapa bisa ada disini?" tanya nyonya tersebut dengan nada terkejut menatap kearahku.

"Terlebih dahulu silakan masuk!" aku arahkan meja yang akan mereka duduki, dan aku menjawab pertanyaan dari dari nyonya tadi yang ternyata adalah nyonya Zivanna yang pernah aku tolong dan juga memesan baju dibutikku. "Kebetulan ini adalah restoran yang saya buka nyonya."

Miss Fat Why NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang