Prologue

1.2K 47 3
                                    

Langkahku terhenti seketika. Sepatu itu. Mobil itu. Wangi itu. Oh tidak. Jangan katakan dia si Styles! Sebenarnya tanpa aku harus mendongak aku tahu itu dia. Tapi untuk membuatnya yakin, aku mendongakkan kepalaku. Crap! Memang benar dia.

Aku sebenarnya tidak mengenalnya, hanya tahu dia siapa. Namun dengan tingkahnya yang aneh akhir-akhir ini membuatku hafal dengan mobil, dan wangi parfumnya. Bahkan dari jarak seginipun aku bisa mencium wanginya yang khas. Itu sebabnya aku mudah mengetahui si Styles itu.

"Harry Styles." Ujarku sarkastik memandangnya.

Senyumnya melengkung menunjukkan lesung yang dimilikinya. Pantatnya bersandar pada cap mobilnya dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dada. Dia seenaknya memarkirkan mobilnya di tengah trotoar begini. Cih. "Mirabelle Dawson." Suaranya terdengar ramah dengan senyumnya yang tak kunjung luntur.

Dia bangkit berdiri, dan berjalan menghampiriku. Kontak mata kami sama-sama tidak terputus. Aku tidak takut menatapnya. Langkah kakinya yang terbalut jins ketat yang mencetak kakinya berhenti tepat di depanku. Badannya sedikit membungkuk, lalu mengambil alih kantung belanja yang ku bawa. "Berhenti bertingkah seperti ini, brengsek." ucapku dingin.

"Aku memang brengsek. Percayalah." Apa-apaan senyum itu?! Sial. Apa dia sama sekali tidak tersinggung dengan sindiranku? "Ku beri kau tumpangan sampai ke rumah." Dan dia memutar tubuhnya, berbalik kembali melangkah ke mobilnya.

"Aku tidak butuh tumpanganmu!" Teriakku sedikit keras. Tidak peduli orang-orang memperhatikanku berteriak kesal. Sungguh, aku tidak tahu otak apa yang ada dibalik rambut keritingnya itu. Yang jelas menghadapinya itu sungguh membuatku frustasi.

Namun si Styles itu justru malah membukakan pintu di sebelah kemudi untukku. Dia merentangkan tangannya mempersilahkanku untuk masuk. Sial. Apa dia tidak dengar aku sudah menolaknya tadi? "Hey nona, jangan sia-siakan pria baik itu." Seorang pejalan kaki yang lewat justru malah berceletuk. Brengsek. Baik apanya?

Kulihat cengiran si Styles itu justru makin melebar. Serius. Aku benci tingkahnya! Kenapa dia selalu bersikap semaunya sendiri sih?! "Fuck you, Styles!" Teriakku lagi. Kali ini aku sambil merutuk di dalam hati berjalan dengan menghentak kesal masuk ke dalam mobil si brengsek ini.

------------

HALO ^^

Selamat membaca karya iseng saya ^^

bisa saya minta masukan mengenai fic ini? Hehe

Terima kasih ^^

Damn It's Styles! (Slow Update)Where stories live. Discover now