25

463 31 5
                                    

Satu hari berlalu dengan biasa saja. Aku masih tetap seorang yang suka sendiri, well, itu berlaku jika The Boys tidak bertingkah padaku. Yang berbeda dari hari ini adalah beberapa gadis populer yang centil seperti mencoba diri mereka untuk berteman denganku. Hal yang ganjil. Kau tahu seperti apa gadis-gadis populer itu. Menggelikan.

Hal lain yang terjadi di sekolah adalah bahwa satu challenge lagi sudah berhasil Harry laksanakan. Challenge tersebut berisi tantangan untuk merawatku ketika aku sakit. Dan dia melakukannya. Aku bahkan tidak tahu jika ada tantangan itu. Aku tahu itu ketika tidak sengaja melihat papan itu saat mengantri di kantin.

Masih banyak sekali challenge yang harus Harry lakukan. Dan aku tidak tahu bagaimana dia akan menyelesaikannya, karena jujur saja, aku sekarang tidak memiliki waktu lagi. Sepulang sekolah aku hanya memiliki waktu istirahat yang sebentar, lalu malamnya aku akan bekerja. Bahkan tugas sekolah banyak yang kukerjakan di sela-sela jam pelajaran.

Hidupku sungguh kacau. Biasanya aku selalu tepat waktu. Tapi kini rasanya semuanya tidak bisa tepat.

Aku menggeleng samar dan mendesah. Tanpa kusadari aku sudah tiba di rumah Harry. Kami tidak pulang bersama karena The Boys memiliki urusan yang menurutku tidak perlu kuketahui. Lagipula aku kemari hanya untuk mengemasi barangku.

Berjalan masuk, seseorang dari belakang tiba-tiba saja mencekal tanganku. Aku menoleh, mendapati gadis yang tadi pagi datang kesini dan berbicara dengan Harry. Dia memegang pergelangan tanganku dengan keras, sekeras tatapan matanya padaku. Sialan karena tenaganya cukup kuat juga. "I told you to back off!" Dia menatapku gemas.

"Dengar, aku bahkan tidak tahu namamu. Kau pikir kau siapa bisa mengaturku? Berhenti menghampiriku dan mengatakan hal yang tidak jelas! Kau sungguh tidak tahu apa-apa." Aku menghempaskan tanganku keras ke bawah hingga terlepas dari tangannya. Aku benci dengan situasi seperti ini. Dengan segera aku kembali melanjutkan langkahku, enggan mengeluarkan amarahku untuk hal seperti ini. Dia benar-benar terlalu ikut campur. Jika memang dia menginginkan Harry seharusnya dia bicara pada Harry dan bukan padaku! Entah dia itu bodoh atau apa.

"I'm watching you, bitch!" Fuck. Dia benar-benar berurusan dengan orang yang salah. Aku tidak akan segan-segan meninjunya untuk mengajarinya cara bicara! Aku seketika berbalik dan kembali menghampirinya dengan tangan terkepal. Aku berhenti dan mengangkat kepalan tanganku ke udara.

"Sekali lagi kudengar kau gunakan kata itu untukku, kupastikan tanganku takkan diam seperti sekarang. Jaga mulut kotormu. Kau bahkan lebih menyedihkan!" Dengan ucapan itu aku meninggalkannya berdiri di sana. Kenapa semua hal yang berhubungan dengan Harry itu rumit?

Kenapa tidak ada yang mudah dan sederhana?

Ini membuatku gila.

Aku masuk ke dalam rumah Harry dengan emosi yang sedikit bertumpuk di dalam diriku. Sialan karena gadis itu benar-benar berani mencari masalah. Tidak heran jika Harry begitu kesal terhadapnya. Dia benar-benar menyebalkan.

Aku melangkah menaiki anak tangga sambil berusaha menghilangkan emosiku dan melupakan kejadian mengesalkan barusan. Namun suara panggilan Gemma membuatku terhenti. Terdengar langkah kaki di belakangku, membuatku menoleh. "Kau sendiri? Dimana Harry?"

"Harry pergi dengan yang lain. Jadi aku pulang duluan."

"Oh, begitu."

"Hmm, Gemma." Panggilku sedikit hati-hati. Yang akan kukatakan ini sesuatu yang serius, aku tidak ingin membuatnya terkejut dan terkesan terlalu mendadak. "Aku akan pindah hari ini. Aku akan menata barangku sekarang."

"What?! Apa?! Kau mau pindah? Tapi kemana? Dengar, Elle, kau tidak perlu pindah, aku sudah mengerti dan itu bukan masalah sekarang." Nah, benar. Gemma memang terkejut. Bahkan reaksinya di luar ekspetasiku. Maksudku, aku tidak menduga dia akan mengizinkanku tinggal sekarang.

Damn It's Styles! (Slow Update)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant