Lima

847 43 5
                                    

NOTE: YANG MAU DI DEDIKASIIN& KASIH SARAN KOMEN YA :D THANK YOU! :)

▪▪▪

Rumor tentang Vanessa dan Tama menyebar cepat. Banyak yang percaya akan rumor itu dan mengejek mereka dari belakang. Tentang bagaimana Vanessa menyogok untuk nilai, bagaimana Tama menyakiti mantannya, bagaimana Vanessa berteman dengan Alvin hanya untuk terkenal, semua itu dibicarakan oleh murid-murid SMA di sekolah itu. 

"Gue ga nyangka itu Valen yang nyebarin rumor begituan," Tama mendesah pelan.

"Gue ga percaya itu Valen. Mana mungkin sih? Oke, kita emang ceritain masa lalu kita kemaren, tapi, dia mau cerita ke siapa coba? Dia aja jarang banget ngomong," kata Vanessa positif.

"Iya sih, gue juga ga yakin itu Valen. Orang dia innocent banget. Trus dia juga ngga keliatan ngebocor. Coba, ntar kita tanya dia aja," saran Alvin.

"Tapi gue ga ngerti banget, masa sih dia. Trus yang dia sebarin apa banget deh. Apa sih tujuan dia?" tanya Tama ga sabaran.

"Sabar Tam, kita tunggu dia sampe. Baru kita tanya," kata Alvin.

"Iya iya," ucap Tama. 

▪▪▪

Saat yang bersamaan juga, Valen sedang di perusahaan orang tuanya. Guekan bisa telat! Papa lama banget sih, rutuknya dalam hati.

Papa Valen memang menyuruh Valen datang untuk pertemuan keluarga sebentar. Tapi, orang tua mereka belum datang-datang. Akhirnya, setelah beberapa saat, orang tuanyapun datang.

"Hai Valen, Papa dan Mama sudah lama tidak melihat kamu," ucap papanya.

formal banget sih, batinnya.

"Iya Pa. Apa kabar?" tanya Valen.

"Papa dan Mama kamu baik-baik saja. Kalau kamu?" tanya Papanya basa-basi. Sementara Mamanya hanya diam.

"Baik kok. Oh iya, Papa kenapa panggil aku?" tanya Valen.

"Oh masalah itu. Papa dengar, ada laki-laki yang nginep di rumah kita?" tanya Papanya.

"Masalah itu doang. Papa ngapain aja baru tanyain soal ini? Oh iya, dia udah nginep seminggu-anloh Pa. Lagian, aku kira dia gapapa nginep di bangunan itu. Aku ngga bisa bilang itu rumah. Karna rumah itu dibuat dengan kasih sayang, harapan, dan impian. Sementara bangunan itu? Hampa. Dan Papa tau? Dia itu yang ngebuat semuanya ada, yang ngebuat semuanya kerasa," jelas Valen datar.

"Valen!" bentak mamanya dan hampir menampar anaknya.

"Oh iya, dia juga yang suruh aku minta maaf sama Mama. Tapi kayaknya ga perlu ya?" Valen sempat berhenti sebentar.

"Namanya Alvin. Aku duluan ya, udah telat," Valenpun meninggalkan orang tuanya yang masih mencerna kata-kata anaknya itu.

Maaf Pa, Ma, Valen ngga bermaksud kurang ajar sama Papa dan Mama. Tapi Valen pengen banget Papa sama Mama jadi orang tuaku yang dulu lagi. Orang tuaku yang ngga gila kerja, yang masih sayang sama aku, ucapnya sambil menahan air mata. Ia merindukan orang tuanya. Iapun menuju ke sekolah.

▪▪▪

Vanessa, Tama, dan Alvin yang sedang menunggu Valenpun sudah masuk ke kelas karena sudah waktunya pelajaran dimulai. Beberapa saat kemudian, Valen memasukki kelasnya. Semuapun melihat Valen dengan tatapan tidak suka. Valen yang tidak memperhatikan itu, hanya menuju meja guru dan memberikan keterangan telat. Saat itu, Pak Bryan sedang menuju ruang guru, jadi, kelas dibiarkan untuk mengerjakan latian. Valen mengambil kertas latian dan mengerjakannya. Beberapa saat kemudian, ia menyelesaikan latihan itu, saat ia melihat Alvin, Alvin melhat Valen balik. Lalu, Alvin membuang muka. 

The YoutuberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang