Bab 6

690 53 2
                                    

"Aku belum pernah merasakan jatuh cinta pada pandangan yang pertama dan karena itu aku tidak mempercayainya, karena pandangan pertama dapat menipu orang pintar sekali pun"

Rubeeca Syaha Darmansyah

"Aku percaya yang namanya cinta pada pandangan yang pertama karena aku merasakannya padamu dan ini tidak menipu, ini nyata dan aku merasakan dengan hebatnya"

Maxleon K. Linford

POV Max

Dari malam tadi aku tidak dapat tidur nyenyak karena memikirkan kejadian yang kulihat sore kemarin direstoran milik gadisku yang aku tau dari data hasil penyelidikan orang suruhanku. Dan aku juga tau bahwa pria yang memeluknya itu adalah saudara dari sahabat gadisku dan mereka tidak hanya bersahabat antara gadisku dan temannya tetapi keluarga merekapun juga sangat dekat. Dan yang buat aku tambah khawatir adalah bahwa saudara dari sahabatya menyukai gadisku dan peluang mereka untuk mejalin hubungan sangat besar jika ada yang memulai.

"Pokoknya aku harus bertindak cepat untuk masalah ini jika tidak aku akan menyesal," dengan muka khawatir.

"Masalah apa yang membuatmu harus bertindak cepat dan akan membuat seorang Maxleon Linford menyesal?" tatapan penasaran dari Edward dan Devano, mereka adalah sahabatku.

"Tidak ada hal yang penting yang harus kalian khawatirkan tentang aku, semua baik-baik saja," sanggahku sambil mengubah mimik wajah menjadi lebih tenang.

"Apa ini masalah pekerjaan, rasanya kau sedang tidak mengerjakan project yang sulit saat ini," selidik Edward dengan masih menatap intens kepadaku. Dan langsung aku dijawab dengan tegas, "sudahku katakan tidak ada hal yang aku pikirkan dan khawatirkan, lebih baik kita mulai meetingnya agar cepat selesai." Sedangkan Devano hanya melihat percakapan dengan mulai berkutat pada laptopnya.

"Bagaimana perkembangan kerja sama dengan Mr. Rayhard apakah sudah ada kesepakatan dari meeting kemarin?" tanyaku pada mereka berdua dan dijawab olah Devano, "pihak Mr. Rayhard menginginkan ditinjauan kembali lokasi dari pembangunan pusat perbelanjaan itu karena beliau baru tahu akan ada project pembangunan resort dan waterpark yang jaraknya jauh dari tempat pembangunan project kita," kemudian perkataan Dave ditimpali Edward, "dan menurut pihak mereka lebih baik kita juga menjalin kerjasama dengan Darma Corp. Itulah nama perusahan yang mengerjakan project itu, bagaimana munurutmu?" matanya melihat padaku.

"Aku sudah dengar sepak terjang dari perusahaan itu dan mereka memiliki kualitas yang baik dan juga standar yang tinggi. Menurutku kita perlu pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan menyangkut kerjasama dengan perusahaan itu," balasku.

"Aku sudah memiliki data yang akurat tentang perusahaan itu dan akan sangat menguntungkan jika kita bisa menggabungkan dan bekerjasama antara project pembangunan pusat perbelanjaan kita dengan project pembangunan resort sekaligus waterpark itu," ujar Dave.

"Baiklah segera hubungi pihak Darma Corp. Dan buat janji untuk bertemu bersama mereka!" ucapku pada Dave yang diangguki olehnya pada.

"Oh iya apakah ini akan menjadi kabar yang baik untukmu atau malah sebaliknya apakah kau ingin mendengarnya?"tanya Edward memperhatikan ku yang masih berkutat pada notebook ku.

"Memangnya ada apa, katakan saja," jawabku.

"Ini tentang Danisha, aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu dan dia menanyakan tentangmu." Perkataan itu mampu membuat perhatian ku meralih ke Edward yang masih melihat ku dengan hati-hati seakan-akan apa yang dikatakanya membuatku marah.

"Tidak lagi urusannya dia terhadapku apa lagi aku, jadi aku tidak peduli tentangnya dan jika bertemu dengannya tidak perlu membicarakan tentang aku lagi."ucapku acuh pada mereka berdua.

Miss Fat Why NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang