Legend of chu qiao : Division 11's Princess Agent (End)

229-231

Bab 229

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

He Xiao menunduk dan menjawab, "Aku tidak berani."
"Dengan mengatakan ini, kamu menyalahkanku." Chu Qiao tersenyum pahit, senyumnya menghilang dalam sekejap saat dia melanjutkan, "Tidak peduli apakah kamu percaya padaku atau tidak, kita telah melalui banyak pertempuran bersama selama ini.Saya selalu menganggap Anda sebagai sahabat saya. Dengan pergi, aku tidak bermaksud meninggalkan kalian semua. ”
“Aku mengerti.” He Xiao tiba-tiba mendongak, kembali ke keadaan tenang dan menumpahkan aura kemuliaan yang telah ditunjukkannya di medan perang. Diam-diam, dia menambahkan, “Aku tidak pernah menyalahkanmu. Anda mencari kami, memberi kami jalan keluar terbaik. Saya mengerti semua ini. "
Ini adalah pertama kalinya mereka saling memanggil nama. Dia memandangnya dengan tenang ketika dia berbicara perlahan, “Selama bertahun-tahun, aku menyaksikan ketika kamu terus menjadi prajurit. Saya mengerti kesulitan yang Anda hadapi.Mungkin, kadang-kadang, saya berpikir bahwa saya egois pada waktu itu. Jika saya telah memilah pikiran saya, saya tidak akan membiarkan keadaan membuat Anda putus asa. Bahkan jika Garrison Utusan Barat Daya telah menjadi bandit, atau jika kita masing-masing mati, kita seharusnya tidak membiarkan Anda memikul tanggung jawab ini, menentang raja Yan Bei, menghasilkan keadaan ini hari ini. "
Chu Qiao menggelengkan kepalanya saat dia berpikir pada dirinya sendiri. Sudah ada perbedaan yang tak dapat didamaikan antara Yan Xun dan dirinya sendiri. Bahkan tanpa keberadaan Garrison Utusan Barat Daya, alasan lain akan memuncak dalam kejatuhan mereka. Itu hanya masalah waktu saja.
He Xiao tidak menunggunya berbicara ketika dia berbicara dengan jujur, “Lagipula, kau hanya seorang gadis muda. Saat itu, kami gagal melihat ini dengan jelas. ”Dia mendongak dan tersenyum lembut, seperti seorang penatua mengawasi keturunannya."Yang Mulia telah mengatakan sebelumnya, 'Hanya jika Anda meninggalkan masa lalu sepenuhnya, Anda dapat mencapai kedamaian batin'. Dengan tidak memanggilmu 'Jenderal', itu tidak berarti aku menjauhkan diri darimu. Itu hanya berarti bahwa saya berharap Anda akan dapat melupakan masa lalu dan menjalani kehidupan untuk diri sendiri. "
Tetesan air, yang menumpuk di cabang dan daun di pohon, jatuh ke tanah, mendarat di sepatu putih Chu Qiao. Dia mengangkat alisnya saat dia merasa tersentuh.
"Meskipun Tang adalah tempat yang hangat, sekarang dingin. Nona, kamu harus kembali lebih awal. ”Saat dia menyelesaikan kalimatnya, dia menyingkir agar Chu Qiao pergi. Namun, dia tiba-tiba memanggil, "Kakak Dia."
He Xiao benar-benar terpana ketika dia menyentakkan kepalanya dengan kuat untuk menatapnya.
Chu Qiao berkata dengan nada berat, “Kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun, menjalani hidup dan mati bersama. Kami adalah kawan di medan perang, dan keluarga di luar medan perang. ”
Angin sepi melambat melintasi hutan.Tatapan He Xiao menjadi terganggu sejenak.Setelah beberapa lama, dia mempertahankan postur tubuhnya dan mengambil langkah kecil ke belakang. Dengan nada berat, dia menyatakan, “Aku akan ke barat daya untuk mengambil janji baru. Kita mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bertemu lagi. ”Seperti yang diharapkan, dia sudah tahu.
Ujung jari Chu Qiao berubah agak dingin. Saat dia melihat bayangan He Xiao yang kesepian, dia mulai merasa sedikit tersedak. Dia mengangguk pelan dan berkata, "Hati-hati."
Setelah itu, dia berbalik dan keluar dari paviliun. Dia baru saja mengambil beberapa langkah ke luar ketika sebuah suara terdengar dari belakangnya, "Xiaoqiao, hati-hati." Dia berbalik untuk melihat He Xiao berdiri di sana dengan tenang, sambil mempertahankan postur tubuhnya. Angin berhembus melintasi pakaiannya; mengungkap pola awan coklat kehijauan yang telah disulam di seragamnya.Warna hijau bisa terlihat di pinggangnya; dia masih mengenakan sabuk ketika dia masih menjadi bagian dari Tentara Xiuli saat itu. Dia berdiri di sana dengan tenang, kepalanya menunduk; sulit dipahami bahwa dia mengucapkan kata-kata yang mengakui status hubungan mereka yang sekarang berbeda.
Chu Qiao membeku sejenak sebelum akhirnya berbalik dan berjalan ke arah yang berbeda.Setelah beberapa belokan, Shanglin Garden tidak lagi terlihat. Dia mendongak, menyadari bahwa dia telah secara tidak sengaja berkeliaran ke kaki Pegunungan Fulan, di luar Istana Roufu. Gunung yang disebutkan di atas hanyalah lanskap dengan bebatuan yang menumpuk. Lapisan luar tampak seolah-olah telah dihiasi dengan batu giok putih, tampak jernih. Itu sendiri telah mendapatkan gelar salah satu keajaiban di Istana Jinwu. Namun, saat Chu Qiao menatap tumpukan batu putih ini, dia merasakan rasa dingin yang berasal dari hatinya, menyelimutinya perlahan.
"Nona?" Meixiang memanggilnya, khawatir.
Chu Qiao tetap diam saat pandangannya terpaku sedikit pada beberapa bunga prem dan hal-hal di luarnya.
“Nona, semua orang berpikir berbeda di dunia ini, tetapi kamu hanya memiliki satu hati.Kamu tidak akan bisa melihat banyak orang. ”Kata-kata Meixiang terdengar di samping telinganya, tapi Chu Qiao sepertinya tidak mendengarnya. Anginnya besar. Tiba-tiba dia merasakan sedikit kesedihan.
“Komandan He Xiao telah mengikutimu selama bertahun-tahun. Pada waktunya, dia akan mengerti. Tak ada yang abadi. Jangan terlalu sedih. "
Chu Qiao berbalik dan memeluk Meixiang dengan lembut ketika dia berkata, "Meixiang, jika kamu ingin pergi bersamanya, silakan."
Chu Qiao merasakan tubuh Meixiang bergetar seperti kelinci yang ketakutan saat dia menegakkan punggungnya. Setelah beberapa lama, Chu Qiao merasakan sepasang tangan melingkari pinggangnya saat suara Meixiang bertahan di telinganya. "Aku tidak tega meninggalkan Komandan He, tetapi aku tidak tega meninggalkanmu lebih banyak."
Sinar matahari menyinari putih cerah di puncaknya. Tidak ada awan yang terlihat di langit yang tinggi.
"Nona, jangan khawatir tentang orang lain lagi. Master Zhuge mungkin bukan orang suci sepenuhnya, tapi dia satu-satunya orang di dunia ini yang sepenuh hati mengabdikan dirimu. Bagi Anda, dia bisa membunuh dan menjadi iblis, tetapi dia bersedia berubah menjadi lebih baik. Anda tidak akan dapat menemukan orang lain di dunia ini yang seperti ini. "Meixiang tersenyum ketika dia berbicara," Adapun Komandan Dia, dia akan menerima hal ini pada akhirnya sama seperti saya. Hal-hal seperti ini tidak bisa dipaksakan.Setiap individu memiliki kedekatannya sendiri. "
Rasa kebebasan yang tidak terkendali telah menjadi keinginan Chu Qiao selama bertahun-tahun. Dia mendongak dan tampaknya melihat mata pria itu. Di tengah kondisi yang keras dan kekacauan di pengadilan Xia, apakah dia masih baik-baik saja?
Dalam sekejap mata, tahun baru telah tiba.Kekaisaran Tang telah mengalami tahun yang paling bergejolak dalam sejarah baru-baru ini.Dalam isyarat untuk menghidupkan suasana hati, Li Ce memberi perintah untuk menyelenggarakan jamuan musim semi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kemewahan.
Pada hari ke 27 bulan ke 12, Li Ce menjadi tuan rumah jamuan makan untuk para pejabatnya di istana kekaisaran, untuk meninjau tahun yang baru saja berlalu. Bagi orang-orang yang berkinerja baik, ia memberi mereka imbalan sepatutnya, memungkinkan para pejabat dengan tingkat ketiga atau lebih tinggi untuk makan dengannya di aula yang sama. Selain itu, ia menyusun puisi sendiri, memerintahkan pelayannya untuk menyalinnya dan membagikannya kepada setiap pejabat.
Istana belakang dihiasi dengan lampu-lampu terang juga. Perjamuan berlangsung jauh dari Istana Yixin ke Istana Shangqing; jalan setapak itu dihiasi dengan banyak lampu dan lentera terang, menunjukkan potret yang baik.Ditambah dengan para penari, itu adalah pemandangan yang megah.
Li Ce mengundang Chu Qiao ke perjamuan beberapa kali, tetapi Chu Qiao menolak mereka karena dia tidak menyukai pengaturan. Dia tinggal di istananya sendiri bersama dengan pelayannya, mengadakan perjamuan sendiri dan membeli dekorasi sendiri untuk menyambut tahun baru.
Pada hari ke 28 bulan ke-12, gerbong demi gerbong, ditutupi kain hijau, memasuki gerbang utama Istana Jinwu, menuju arah Mihe Residences. Ketika kereta tiba di sana, kotak dibongkar dan dibuka. Isi di dalam mengguncang seluruh istana, menyebabkan semua orang bergegas menuju Mihe Residences untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Bahkan beberapa selir Li Ce bergegas ke sana, tidak mampu menahan amarah mereka.
Total ada 20 gerbong, berisi 200 kotak kayu berbagai ukuran. Setelah kotak dibuka, mata semua orang berbinar. Kotak-kotak itu penuh benda berkilauan. Zamrud, batu kuno, batu rubi merah, batu opal, batu giok putih, mutiara, sutra lembut, bulu binatang yang berharga, barang antik, dan karya seni ... semua pemborosan kehidupan berkumpul di depan mata mereka. Tidak hanya itu, tetapi ada juga aksesoris wanita seperti karangan bunga, jubah, sepatu giok, dan gelang yang berlimpah. Ada juga tanaman di sana, mulai dari bunga bermutu tinggi hingga tanaman karang penuh setinggi lebih dari 30 kaki hingga tanaman obat langka. Ada juga layar yang terbuat dari mutiara, yang bersinar dalam gelap, bersama dengan beberapa artefak langka dari negeri asing, seperti korek api, teropong, aksesori kaca, jam alarm, gaun dan segudang item berharga.
Yang lebih konyol lagi adalah ada beberapa kotak produk lokal yang tidak menarik perhatian. Benda-benda itu muncul seperti ubi. Chu Qiao mengambil salah satu benda dan memeriksanya untuk waktu yang lama sebelum menyadari bahwa itu adalah ubi jalar dari Qinghai, yang telah dijelaskan pria itu kepadanya dalam surat-suratnya. Dia memegangnya di hidungnya karena mengeluarkan aroma yang harum, menyebabkannya terasa manis di dalam. Dia berpikir bahwa semua barang berharga lainnya tidak dapat dibandingkan dengan beberapa ubi jalar biasa ini.
Penduduk setempat di sana telah mendengar bahwa raja Qinghai telah menghabiskan banyak upaya dalam memperoleh barang-barang ini. Kentangnya besar dan memiliki benang merah dan kain yang melilit mereka.Mereka tampak tidak jelas.
Kop surat kecil diletakkan di dalam salah satu ubi. Dia mengambilnya ketika jari-jarinya melepaskan benang emas di sekitarnya, mengungkapkan surat panjang dengan kata-kata yang rapi.
Dia selalu seperti ini. Bahkan ketika dia menulis, dia bertele-tele, memunculkan topik-topik yang tidak penting seperti cuaca, politik, ekonomi. Dia bertindak seolah-olah dia sedang berbicara dengan pemimpin dunia lain, sebelum menambahkan kalimat di akhir: Hati-hati, jangan biarkan pintu terbuka.Sebelum Anda tidur, tutup pintu dan jendela, kalau-kalau ada orang jahat masuk ke rumah.
Suatu kali, Li Ce sangat marah ketika dia diam-diam menemukan surat Zhuge Yue, dengan menyebutnya sebagai penjahat penistaan.
Saat Chu Qiao memandang pria yang memproklamirkan diri sendiri yang menyerang privasinya, dia merasa bahwa kedua kata itu benar. Namun, surat hari ini tidak terlalu panjang. Setelah pembukaan singkat, tulisan tangannya tampak menjadi lebih kuat. Jelas, dia sudah berpikir lama sebelum menulis karena tinta mengering. Kata-katanya berbunyi: Saya sibuk. Tunggu saya.
Di tengah terengah-engah kejutan, Chu Qiao memegang kop surat kecil di tangannya. Dia merasakan kedamaian. Dia tidak bisa mendengar apa pun, bahkan suara angin, tangisan burung-burung, gemerisik dedaunan.Meskipun musim dingin, dia merasa hangat di dalam seperti cuaca musim semi.
Malam itu, Chu Qiao, Meixiang, Jingjing, Qiu Sui dan sekelompok pelayan perempuan berkumpul di Mihe Residence. Chu Qiao memasak untuk pestanya secara pribadi.Meskipun keterampilan kulinernya biasa-biasa saja, teknik memasaknya sudah cukup untuk membuat kagum orang lain. Pemesanan awal mereka terhadap masakannya dengan cepat dihilangkan.
Saat malam menjelang, kembang api dilepaskan ke langit di luar. Chu Qiao dan yang lainnya berlari ke halaman, berdiri di bawah pohon osmanthus ketika mereka disambut oleh pemandangan pola bunga di langit. Saat lampu-lampu berwarna terpantul ke wajah mereka, mereka menikmati suasana gembira dari acara yang meriah ini.
Jingjing, Pingan, dan beberapa pelayan wanita lainnya menyalakan petasan. Chu Qiao menutupi telinganya saat dia dikelilingi oleh orang-orang lain di tengah. Wajahnya bersinar sedikit merah saat dia mengenakan mantel berlapis kapas berbulu baru, tampak seperti anak kecil yang belum dewasa. Ini adalah tahun baru paling bahagia yang dia rayakan sejak datang ke dunia ini. Meskipun orang yang dia cintai tidak di sisinya, hidup masih bahagia.
Ada suara tawa di luar di mana-mana. Chu Qiao duduk di depan meja belajarnya, menggambar dua tokoh kartun yang terlihat senyata aslinya. Mereka memiliki tubuh kecil dan kepala besar; satu bergelembung sementara yang lain keras dan serius. Kedua sosok itu berdiri di atas lereng, bahu-membahu, menatap ke kejauhan saat mereka tampak menyenangkan. Di depan mereka ada sebidang padang rumput yang luas, dengan kawanan sapi dan domba berkumpul bersama. Sebuah badan air besar tergeletak lebih jauh di depan.
Dia rajin menyimpulkan suratnya dengan menandatangani dengan dua kata: Saya menunggu.
Tidak perlu lagi dinasihati atau ditanyakan.Dia berpikir bahwa dia akan menjadi egois untuk sekali, mempertahankan kecakapannya sepanjang jalan, dan mempercayai keputusan yang akan dia buat.
Ketika dia meletakkan kop suratnya, dia mengambil jubahnya dan pergi mencari Meixiang dan yang lainnya. Ketika dia berjalan keluar dari istana, sekelompok kelopak bunga putih turun ke atasnya. Seperti salju, itu tersebar di seluruh tubuhnya.
Semua orang tertawa terbahak-bahak. Suara-suara mereka perlahan-lahan menyebar ke setiap sudut dan celah di Istana Jinwu.