Tiga Belas

648 57 0
                                    

Sudah dua minggu sejak kejadian itu. Alvin merasa kecewa.

"Gue mau ngomong Vin," ujar Valen.

"Okee. Buruan yaa, soalnya temen gue juga mau dateng," kata Alvin.

Valen mengangguk kecil. "... Gue itu Flo."

Alvin mengernyitkan keningnya, lalu tertawa, "Random banget ngomong gitu."

Valen membuka aplikasi LINE di hapenya dan menunjukkan ke Alvin. "Gue... itu Flo."

Alvin menatap Valen. "... Kenapa?"

Valen mengigit bibirnya. "Maaf."

Sebelum Alvin melanjutkan kata-katanya, Valen udah pergi.

Sebenarnya, Alvin ngga marah. Ntah kenapa, Alvin merasa, dirinya ga bisa marah sama Valen. Ia hanya merasa kecewa. Di sekolah, Alvin dan Valen sering bertemu. Namun, Valen selalu menjauh. Alvin sebenarnya udah memaafkan Valen. Tapi, ya gitu. Kecewa.

"Udah elah marah-marahannya," ujar Tama.

Alvin mendongak. "Ya gimana, dia kenapa ga bilang dari dulu coba?" tanya Alvin.

"Mungkin dia ada alesan sendiri kali Vin, yang nyangkut masa lalunya mungkin?" kata Vanessa. Vanessa emang udah tau soal Valen (yaitu Flo). Valen kasih tau Vanessa saat mereka chatting-an.

"Iya, lagian gue denger gitu, dia nelpon seseorang gitu. Trus dia pake nada emosi, dan nyebut-nyebut soal Flo," jelas Tama.

"Telpon sama siapa?" tanya Alvin.

"Gue juga gatau. Pokoknya, mendingan lo cepetan deh selesaiin masalah lo ama dia," ujar Tama.

Vanessa mengangguk. "Mending lo cepet baikkan deh sama dia. Jangan sampe kek waktu itu. Gue salah paham sama dia. Ga enak banget!"

Tama terkekeh dan mengacak rambut Vanessa. "Betul banget. Lo juga akhir-akhir ini sering galau. Jangan sampe cinta lo putus gara-gara hal ini."

Alvin mengangkat sebelah alisnya. "Dih. Maksud lo apaan?"

Tama mengangkat kedua bahunya, sementara Vanessa tertawa. Oh, Vanessa sepertinya udah move on.

▪▪▪

Alvin menuju kelasnya. Ia termenung. Benar kata Tama, akhir-akhir ini, Alvin merasa... kesepian. Walaupun ada Tama dan Vanessa, ia merasa ada yang hilang. Apa gue udah jatuh? batin Alvin. Lalu tersenyum.

Ia melihat Valen dan tersenyum. Ia memegang mukanya. Liat mukanya aja gue udah senyam-senyum gini. IYA, Gue cinta sama dia! ujar Alvin dalam hati.

"Lo kenapa sih senyum gitu? Serem amet," komentar Justin, murid sekelas Alvin.

Alvin tersentak, "Ngga kok. Lagi seneng aja."

Justin mengangkat alisnya, "Btw, lo lagi musuhan sama Valen ya? Pada heboh tau."

Alvin menggeleng kepalanya, "Ya kali."

Justin mengangguk. "Oh gitu."

▪▪▪

Sekarang, kelas udah selesai. Semua murid udah keluar, Alvin merapihkan tasnya dan menunggu dia. Valen. Valen emang belum selesai merapihkan tasnya.

"H-Hai Val!" ujar Alvin gugup.

Valen mendongak kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya, "Hm."

Ck. Dia kenapa dingin lagi sih? batin Alvin.

"Gue mau ngomong abis ini," kata Alvin keceplosan.

"EH, Maksu–"

Belum selesai Alvin ngomong, Valen udah memotongnya, "Kalo mau ngomong ya ngomong aja. Cepetan, gue ada janji."

The YoutuberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang