29. Spoiler

4.6K 413 43
                                    

Jennie pov on.

Saat ini aku sedang berada di mobil irene menuju kantor SMent. Namun sedari tadi pikiran ku di penuhi oleh satu hal yg selalu menganggu ku akhir2 ini.

Bukan.. ini bukan tentang jisoo. Namun tentang kai. Lelaki itu lambat laun menunjukkan perubahan nya.

Akhir2 ini dia selalu pulang larut malam. Kemudian dia akan mengacuhkan ku sepanjang hari. Aku tak tau dosa apa yg ku perbuat sampai dia mengacuhkan ku.

"Ehm... irene-a apa kau tak melihat hal yg aneh dengan kai di kantor?"

"Ha? Tidak.. memangnya dia kenapa?" Tanya irene masih fokus pada jalan.

"Nth lah. Aku merasa dia semakin menjauhi ku."
"Apa kalian bertengkar?"
"Seingat ku tidak."
"Ohh yasudah. Mungkin dia sedang lelah. Ku dengar EXO akan melakukan tour dunia nya bulan depan."

"Hfft.. aku harap begitu. Ohh ya apa gaji mu sudah turun?"
"Bulan ini? Tentu saja. Kenapa?"
"Aneh... gajiku belum turun.. Bahkan bayaran ku sejak dua bulan lalu juga belum turun. Padahal jadwal manggung ku sangat banyak."

"Yasudah kau tanyakan saja nanti pada sajangnim. Kajja kita turun. Sudah sampai." Ucap irene lantas kluar.

Aku kemudian ikut turun dan langsung megikuti nya memasuki kantor.

Aku langsung menuju ruangan sajangnim dan irene masih setia menemani ku.

"Jen itu kai." Ucap irene menahan tangan ku dan menunjuk seseorang. Ku lihat kai sedang berbicara sangat serius pada sehun.

Ku putus kan untuk menghampiri nya terlebih dahulu.

"Apa kau gila, hyung? Jennie gadis yang baik." Ucapan sehun membuat ku berhenti.

Aku menatap irene yg tampak nya juga penasaran dengan pembicaraan mereka.

"Aku tau sehun.. Tapi aku terlanjur menerima tawaran nya. Bahkan dia sudah membayar hasil kerjaku."

"Apa bayaran mu sebagai idol masih kurang sampai2 mengorban kan jennie?"
"Tidak sehun. Awal nya aku hanya akan membuat nya di pecat. Namun sajangnim mengingunkan lebih. Dia ingin aku menghacur kan karier dan juga tubuh nya."

"Ha? Mworago? Kau menyetujui nya?"

Ucapan kai sukses membuat ku menangis. Tuhan,, lelaki yg menurut ku yg terbaik ternyata seorang pecundang.

"Sajangnim semakin menuntut ku akhir2 ini. Dia bahkan sudah tak memberikan bayaran jennie lagi. Hal itu membuat ku tak tega sehingga aku selalu mennghindari nya."

"Aku benar2 kecewa pada mu hyung. Aku tak menyangka kau sebejat ini...jennie?"

Aku bisa melihat bahwa kai terkejut dan langsung memutar badan nya untuk melihat ku.

PLLAaaKkk!!

Aku menamparnya keras. Tapi itu tak sebanding dengan rasa sakit ku.

"Selamat atas keberhasilan proyek mu. Terimakasih telah menghancur kan mimpi ku." Ucap ku lantas berbalik.

PPLLAaaKk...

Aku bisa mendengar kembali suara tamparan itu. Dan aku sangat yakin bahwa irene baru saja menampar bajingan itu.

"Aku menyesal pernah mendukung mu dengan jennie." Ucap nya lalu menyusul langkah ku.

Aku masih menangis. Jisoo benar. Kai bukan lelaki yang baik. Dia bajingan

Aku semakin menangis begitu mengingat semua ucapan jisoo tentang kai dengan ku.

Jisoo...

Real (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang