15

559 36 14
                                    

Mirabelle Dawson POV

Dane, i'm sorry. Aku minta maaf karena Harry sudah meninjumu. Maaf karena aku menyakitimu, lagi. Maaf karena aku berhutang penjelasan padamu. Terima kasih karena sudah membelaku tadi. Maaf pertemuan kita harus berakhir seperti ini. Aku pulang ke Inggris besok. Maaf untuk semuanya.

Aku menekan option Send pada display ponselku, dan seketika pesan itu terkirim pada nomor Dane. Rasa bersalahku pada Dane sangat besar. Aku selalu memgecewakannya. Semua ini makin membuatku sakit. Aku menyakiti orang yang mencintaiku dengan tulus.

Aku menyimpan ponselku kembali karena Harry sudah keluar dari kamar mandi. Ya, aku benar-benar akan menginap di rumahnya. Nyatanya, aku disini sekarang. Rumahnya tak kalah besar dari yang di Inggris. Harry memang benar-benar dari keluarga yang tidak biasa. "Kemana yang lain?" tanyaku setelah dia duduk di sebelahku.

"Keluar. Mungkin mereka jalan-jalan."

"Oh," aku bergumam singkat. "Besok antarkan aku pulang ke rumah Anna, oke? Barang-barangku masih disana." Harry hanya menaikkan alisnya sebagai jawaban. Dan ponselku kembali bergetar halus. Aku mengambilnya, dan muncullah pesan balasan dari Dane.

Kau pulang besok? Bisa kita bertemu? Tapi jangan dipaksakan jika tidak bisa. Aku tidak mau kau bertengkar lagi dengan pacarmu.

Jangan pedulikan aku, oke? Aku saja yang masih nakal tidak mendengarkanmu. Kau kan sudah menyuruhku move on. Ini bukan salahmu.

Bibirku melengkung turun ke bawah. Lihat, dia bahkan bersikap seolah dia tidak kenapa-napa padahal jelas dia itu kenapa-napa. Membuat rasa bersalahku makin besar. Kenapa orang sebaik Dane harus tersakiti? Rasanya tidak adil baginya. "Siapa?"

"Bukan siapa-siapa." Jawabku singkat dan membalas pesan Dane.

Kutunggu di taman dekat NYU. Aku kesana sekarang.

"Aku keluar sebentar, ya."

"Kemana?"

"Bertemu teman-temanku. Aku harus berpamitan pada mereka. Dan juga minta maaf karena sudah mengacaukan jam latihan mereka tadi."

"Teman-temanmu atau laki-laki yang kutinju tadi yang kau temui?" Sial. Kenapa dia bersikap protektif begini sih. Tapi mengambil resiko berbohong sangat berbahaya untuk saat ini. Harry bisa murka lebih besar jika dia tahu aku membohonginya.

"Namanya Dane, Harry. Aku akan bertemu Dane. Banyak yang harus dijelaskan."

"Sepertinya hubungan kalian lebih dari sekedar teman." Harry menyahut dingin. Apa sepertinya aku mencium aroma kecemburuan disini? "Dia siapamu?"

"Bukan siapa-siapa, Harry. Hanya teman. Kau mengerti?"

"Sebaiknya kau berkata jujur." Aku menghela nafas berat. Harry benar-benar sialan.

"Dia mantanku. Kau puas? Dia baik padaku, dan aku tidak enak padanya karena sudah berlaku buruk."

"Nah. Lihat. Kau mau menutupinya dariku."

"Itu karena kemarahamu di luar kewarasan. Lupakan. Aku akan menemuinya sebentar."

"Tidak."

"Fuck, Harry. Beri aku waktu untuk membetulkan semuanya. Rasanya janggal jika aku harus pulang dengan semua yang tidak berakhir baik. Aku dan yang lain tidak pernah memiliki hubungan yang buruk sama sekali."

"Kalau begitu, aku ikut."

"No. Kau tetap disini."

***

Damn It's Styles! (Slow Update)Where stories live. Discover now