18

458 29 3
                                    

Aku mengernyit seketika. Tidak mengerti. Dia tidak bisa melakukannya? Maksudnya bercinta?

Mungkin Harry sadar dengan ekspresiku yang terkejut namun bingung. Dia mengulang kalimatnya. "I can't do this. I can't." Harry menggelengkan kepalanya. "Jika kita melakukannya," tenggorokan Harry seolah tercekat. Dia menelan salivanya dan memutuskan kontak mata kami, melirik ke arah lain dengan tidak fokus. "Maka semuanya usai. Tak kan ada lagi alasan untukku membuatmu tetap di sisiku." lanjutnya lagi, kali ini melirih. Setelahnya dia membuang muka, dan berbalik keluar dari kamar mandi, meninggalkanku yang berdiri kaku dengan terkejut, berusaha mencerna kata-katanya.

Apa maksudnya?

Harry Styles POV

Aku keluar dari kamar mandi, dan mengambil kausku yang tadi kulempar ke atas ranjang dan keluar dari kamar, menutup pintunya pelan.

Aku bisa kacau jika melihatnya. Ini gila. Untuk pertama kalinya ada perempuan yang bisa membuatku kacau dan juga gila.

Aku mengacak rambutku frustasi, menuruni anak tangga kembali ke ruang tv, bersama yang lain. Sungguh sialan bahwa aku lupa jika mereka sedang nonton film porno. "Liam, aku tidur denganmu malam ini." Setelah mengucapkan itu, aku langsung berdiri dan masuk ke kamar Liam.

Aku tidak mungkin bisa tidur dengan Belle. Aku tidak mungkin tahan untuk tidak menidurinya jika aku melihatnya, bahkan bersentuhan dengannya.

Ini sungguh gila. Bagaimana bisa dengan sialannya Belle begitu mempengaruhiku?

Aku menatap langit-langitu kamar Liam penuh dengan pertanyaan di kepalaku. Lalu suara pintu kamar yang dibuka membuatku menoleh sebentar. Liam masuk, berbaring di sebelahku. "Kau kenapa?"

Hah, aku sudah menduga mereka pasti mencium sesuatu yang salah denganku. Aku memejamkan mataku. "Aku tidak bisa tidur dengannya malam ini."

"Karena?"

"Aku nyaris membawanya untuk tidur denganku. Dia merasakan bahwa aku sedang on. Aku juga merangsangnya."

"Bukankah itu bagus?" Liam terdengar hati-hati saat melontarkan pertanyaannya untukku.

"Aku tidak bisa. Aku tidak mau challenge-nya berakhir. Untuk pertama kalinya aku tidak ingin seseorang meninggalkan hidupku. Maksudku, memang belum lama Belle dan aku saling mengenal. Tapi rasanya begitu berbeda ketika tidak ada dia."

"Dude, kau jatuh cinta dengannya." Sontak aku menoleh padanya. Menatapnya terkejut. "Apalagi kata yang lebih tepat memangnya? Kau hanya belum menyadarinya."

Liam kemudian tertawa, mengejekku, mengatakan bahwa ternyata justru akulah yang menekuk lututku sendiri, padahal dulu aku berjanji aku yang akan membuat Belle bertekuk lutut. Astaga.

"Shut up." Aku mendengus kesal dan melempar bantal ke arahnya.

***

Mirabelle Dawson POV

Aku terbangun, dan tidak menemukan Harry di sebelahku. Dia benar-benar menjauhkan diri dariku sejak semalam karena alasan yang tidak kumengerti.

Aku turun dari ranjang, dan segera masuk ke kamar mandi, bersiap untuk pergi ke sekolah.

Selama bersiap, Harry masih juga belum kembali ke kamarnya. Aku tidak tahu ada apa dengannya. Jadi aku meninggalkan kamarnya dan langsung melesat pergi ke sekolah.

Aku melangkah di sepanjang koridor, dan mereka memberikanku tatapan yang tidak bersahabat. Entah karena apa, tapi aku tidak mau peduli. Jika memang ada kabar yang berhembus tentangku, nanti aku juga akan mengetahuinya.

Aku membuka loker, dan memasukkan buju catatan sejarah ke dalam tasku. Tepat saat aku melangkah menuju kelas sejarah, bel dibunyikan.

***

Kantin sedang ramai, seperti biasa. The Boys duduk di meja mereka dengan berisik, sementara aku mulai memasuki antrian.

Aku melirik ke papan challenge, dan beberapa challenge yang sudah dicoret. Di samping challenge yang sudah dicoret tersebut, terpasang foto sebagai bukti. Dan fotoku yang berciuman dengan Harry terpampang jelas. Brengsek sekali.

Antrianku semakin singkat. Aku mengambil nampan, dan penjaga kantin di depanku menuangksn menu yang disajikan hari ini di atas nampanku. Tak lupa dengan buah dan sebotol air mineral.

Aku keluar dari antrian dan mencari tempat dudukku. Langsung kutaruh nampanku di atas meja dan mengeluarkan ponselku. Aku akan makan sambil memainkan ponsel. Ada lagu yang harus ku-download. Memakai headphone, aku menyendok kentang tumbuk di depanku ke dalam mulutku, dan mulai memainkan ponsel.

Sambil menunggu beberapa lagu yang kuunduh selesai semua, aku membuka galeri ponselku iseng. Aku tahu tidak ada yang menarik disana. Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa aku justru membukanya.

Aku tersedak seketika mendapati fotoku yang sedang tertidur dipelukan Harry berada di ponselku. Geez! Siapa yang memotretnya?! Dan apa maksudnya memotret ini?!

Tapi Harry pasti punya jawabannya! Aku segera menenggak air putihku, dan bangkit berdiri menghampiri meja The Boys dengan kesal. Ini sama sekali tidak lucu jika mereka atau siapa pun yang memotret ini menjadikan ini bahan lelucon.

Aku memukul meja tersebut kuat dengan telapak tanganku, dan menatap Harry marah. "Kau kenapa, Elle?" Louis menanyaiku.

"what the fuck is this, Harry?!" Aku mengeluarkan ponselku dan meletakkannya dengan kesal di hadapannya.

Harry meraih ponselku, dan melihatnya. Seketika senyum brengsek itu muncul lagi. Oh astaga, dia memang iblis. "Bukankah itu bagus?" tanyanya dengan senyun yang masih bertahan di bibirnya tersebut.

Ponselku di tangan Harry direbut oleh Niall, dan seketika dia menggodaiku dengan siulannya. Louis dan sisanya akhirnya melihat foto-foto tersebut. "Jangan dihapus, oke? Itu untuk membuatmu selalu ingat bahwa kau milikku, dan begitu pun sebaliknya."

Apa?!

"Harry." suara dari beberapa gadis yang berbeda terdengar di belakangku. Sontak aku, The Boys, dan murid-murid yang memperhatikanku dengan The Boys tadi menoleh ke arah sumber suara.

Lima gadis berbeda berdiri di ambang pintu. Semuanya menatap tepat ke satu arah. Harry.

Ada yang memandang Harry terkejut, ada yang memandang Harry sendu, ada yang memandang Harry marah. Oh siapa mereka?

Damn It's Styles! (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang