pelecehan di sekolah

1.1K 120 12
                                    

Satya memijit kepalanya yang mendadak pusing setelah menerima panggilan dari sekolah si kembar, Zee dan Lia. Sekolah mengatakan bahwa tadi siang Zee bertengkar dengan temannya hingga saling meninju satu sama lain.

"Kenapa, Sat?" Tanya Jason yang baru pulang.

"Pusing, punya keponakan cewek kenapa kelakuan ga ada yang bener sih..." Jawab Satya pelan sambil memijit pelipisnya.

Jason hanya tertawa kecil menanggapinya. Ia mengambil sekaleng bir di kulkas.

"Jangan simpen bir lagi di kulkas. Lo tahu, Nana banyak nanya nya. Ntar kalo dia penasaran sama bir gimana." Tukas Satya mengingatkan.

"Iya, iya. Ini juga tinggal satu. Minggu depan gue mau beli kulkas kecil aja buat di ruang kerja gue." Jawab Jason.

Jason duduk di depan Satya. Mengamati lelaki itu yang masih berwajah resah.

"Gue jadi bingung gimana mau kenalin Wendy ke krucil-krucil kalo kelakuan mereka masih liar gitu." Gumam Jason akhirnya pelan.

"Mereka belum bisa kita lepas juga. Dan belum tentu juga kan Wendy bisa terima mereka. Apalagi pas kemaren Nana, Ayana sama Bimo jadi putus." Tambah Satya lagi.

"Itu mah emang Bimo juga tolol. Ngapain skidipapap di rumah. Kalo mau gituan di hotel kenapa." Kekeh Jason.

Keduanya kemudian tertawa pelan menanggapinya.

"So, jadi hari ini siapa yang berulah?" Tanya Jason lagi.

"Zee. Dia ribut sampe ninju temennya. Gak ngerti gue dulu Mbak Shin ngidam apa pas hamil mereka." Jawab Satya.

"Gue rasa, lo kudu ngomong dulu sama Zee. Apa alasan dia ninju temennya itu. Kita semua juga tahu dia judes dan rada kasar. Inget kan, Debrian pernah patah tulang gara-gara itu anak gak sengaja nyenggol dadanya pas lagi jalan?" Tukas Jason lagi.

"Hm, ya sih. Nanti lah. Gue rasa itu anak sekarang juga lagi mikir. Tadi kata Willi abis makan dia langsung masuk kamar." Balas Satya.

***

Sementara itu...

"Zee. Lo mau sampai kapan mondar-mandir kayak setrikaan gitu sih?"

Lia mulai jengah melihat kembarannya sedari tadi gelisah tidak menentu. Zee menggigiti kukunya. Pasti guru BK sudah menghubungi Satya.

"Gue takut diomelin Om Satya." Lirih Zee akhirnya.

Sial, Lia hanya tertawa miris menanggapi perkataan Zee barusan.

"Punya rasa takut juga lo?" Tanya Lia balik.

"Kenapa sih gue harus punya kembaran berhati setan kayak lo." Desis Zee sebal.

"Ya udah. Lo tinggal bilang kalau tadi Felix melecehkan lo. Pantat lo di grepe. Kan selesai." Balas Lia.

Brakkk.

Seperti biasa, Runi membuka pintu kamar mereka dengan keras. Membuat keduanya terlonjak kaget.

"Sistur!!" Panggil Runi.

"Ketuk pintu!! Kebiasaan." Omel Zee sebal.

Lia hanya memutar bola matanya saja malas melihat kedatangan Runi barusan membuat keributan di kamar mereka.

"Om Bimo mau ngajak Mekdi nih. Kuy!" Ajak Runi.

"Skip, deh. Atau bungkus." Tukas Lia.

"Hai, twins."

Bimo sudah berdiri di depan pintu kamar Lia dan Zee dengan pakaiannya yang santai. Hanya menggunakan kaos dan celana pendek.

"Jalan yuk. Jangan di kamar terus. Kalian mau UN perlu refreshing sedikit." Ajak Bimo lagi.

we love you, om - day6 x itzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang