BAB 5

749 52 1
                                    

"saat dirimu dalam keadaan yang belum bisa seperti layaknya orang dewasa yang dapat melakukan segalanya ibu maupun ayah yang mendapat predikat sebagai orangtua diberikan kewajiban untuk mengurus serta memberikan kasih sayang dan bagkan segalanya yang bisa mereka berikan. Jadi sebagai anak bayarlah kewajiban atas hak yang telah kau ambil dari mereka dengan melaksanakan kewajiban pada mereka saat mereka yang tak lagi bisa melakukan segalanya"

Ini adalah kalimat yang saya suka dari bab ini karena saya kalimat diatas mengambarkan hal yang saya lihat disekitar saya tentang hubungan anak dengan orangtuanya entah itu masih lengkap ada ayah, ibu atau handa ada salah satunya yang terkadang ditelantarkan begitu saja seakan mereka hadi kedunia ini langsung dalam keadaan dewasa.

Apa yang terpikirkan dibenak kalian setelah membaca kalimat diatas apakah anda termasuk di jenis apa sebagai anak terhadap orangtua!

POV Max

Saat ini aku dalam perjalanan pulang ke rumah, kemudian secara tiba-tiba perutku sakit dan baru aku sadari hari ini aku hanya makan pada saat sarapan dan itupun hanya kopi dan roti yang diberi selai kacang. Aku pun bertanya pada Nando yang sedang nyetir apakah ada caffe atau restoran yang enak disekitaran sini dan dia menjawab ada sebuah caffe sekaligus restoran yang sangat enak juga banyak direkomendasikan orang-orang bahkan sering terjadi antrian jika masuk ke jam makan siang mau pun makan malam sampai orang-orang banyak yang reservasi sebelum datang ke tempat itu. Akupun menyuruhnya untuk kesana karena aku sudah sangat lapar.

Sesampainya disana memang terlihat sangat ramai seperti ada acara yang digelar disana, akupun turun dari mobil untuk masuk ke dalam restoran dan belum sampai ke dalam seseorang yang aku perkirakan bekerja dicaffe restoran ini datang dan mengatakan bahwa  sedang tutup karena sedang di adakannya acara bakti sosial yang mengundang anak yatim piatu serta orang-orang dari panti jompo. Memang terlihat sangat ramai didalam hingga mataku melihat sesosok gadis yang sedang meletakkan makanan diatas meja sambil tersenyum aku melihatnya dan mengatakan ke pada orang yang sebelumnya bicara pada ku sambil menunjuk ke arah yang kulihat tadi lalu berkata bahwa dia adalah temanku dan aku ingin menemuinya.

Langkahku terhenti sebelum sampai ke tempat gadisku iya seseorang yang baru saja ku lihat, adalah gadis yang baru aku temui tadi pagi dan langsung aku berikan predikat kepemilikan padanya walaupun dia tidak mengetahuinya. Terhentinya langkahku karena aku melihat dia sedang berbicara dengan seorang wanita juga ada seorang pria dengan sangat akrab bahkan si pria itu berani-beraninya memeluk gadisku di depan umum dan yang membuat aku semakin cemburu dia juga berhasil membuat gadisku tertawa lepas. Kedua tanganku terkepal sempurna seakan-akan ingin memberinya pelajaran agar tidak menyentuh gadis ku tapi niat itu aku urungkan karena tidak ingin merusak acara dan membuat kesan tidak baik pada gadis ku.

Melihat kejadian itu lapar yang aku rasakan seketika sirna bersamaan datangnya rasa kecemburuan yang sangat, akhirnya aku kembali ke mobil dan meneruskan perjalanan pulang yang dihadiahi tatapan penasaran dari nando dan mang sanif yang seola-olah bertanya kenapa aku cepat kembali dan tidak jadi makan. Tatapan mereka aku hiraukan dan memilih untuk memejamkan mata meredam amarah yang ada karena kejadian tadi.

***

POV Rubeeca

Hari ini cukup melelahkan bagiku karena tidak hanya bekerja tapi juga mengadakan acara bakti sosial direstoran. Lelah hari ini terbayarkan dengan senyuman dan keceriaan mereka yang diundang. Acara ini sengaja aku buat semenjak berdirinya caffe restoran ini 3 tahun yang lalu dengan harapan bisa memberikan kebahagian, perhatian serta rasa peduli terhadap mereka. Selain itu juga aku sendiri sangat menyukai anak kecil karena mereka bersikap apa adanya dan tulus terhadap orang lain meski terkadang ada saja hal-hal lucu atau pun kenakalan yang bersifat wajar untuk seusia mereka.

Untuk orang-orang tua yang ada dipanti jompo mereka terkadang bersikap seperti anak-anak karena sudah kodratnya jika akan ada perubahan perilaku seseorang disaat usianya telah lanjut. Banyak dari mereka yang setelah diantarkan ke panti jompo tidak dikunjungi lagi oleh keluarga mereka bahkan mereka ada yang sudah melupakan keluarganya karena saking lamanya tidak dijenguk.

Pernah aku berpikir jika melihat nasib dari anak dan orang tua yang ada di panti asuhan serta panti jompo ada kesamaan pada mereka. Contohnya seorang bayi atau anak ditelantarkan dengan cara dibuang atau katakanlah ditinggal disuatu tempat yang asing berharap akan ada yang menemukannya bahkan ada yang berakhir dengan tragis. Dan mirisnya yang melakukan banyak pelaku yang tidak merasa bersalah setelah melakukan itu padalah banyak pasangan yang mendambakan hadirnya seorang anak, dan belum diberikan kesampatan untuk itu.

Tidak ada bedanya dengan seorang anak yang mentelantarkan atau menitipkan orang tuanya ke panti jompo dengan harapan bisa dirawat dengan baik bahkan ada yang sebaliknya mungkin juga akan berakhir tragis. Terkantung takdir yang membawanya. Menurutku jika seorang anak telah dewasa dan memiliki orang tua yang sudah lanjut usia sekiranya bukan orang lain yang harusnya merawat orangtua tersebut melainkan anak itu sendirilah seharusnya melakukan itu. Karena saat anak itu dalam keadaan yang belum bisa seperti layaknya orang dewasa yang dapat melakukan segalanya. Ibu maupun ayah yang mendapat predikat sebagai orangtua diberikan kewajiban untuk mengurus serta memberikan kasih sayang bahkan segalanya yang bisa mereka lakukan. Jadi sebagai anak bayarlah kewajiban atas hak yang telah kau ambil dari mereka dengan memberikan bayarlah kewajiban atas hak yang telah kau ambil dari mereka dengan melaksanakan kewajiban pada mereka saat mereka yang tak lagi bisa melakukan segalanya.

"Baru pulang Bee?" tanya Valerie yang melihat anaknya dari arah pintu keluar dengan muka lelah.

"Iya ma acara baksosnya selesai jam 7 dan kami langsung berberes tadi disana, mama kok belum tidur juga udah malam," jawabku dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 11 malam.

"Mama lagi tunggu papa pulang sebentar lagi juga sampai," dan dari arah yang sama denganku terlihat papa yang juga baru pulang.

"Malam lagi pa pulangnya," tanyaku padanya

"Iya sayang tadi ada meeting mendadak sama clien yang nggak bisa ditunda," balas papa sambil menatapku.

"Sebaiknya papa jangan memaksakan diri seperti ini kan udah ada kak Jo, kasihan juga mama yang nungguin papa pulang setiap kali pulang telat," kataku

"Iya papa janji nggak terlalu memaksakan diri, saat ini kan kakak kamu sibuk ngurusin proyek pembangunan resort sama water park yang bakal dibangun di yogyakarta jadi pekerjaan. Jadi beberapa kerjaan kakak dialihkan ke papa, nanti setelah kakak proyek pembangunan itu selesai semua bakal kembali seperti semula dan papa nggak akan sesibuk ini kok. Untuk mama, papa udah bilang buat tidurnya duluan tapi tetap aja nungguin papa pulang," jelasnya sambil duduk disebelah mama.

"Iya kan mama juga belum ngantuk jadi sekalian aja, tapi kalau lagi capek mama nggak nungguin kok," sanggah mama.

"Atau gini kali Bee, mama aja yang nggak bisa tidur kalau nggak dipeluk papa," mata papa menatap mama dengan tetapan menggoda yang dibalas mama cubitan kecil diperutnya juga meronanya wajah mama.

"hahaha papa lihat mama jadi malu tuh," menunjuk ke arah mama.

"Iya u dah, aku ke kamar dulu, males lihat adegan romantis ala-ala dari papa sama mama" ujar ku sambil berlalu ke kamar dan terdengar teriakkan mama, "makanya cari pasangan dong Bee biar nggak jones," yang dibarengi tawa papa.

Dan aku balas dengan tatapan pura-pura kesal pada mereka. Aku suka lihat kemesraan mereka yang jika dilihat diusia yang tidak muda lagi mereka masih tetap menjaga yang namanya kemesraan dan kehangatan sebuah hubungan dan tidak hanya hal itu yang membuat mereka bisa tetap seperti itu , tetapi karena juga ada kedewasaan dan saling pengertiannyan dalam menjaga hubungan. aku pernah bertanya, apakah aku akan bisa seperti mereka jika memiliki pasangan atau bahkan aku akan tetap melajang diusia mereka entahlah yang jelas mau ada atau tidak hidup terus berjalan dengan aspek-aspek pendampingnya.

***

"Apa dia memang tipe pria yang aneh atau dia sengaja membuatku termakan omongannya,"

nggak jadi publishnya besok karena nggak sabaran tunggu😀😀                                                        Semoga suka dengan cerita dari penulis amatiran ini😅😅
mohon tinggalkan jejak berupa vote dan juga coment untuk mendukung cerita ini😀


Miss Fat Why NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang