Legend of chu qiao : Division 11's Princess Agent (End)

256-258

Bab 256 Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio
Ujung jari Chu Qiao memucat ketika suara armor berbenturan muncul kembali di benaknya seolah dia selalu mendengarkan simfoni.
"Tuan, maukah Anda mengikuti saya?"
Chu Qiao menggelengkan kepalanya dan tersenyum ringan. "Aku akan tinggal di sini."
He Xiao mengangguk sambil membungkuk."Hati-hati, Tuan."
Ada beberapa tetes embun di bagian luar jendela, saat bulan tergantung cerah di langit malam. Chu Qiao memandangi bulan putih yang tergantung di langit ketika dia bergumam, "Badai sedang terjadi."
Keluarga Zhuge mengirim tiga pelayan berbeda untuk merawat Chu Qiao sebelum pernikahannya, tetapi semuanya telah dikirim kembali. Keluarga Jing juga telah mengirim beberapa orang, tetapi Chu Qiao telah mengabaikan tawaran mereka. Pada akhir hari itu, Meixiang yang menemani Chu Qiao pada malam sebelum pernikahan.
Meixiang, yang biasanya kuat dan mantap, gemetar sekali saat ia mengenakan Chu Qiao dengan gaun sutra merah yang hampir seluruhnya ditutupi dengan sulaman. Bebek mandarin bersulam melambangkan kesetiaan abadi; bunga peony tumbuh subur di latar belakang. Diterangi oleh banjir cahaya, seluruh pemandangan tampak seolah berkembang.
Air mata mulai mengalir dari sudut mata Meixiang saat sudut mulutnya melengkung ke atas. Chu Qiao mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata di wajah Meixiang sebelum memeluk wanita ini yang telah mengikutinya selama bertahun-tahun. Saat ini, Chu Qiao tampak lebih cantik dari sebelumnya dengan riasan baru di wajahnya.
"Missy." Meixiang mengembalikan pelukan saat dia menangis. "Missy ... Missy ..." Dia tidak bisa lagi merumuskan kalimat yang tepat karena dia tetap di posisi itu dan terus memanggil Chu Qiao saat dia dengan bebas membiarkan air matanya mengalir.
Keesokan harinya, Chu Qiao akhirnya menyambut pernikahannya.
Dengan pejabat seremonial dari Kekaisaran Tang menjaga sisinya, upacara tersebut mengikuti prosedur pernikahan ningrat yang tepat. Kereta berangkat dari tempat tinggal Zhuge sebelum mencapai Kedutaan Tang.Pertama, dekrit dari almarhum Kaisar Tang, Li Ce, dibacakan dengan lantang, sebelum ucapan terima kasih dari Kaisar Tang saat ini, Li Shuyi, diumumkan, setelah itu, dia menuju keluar, disambut oleh simfoni instrumen dengan keriuhan mengikuti ke mana pun dia pergi. Tontonan seperti itu.
Warga sipil berkerumun seperti lautan kepala bobbing. 80 pengiring pengantin duduk dalam serangkaian kereta yang lebih kecil mengikuti di belakangnya, dan pada akhir konvoi, ada sekelompok kerabat Keluarga Zhuge bersama dengan bangsawan lainnya. Telapak tangan Chu Qiao berkeringat, saat kerudung merah terang menutupi visinya, dan dia hanya bisa mendengar suara keriuhan.
Pada titik ini, Chu Qiao mulai merasa gugup ketika konvoi mendekati kediaman Marsekal Agung. Chu Qiao sudah tahu rute dan prosedur dengan hati, dan dia mengerti bahwa jika semua berjalan sesuai rencana, para pejabat Tang akan menyerahkan kereta ke pejabat seremonial Kekaisaran Xia di Peacock Bridge di depan. Zhuge Yue akan ada di sana untuk menyambutnya.
Namun, meskipun mereka masih jauh dari tujuan, gerbongnya tiba-tiba terhenti. Jantung Chu Qiao berdetak kencang, saat dia mendengar bunyi lonceng itu dari Istana Sheng Jin.
14 bunyi genta lonceng dibunyikan di surga.Ada lima lonceng panjang dengan sembilan lonceng pendek, sangat berbeda dari sembilan lonceng panjang, lima lonceng pendek yang melambangkan otoritas Kaisar.Pada saat ini, suara itu tampak sangat sedih dan serius, ketika angin membawa suara itu, menyebarkan suasana di seluruh negeri yang makmur.
Semua orang yang berjalan, berdiri, menonton, berlarian, semua berhenti mati di jalur mereka bahkan langit pun memudar menjadi sunyi.Bahkan burung-burung di langit tampak terhenti. Seseorang bereaksi dulu. Yang lainnya mengikuti ketika massa orang tiba-tiba bersujud ke arah Istana Sheng Jin. Suara ratapan terdengar di seluruh kota, terutama dari Zi Wei Square tempat orang banyak berkumpul.
Chu Qiao melepas cadar dan mengangkat tirai ke gerbong. Angin membelai dia, menyebabkan rambutnya bergoyang tertiup angin. Baru pada saat inilah akhirnya dia mengerti apa yang terjadi.
Kaisar Xia akhirnya meninggal ....
Para pejabat seremonial Kekaisaran Xia semua bersujud di tanah saat mereka berteriak keras. Para pejabat Kekaisaran Tang yang menyertainya semuanya tertangkap basah ketika mereka tertegun, mulut mereka ternganga, tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi mendadak ini.
Zhuge Huai menunggang kudanya. Dengan ekspresi yang sangat serius, dia mulai memberi perintah agar konvoi kembali.
Dengan angin sepoi-sepoi bertiup di tirai kereta, Chu Qiao menatap Jembatan Peacock, yang sudah terlihat dari tempatnya.Perasaannya tampak begitu berbelit-belit, dan campuran emosi menyerang gelombang demi gelombang. Ketika konvoi kembali, Jembatan Peacock tampak seperti bagian dari mimpi yang jauh, karena secara bertahap ditutupi oleh lapisan-lapisan bunga dan daun.
Chu Qiao tiba-tiba merasa cemas, seolah-olah dia benar-benar tersesat. Dia sepertinya telah dipindahkan ke hari bersalju itu lagi. Ketika tangan nasib terus mendorong mereka, mereka akhirnya dipisahkan oleh tundra yang sangat besar, tidak dapat bertemu.Mengangkat gaunnya, dia mendorong membuka pintu kereta.
"Yang Mulia!" Sepasang tangan kurus tiba-tiba memegangnya. Yu Xiaohe menatap Chu Qiao dengan tak percaya yang sepertinya ingin melompat dari kereta. Yu Xiaohe berteriak, "Yang Mulia, ke mana Anda akan pergi?"
Pada saat ini, ada seseorang yang berbalik di depan rombongan. Matanya panjang dan kurus, agak mirip dengan Zhuge Yue. Dia adalah saudara laki-laki Zhuge Yue, Zhuge Huai.
Chu Qiao membeku ketika dia melihat ribuan tentara di depannya. Dia perlahan-lahan menutup pintu kereta saat dia duduk kembali di kursi, tenggelam dalam keheningan.
Dia dibawa kembali ke Kedutaan Tang.Sepanjang hari, dia duduk di kamar tanpa mengambil satu langkah pun di luar. Saat senja, Pingan kembali dengan berita bahwa ada mobilisasi aktif di luar tembok kota, dan bahwa Istana Sheng Jin masih belum mengungkap penyebab kematian Kaisar.Warga sipil bersembunyi di rumah mereka, meringkuk ketakutan.
Setelah kegelapan benar-benar jatuh, Kedutaan Tang telah benar-benar dikelilingi.Bahkan Pingan tidak dapat keluar untuk mencari informasi lebih lanjut.
Di bawah sinar bulan keperakan, tiba-tiba ada banyak langkah kaki. Kerumunan mengepung seluruh kedutaan, dan ketika Pingan melangkah keluar untuk bernegosiasi, seorang lelaki kurus tinggi muncul. Zhuge Huai berdiri di depan pintu, masih tersenyum seperti biasanya. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa aura yang dipancarkannya sangat berbeda dari sebelumnya.
“Kota ini berantakan. Saya memohon Raja Xiuli untuk tinggal di sini untuk menunggu dan tidak bergerak. "
Chu Qiao mengangguk dan dengan lembut menjawab, "Saya mengerti. Saudaraku, kamu bisa istirahat. ”
Zhuge Huai tersenyum ringan. Tanpa menjawab, dia berjalan keluar.
Tengah malam datang ketika hiruk-pikuk suara pertempuran meletus ke arah Istana Sheng Jin. Suara-suara pertempuran, panah-panah beterbangan, erangan dari berbagai korban, bersamaan dengan bergulirnya drum-drum perang terdengar di mana-mana, menyatu dengan requiem yang memekakkan telinga.
Pingan dengan cemas bergegas masuk dan dengan keras memberi tahu, “Saudari! Kami telah dikelilingi! "
Chu Qiao masih mengenakan gaun pengantinnya saat dia duduk memegang secangkir teh. Mendengar itu, dia bahkan tidak tersentak, dan satu-satunya reaksinya adalah sedikit mengernyit mendengar berita itu.
"Kakak, kami akan memastikan kamu bisa pergi!"
Jingjing sudah mengenakan pakaian prajuritnya saat dia membawa panah kecil.Beberapa pejabat tua Tang berdiri di sudut ketika mereka menonton, wajah mereka benar-benar pucat.
Chu Qiao menggelengkan kepalanya saat dia menatap pintu dengan tinjunya yang mengepal, gaunnya yang terlihat seolah-olah basah oleh darah di bawah cahaya lilin yang berkedip-kedip.
"Missy, Zhuge Huai itu pasti bukan pria yang baik. Dia mencoba menempatkan kami di bawah tahanan rumah. "Meixiang juga melangkah.
Pada jam 1 pagi, suara pertempuran sebagian besar mereda. Zhuge Huai berjalan, kali ini tanpa kepura-puraan lebih lanjut, dan langsung menginstruksikan, "Ikuti saya."
"Apa yang terjadi pada Ronger?"
"Kamu bisa istirahat. Saya tidak punya masalah dengan Li Ce. Selama kamu bekerja sama dengan kami, anak itu akan aman. ”
Chu Qiao berdiri dan dengan santai memberitahunya, "Tentu. Aku akan mengikutimu."
Zhuge Huai menatapnya dengan hormat dan memujinya, "Sepertinya kakak keempat saya memiliki mata yang baik untuk orang-orang."
"Apakah kamu tidak takut mengkhianati keluargamu?"
Zhuge Huai terkekeh. Bertahun-tahun penderitaan akhirnya berakhir pada malam ini.Dia tertawa ringan. “Mengkhianati keluarga?Bagaimana Anda yakin bahwa kami tidak meninggalkannya? "
Tatapan Chu Qiao mundur, dan setelah memikirkan kejadian itu sebentar, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Aku mengerti."
"Seperti yang diharapkan dari orang yang begitu cerdas."
Chu Qiao bertanya, "Apa yang bisa diberikan Zhao Yang kepada Keluarga Zhuge yang membuatnya layak untuk mengambil risiko yang sangat besar?"
"Tidak ada banyak." Zhuge Huai dengan ringan menjawab, "Satu-satunya kekhawatiran adalah jika Zhao Yang naik ke tahta, Kekaisaran Xia masih akan menjadi Kekaisaran Xia, seperti halnya dengan keluarga bangsawan. Namun, jika Zhao Che dinobatkan, Kekaisaran Xia akan berubah menjadi Qinghai atau Hu Timur. Dalam hal itu, akan sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi pada keluarga bangsawan. "
Seperti yang diharapkan. Chu Qiao mengangguk dan tidak menjawab.
"Saudara keempat sudah dikepung di alun-alun Zi Wei. Ia hanya memiliki 3.000 orang yang siap membantu. Para prajurit lainnya semuanya berada di luar kota. Tentara Jingji, Tentara Kavaleri, dan Tentara Hijau semuanya ada di pihak kita. Sampai sekarang, pasukan Timur Hu Zhao Che sedang routing keluar dari ibukota ke Timur, dan dia tidak bisa lagi mempengaruhi situasi lagi. Terus berjuang hanya akan menunda kekalahan yang tak terhindarkan. Jika Anda bisa membantu meyakinkan dia untuk menyerah, saya masih bisa membiarkannya hidup-hidup. "
Chu Qiao mengernyitkan alis saat dia menatapnya dan bertanya, "Apakah kamu nyata?"
Zhuge Huai tersenyum, "Aku janji."
“Baiklah, pemenangnya yang menentukan aturan, dan aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Tolong memimpin jalan. "
Zhuge Huai melanjutkan, "Tolong tahan bersama kami untuk sementara waktu."
Chu Qiao mengulurkan tangannya dan berkata, "Tentu. Ayolah."
Dua pelayan bersenjata berjalan membawa tali, karena mereka siap untuk mengikat Chu Qiao.
Ruangan itu terang benderang, dan suara membunuh di luar telah mereda. Chu Qiao mengenakan pakaian keberuntungan saat dia terlihat sangat terkumpul dan percaya diri ketika dua tentara besar berdiri di sampingnya, masing-masing orang memegang salah satu lengannya. Zhuge Huai berdiri di depannya dengan empat penjaga lain berdiri di belakangnya.
Di derak lilin, angin menderu. Pada saat itu Chu Qiao sepertinya mendengar ajaran instrukturnya kembali di ketentaraan lagi: Lakukan serangan cepat, bidik dengan akurat, tetap tenang, dan kuat.
Pada saat itu ketika simpul akan diikat di tangannya, sosok Chu Qiao melintas. Dia berjongkok dan meluncur di antara kedua tangan penjaga itu. Dengan gerakan-gerakan seperti kilat, dia mengeluarkan senjata dari dua prajurit bertubuh besar, dan dengan tebasan cepat, darah berhamburan keluar di ruangan!
Sebelum dua teriakan maut itu berbunyi, kedua bilah sudah meninggalkan tangannya dan memasukkan diri ke dalam peti dua penjaga lain yang telah berlari. Chu Qiao menerjang maju, dan meraih satu tangan penjaga lainnya, dia mencekik lehernya.Dengan lemparan cepat di atas bahunya, orang bisa mendengar retakan yang berbeda ketika pria itu terbaring mati di tanah dalam posisi yang aneh.
Melihat bagaimana Zhuge Huai akan berlari ke penjaga terakhir, Chu Qiao menarik jepit rambutnya dan melemparkannya. Sambil melakukan itu, dia melompat dan menarik rambut penjaga. Dengan putaran cepat, dia melepaskan sepotong besar kulit, dan dengan putaran cepat lehernya, pria itu jatuh dan berhenti bergerak setelah mengejang untuk sementara waktu.
Segalanya tampak terjadi dalam sekejap.Setelah menyelesaikan penjaga terakhir itu, Chu Qiao perlahan berjalan menuju Zhuge Huai yang memiliki jepit rambut di lehernya.Menarik keluar belati yang tersembunyi di sepatunya, dia dengan tenang berkata, "Pemenang menetapkan aturan. Apakah Anda punya sesuatu untuk dikatakan? "
Mata Zhuge Huai terbuka lebar saat dia berusaha untuk berjuang. Dengan serangan kuat, seberkas darah terbang.
Pintu ditendang terbuka, ketika angin menyertai keributan dan meledakkan gelombang daun jatuh. Para prajurit di halaman semua mengangkat kepala hanya untuk melihat seorang wanita mengenakan gaun merah memegang kepala Zhuge Huai.Dengan ketenangan mutlak di matanya, dia dengan santai melemparkan kepala ke tanah.
Dengan kudanya kuda-kuda yang melaju kencang, obor-obor besar muncul. Semua penjaga terkejut. Bendera perang dengan awan merah dijahit ke latar belakang putih berkibar di langit, dengan kata-kata yang dijahit Xiuli di bawah. He Xiao berjalan ke gerbang sambil memegangi seorang anak yang baru berusia satu tahun ketika dia dengan keras menyatakan, "Tuan, siap melayani Anda!"
Chu Qiao tanpa takut berjalan ke kerumunan.Baru kemudian halaman penjaga menanggapi, ketika seorang petugas berbaju biru berteriak, “Saudara! Balas dendam untuk Tuan Huai!Bunuh ini ... ”Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, panah secara akurat menembus tenggorokannya. Dalam kegelapan, bunga crimson mekar.
He Xiao tanpa ekspresi berdiri di sana dengan tentara yang tak terhitung jumlahnya dengan baju besi hitam di belakangnya. Masing-masing dari mereka memegang busur dan tampak seperti segerombolan prajurit terakota memandangi para prajurit fana.
Atmosfer yang berat bertahan saat Chu Qiao terus berjalan dengan gaun crimsonnya yang menguntungkan. Dengan santai mengambil pisau, dia membalik ke kuda yang He Xiao bawa. Dengan tatapannya yang dingin, dia menyapu kerumunan. Di mana-mana dia memandang suhunya sepertinya turun, seolah-olah matanya bisa mengubah sekeliling menjadi lautan es.