tragedi dini hari

1.7K 150 6
                                    

‼️ WARNING ‼️

Part ini mengandung unsur 18+. Apabila merasa tidak nyaman dengan part ini boleh di skip. Harap bijak dalam membaca, Trims ♥️

***

"Ah, ah, ah, ah."

Nana menyibakkan selimutnya. Ia juga melirik jam dinding di kamarnya. Dilihatnya Runi dan Chaca masih terlelap nyenyak dalam tidurnya. Tapi, suara-suara itu mengganggu pendengaran Nana.

"Ah, ah, faster sayang. Lebih cepat."

"Apanya yang lebih cepat, sih?" Gumam Nana penasaran.

Ia kemudian lebih memekakan pendengarannya. Suara-suara itu semakin terdengar dengan jelas. Bahkan kali ini Nana mendengar suara perempuan mendesah disana.

"Itu suara dari kamar Om Bimo bukan sih?" Tanya Nana lagi.

Runi membuka matanya, mengucek kedua matanya. Dan mendapati Nana yang duduk di tempat tidurnya.

"Na, tidur njir. Jam dua pagi. Mau pipis?" Tanya Runi.

"Ssssh."

Nana meletakkan telunjuknya di atas hidung. Namun, ternyata desisan Nana barusan malah membuat Chaca akhirnya ikut terbangun.

"Kalian kok bangun?" Tanya Chaca.

"Sssh, diem Mbak Chaca. Aku lagi fokus." Jawab Nana.

"Fokus apaan sih." Tukas Runi penasaran.

"Kalian coba dengar baik-baik, deh." Balas Nana.

Runi dan Chaca, dengan bodohnya, mengikuti saran Nana barusan. Mencoba mendengarkan suara yang samar-samar itu.

"Baby, ah, ah, uh, faster baby."

Ketiganya saling menatap penasaran. Mencoba mencerna apa yang mereka dengar barusan.

"Apa yang sedang mereka lakukan? Sepertinya ada suara perempuan disana?" Tanya Chaca dengan polosnya.

"Ini kayaknya gue pernah gak sengaja liat di film kayak tontonannya Bang Debi." Jawab Runi.

"Aha."

Tiba-tiba, Nana tersenyum cerah. Menatap kedua kakaknya secara bergantian itu.

Sedangkan Runi dan Chaca merasa bingung ditatap seperti itu oleh Nana. Biasanya, jika Nana sudah menatapnya seperti itu ia akan memiliki ide di luar akal sehat.

"Kamu ada ide apa?" Tanya Chaca akhirnya.

Nana mendekat kepada kedua kakaknya, kemudian mulai membisikkan sesuatu. Runi membelakkan matanya lebar, seakan setuju dengan saran Nana barusan.

Sedangkan Chaca yang memang tidak tahu apa-apa hanya bisa menurut saja dengan keduanya.

***

Bimo memejamkan matanya setelah mencapai pelepasannya. Tangan satunya ia gunakan menahan bobot tubuh Ayana, perempuan yang saat ini sedang bercinta dengannya.

Ayana menenggelamkan tubuhnya di atas dada polos Bimo. Mendekapnya. Sedangkan Bimo mengelus punggung Ayana dengan lembut.

Bimo ingin melakukan ronde kedua namun ia dan Ayana sama-sama terlonjak kaget begitu mendengar suara keributan.

BRAAAAK!!!

"AAAAAA!"

Bimo dan Ayana sama-sama berteriak. Begitu juga dengan Nana, pelaku keributan di kamar Bimo itu.

Buru-buru, Bimo menutupi tubuh polos Ayana dengan selimut. Sementara ia langsung mengenakan celananya dan bertelanjang dada.

"Nana!" Pekik Bimo.

"Om Bimo, Nana takut! Tadi ada penampakan di kamar Nana!" Teriak Nana yang mengganggu aktivitas malam Bimo dengan kekasihnya.

Zee bangun dari tidurnya dengan gusar begitu mendengar ada suara keributan di dekat kamarnya.

"Duh, Nana! Berisik banget sih malem-malem!" Omel Zee.

Ia menyibakkan selimutnya berencana melihat apa yang sedang terjadi disana. Sementara Lia, kembaran Zee, bisa-bisanya ia masih terlelap disana dengan damainya.

"Duh ada apaan sih malem-malem gini rusuh..."

Debrian dan Willi juga keluar dari kamar mereka. Menghampiri kamar Bimo yang mereka duga sebagai sumber keributan.

Disusul juga dengan keluarnya Jason dan Satya.

"Astaga, Bimo!" Tegur Satya saat mendapati Bimo shirtless. Dan juga seorang perempuan bersembunyi di balik selimut kamar Bimo.

***

"Semuanya kembali ke kamar masing-masing. Besok masih sekolah, kan." Tukas Satya kepada semua keponakannya yang terlanjur bangun malam itu.

Nana masih duduk di ruang tengah setelah Jason membawakan segelas susu hangat untuk Nana. Diam-diam, Nana merasa tidak enak karena rencananya ternyata mengundang keributan.

"Makanya, kalo malem-malem itu gak usah gegayaan nonton horor! Halu kan ada penampakan." Omel Zee sebal.

"Penampakan? Alah, paling itu suara ngoroknya Runi." Komentar Debrian.

"Bang Debi, ih! Gue mana ada tidur ngorok deh." Gerutu Runi sambil memukul lengan Debrian.

"Runi, Debrian, udah. Sana tidur." Tegur Satya lagi.

Semuanya menurut. Zee kembali ke kamarnya melanjutkan tidur. Begitu juga dengan Debrian. Sementara Willi pergi ke kamar mandi sebentar.

Jason mengajak Nana mengobrol berdua terlebih dahulu. Sementara Bimo kini sudah di urus oleh Satya.

"Nana, mau cerita sama Om gimana kejadian sebenernya, hm?" Tanya Jason dengan lembut.

Nana masih diam di tempatnya. Jason kemudian mengusap kepala Nana dengan lembut.

"Nana tadi cuma ngerjain Om Bimo, ya?" Tanya Jason lagi.

"Nana gak sengaja, Om... Abisan Nana denger suara-suara aneh dari kamar Om Bimo." Jawab Nana pelan.

Jason ingin tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan Nana barusan. Tentu Jason tahu suara-suara aneh apa yang dimaksud oleh Nana.

Pasti suara orang yang sedang bergemul yang dilontarkan Bimo dan kekasihnya itu.

"Itu suara apa sih, Om?" Tanya Nana lagi.

"Belum saatnya Nana buat tahu." Jawab Jason sambil tersenyum.

Nana hanya merenggut saja setelah Jason mengatakan itu. Setelah menghabiskan susunya yang dibuatkan Jason, Nana kembali ke kamarnya.

***

Hehehe, terciduk kau Om Bimo 😏

Terciduk sama anak SMP pula.

Part ini terinspirasi oleh salah satu cuitan di base Twitter 🤣

we love you, om - day6 x itzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang