13

428 33 19
                                    

Enjoy!

-----

Harry Styles POV

Kami bergegas menuju mobil yang sudah Donna siapkan untukku dan The Boys begitu penerbangan kami ke New York sampai. Aku duduk di kursi kemudi, Liam di sebelahku, sementata Zayn, Niall, dan Louis ada di belakang. Aku kembali mengirimi pesan pada Donna.

Berikan lokasinya sekarang.

Donna benar-benar gesit. Pesanku langsung dibalasnya. Ia mengirimkan pesan yang sangat rinci tentang keberadaan Belle sekarang. Aku menekan layar GPS yang tersedia di mobil pada sebuah gedung bernama Real People. Namanya menjijikkan. Untuk apa Belle ada di sana?

Aku mengendarai mobil ini dengan kecepatan rata-rata, mengikuti arahan GPS. Ingin sekali rasanya aku cepat sampai dan meluruskan masalah ini dengan Belle lantas menyeretnya pulang ke London. Jika dia menolak, aku akan memaksanya. Aku benar-benar marah dibuatnya. Tanpa sadar mulutku mengeluarkan makian lagi. "Sabar, Harry. Ingat dia bukan gadis biasa." Liam menepuk bahuku.

"Ya, dan jangan lupa bahwa aku juga seorang Harry Styles." balasku kesal. Apa dia lupa aku siapa? Kupikir sudah cukup selama ini aku mengalah dengannya. Kejadian ini membuatku tak ingin lagi mengalah. Brengsek.

Setelah menempuh perjalanan yabg cukup, kami akhirnya sampai di Real People. Ada beberapa mobil di luar yang terparkir di sebelah mobil kami. Setelah mematikan mesin mobil, kami berlima turun. Aku yang paling pertama membuka pintu, di susul yg lainnya di belakang.

Beberapa orang memerhatikan kedatangam kami, namjn tidak mengatakan apa pun. Mereka terlalu menikmati tontonan sepasang kekasih di depan mereka yang sedang menari dengan indah.

Shit. It's Belle.

Aku panik di London, sementara dia di sini bersenang-senang berselingkuh?! What the fuck?! Aku sudah maju satu langkah dengan panas dan dengan sebongkah emosiku, bersiap menarik Belle dari sana.

Namun tangan Liam langsung mencekalku. Brengsek. Aku terpaksa menunggu sampai mereka selesai. Begitu selesai, lelaki itu memeluk Belle, dan tanpa ragu Belle membalasnya. Sementara semua yang menonton mulai bertepuk tangan untuk mereka. Aku hendak maju lagi, namun lagi-lagi Liam memahanku. Aku menggeram rendah menahan diriku.

Kami masih tetap berdiri sampai akhirnya manik biru milik Belle melirik keberadaan kami. Ekspresinya langsung berubah terkejut, terlihat speechless. Liam melepas cekalannya yang sedari tadi menahanku. Melihatnya menatapku membuat darahku terasa semakin mendidih. "Harry? Kalian?" gumamnya tak percaya.

Suasanya berubah hening seketika. Seorang gadis langsung berdiri di sebelah Belle dan menggumam namaku seolah bertanya. "Terkejut, hm?" tanyaku mengintimidasi, terdengar marah.

"Calm down, Harry." Louis memperingatiku halus.

"No." Hentakku. "Ini yang kau sebut mencari ketenangan, huh?" aku tak tahu harus mulai dari mana. Rasanya aku ingin meledak. Argh! "who do you think you are?! You can't play with me, Mirabelle Dawson!"

Aku maju mendekatinya. "Kau. Harus. Pulang. Sekarang." Aku menarik tangannya. Namun dia langsung menyentaknya keras melepasku. "Jangan buat aku lebih marah lagi." aku memperingatkannya, menatapnya tepat di manik mata dengan tatapan menusuk. Tidak ada waktu bermain lagi, Mirabelle!

"hey bro, kau tidak bisa memaksanya." Laki-laki yang tadi menari dengan Belle maju menengahi kami, membela Belle.

"Kau sebaiknya tidak ikut campur, man." suara Zayn terdengar dari belakang.

"Kau tidak bisa membawanya pergi." Laki-laki itu menggenggam tangan Belle.

"fuck!" Aku langsung meninjunya dengan keras hingga dia tersungkur di lantai kayu ini.

"Harry! Stop it!" Belle berteriak menahanku.

"No! You stop it! Stop fucking around! Stop being childish! Stop being selfish! Fuck, Belle! You make so damn worried about you! Kau pikir siapa yang akan bertanggung jawab kalau sampai terjadi sesuatu padamu ha?! Ibumu datang ke sekolah dan mencarimu! Dan aku tidak tahu apa pun! Brengsek!"

Aku menoleh pada lelaki yang tadi kutinju tadi. Dia sudah berdiri, menyeka hidungnya yang berdarah. "Kau pikir kau siapa bisa menahannya?! Kau selingkuhannya, hm?"

"Watch your mouth, Harry." Belle berujar, namun aku sama sekali tidak peduli.

"Selingkuhan?" beberapa bergumam terkejut.

Aku menoleh lagi pada Belle. "Aku langsung terbang ribuan mil dari London begitu aku tahu kau dimana. Aku nyaris mati ketika mendapat kabar kau di sini! New York, Belle! Kupikir kau hanya akan di sekitar London atas Inggris saja! For fucking God's sake. Dan aku menemukanmu sibuk berdansa dengannya?!"

"Sudah, mate. Hentikan." Niall menepuk bahuku dari belakang. Ku rasakan mereka berjalan mendekatiku.

Aku menoleh lagi pada laki-laki itu. "For your fucking information, she's mine, fucker. So, stop act being a goddamn hero."

"Sekarang, pulang!" Aku kembali menarik tangan Belle. Aku tidak peduli dia menlolak. Sudah kukatakan aku akan menyeretnya. Aku akan benar-benar melakukannya jika dia tidak bisa bekerja sama.

"Kau tidak berhak memutuskan kapan dia pulang! Boleh saja kau pacarnya, tapi aku sepupunya! Aku yang lebih berhak!" Suara seorang gadis menginterupsi.

Jesus! Apa lagi ini?!

"okay, then." Aku melepaskan tangan Belle dengan menyentaknya seperti dia menyentakku tadi. Aku mengeluarkan ponselku dan menyerahkannya pada Belle. "But you must call your mom."

"Tidak."

"Call her."

"..."

"Just call her! Fuck!" Aku membanting ponselku keras hingga layarnya pecah kemudian berjalan keluar.

Aku tidak bisa menghadapinya lagi. Dia benar-benar sialan.

Author POV

Suasana di dalam studio benar-benar tegang. Hanya ada kesunyian yang mengerikan yang mengisi studio. "Kau benar-benar melakukan kesalahan, Elle." Niall menggeleng tak percaya dan berbalik keluar menyusul Harry.

"Kami tidak bisa membelamu kali ini, Elle. Maaf." Liam juga menyahut kecil kemudian berbalik menyusul kedua temannya.

Louis tidak mengatakan apa-apa dan langsung berbalik. Hanya Zayn yang tersisa disana. Ekspresinya tidak bisa dibaca. "Kukira kau tidak seburuk yang terlihat. Tapi sepertinya aku salah. Dan selamat untuk kau, boy. Setidaknya itu hanya sebuah pukulan. Dia bisa membuatmu cacat permanen, asal kau tahu saja."

Dan perkataan Zayn adalah yang paling menohok hati Elle. Sahabat-sahabat Harry tidak ada yang berkata sepedas Zayn. Setelah Zayn keluar dari studio, Elle langsung jatuh merosot, air matanya tumpah dengan deras.

Dia benar-benar membuat sebuah kesalahan, sepertinya.

-----

Heyaaa hope you like this part. Gue suka waktu Harry marah-marah. Akhirnya dia meledak hoho.

Yang mau kenal bisa cek sosmed gue :)
Ig: viniellen
Twitter: viniellen
Line: vinielln

Oh ya, baca teen fiction gue juga dong. Judulnya Galaxy. Thank you xoxo

Damn It's Styles! (Slow Update)Место, где живут истории. Откройте их для себя