Jennie pov on
Tit...
Tit..
Tit...
Aku masih memandang lemah kearah gadis yg kini berbaring kaku di hadapan ku. Tangan ku tak henti2 nya menggenggam tangan nya lembut. Dan ini sudah dua hari semenjak gadis ini koma dan membuat ku menangis tak henti2 nya.
Batin ku menangis melihat tubuh indah nya di pasangi alat2 medis. Bahkan mulut nya terbuka lebar akibat selang pernapasan yg sangat besar terpasang.
Semalam anggota blackpink dan sebagian besar staf YG turut mengunjungi jisoo. Awal nya terasa canggung bagi ku. Namun mereka langsung memeluk ku begitu melihat ku menangis.
Tuhan... jika ini cara mu menghukum ku kau berhasil Tuhan. Aku sangat tersiksa saat ini. Bisa kah kau memberi kesempatan kedua buat kami?
"Eonni ku mohon sadar..." lirih ku semakin bergetar menatap nya.
"Maaf kan aku eonni. Tapi aku berjanji ini kali terakhir aku mengecawakan mu. Sadar lah. Apa kau tak merindukan ku?" Tangis ku pecah dan aku kembali menangis.
Aku memeluk tubuh nya erat. Berharap dia bangun dan memukul kepala ku keras seperti saat2 dulu ketika aku memeluk nya terlalu erat.
"Jisoo pabo! Bangun lah. Kalau kau tak bangun aku akan mencium sekarang juga." Tangis ku memandang wajah nya lekat.
Namun gadis itu masih betah tampak nya mencueki ku. Aku memutus kan mendekat kan wajah ku. Menyusuri detail wajah nya dengan tangan ku yg bergetar.
"Eonni." Lirih ku untuk yg kesekian kali nya. Bahkan airmata ku sampai berjatuhan tepat di wajah nya namun dia tak menunjukkan tanda2 kesadaran.
Aku semakin mendekat ke wajah nya. Aku menggenggam tangan nya erat dan mengusap lembut kepala nya. Dia pasti akan marah jika aku melakukan hal itu.
Chup...
Aku mencium nya lembut. Namun dia tak kunjung menyambut nya.
Aku semakin berani melumat bibir nya. Berharap dia sadar dan mendorong ku kuat.
Air mata ku kembali mengalir. Aku menggenggam tangan nya semakin erat.
Muzijat...
Aku merasakan dia membalas genggaman tangan ku. Aku langsung mengangkat wajah ku dan melihat nya. Aku merasakan tangan nya semakin erat menggenggam ku. Seakan dia sedang ketakutan sekarang.
Aku melihat detak jantung nya di layar monitor semakin meningkat.
Apakah dia benar2 sadar sekarang?
Aku memencet tombol panggilan dokter berkali kali.
"Dokter... jisoo sadar..."
Teriak ku seperti orang gila. Tak lama kemudian beberapa suster dan dokter memasuki ruangan jisoo dengan tergesa-gesa.Aku menangis bahagia.
Tuhan Trimakasih kau telah mendengar doa doa ku.
Tubuh ku semakin bergetar. Aku tak henti2 nya memanjat kan doa ku.
Dokter kemudian mengeluar kan stetoskop nya dan memeriksa keadaan jisoo.
Titt...titt...titt...TTIIIITTTT....
Aku melihat pada layar monitor yg tinggal hanya segaris.
Tidak...jangan bilang jisoo benar2 pergi. Come on...dia baru saja memegang tangan ku. Apa apaan ini??
"Maaf biar dokter yang mengambil tindakan. Anda bisa menunggu di luar." Ucap seorang suster pada ku.
Aku melangkah kan kaki ku keluar. Tubuh ku benar2 bergetar sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real (END)
Fiksi Penggemar"Ini lah yang membuat aku muak sama blackpink". ujar jennie kim seraya menetes kan air mata "apa maksud mu? kau mau hengkang iya?" timpal jisoo tersulut emosi "eonni.." kata lisa seraya menahan diri agar tidak menangis. "biar dewa saja yang menentuk...