Legend of chu qiao : Division 11's Princess Agent (End)

247-249

Bab 247
Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio
Chu Qiao berjalan bersamanya ke pintu.Anginnya sedikit kencang saat mereka meniup jubah putihnya. Saat dia menyaksikan Zhuge Yue menghilang dalam kegelapan, dia bersandar di pintu saat dia tersenyum.Sebenarnya, Zhen Huang tidak tampak menakutkan seperti yang dia pikirkan.
Dari kejauhan, suara Jingjing dan Pingan bisa terdengar saat mereka tertawa. Chu Qiao tidak bisa menahan senyum juga, karena dia menghargai momen ini. Setelah makan malam, dia mandi dengan bantuan pelayannya.
Meixiang dan yang lainnya telah kehabisan tenaga dari perjalanan. Karena Rong'er membutuhkan seseorang untuk berada di sisinya, Meixiang dan dua pengasuh anak lain menghampirinya. Para pelayan yang tidak menyadari identitasnya berpikir bahwa dia adalah putra Zhuge Yue dan Chu Qiao. Karena itu, mereka memperlakukannya dengan sangat hati-hati.
Kamar mandi di rumah Zhuge Yue besar dan seluruhnya terbuat dari batu giok putih, dengan ratusan mutiara tertanam di dinding.Dengan satu lilin, ruangan itu bisa terang benderang. Air itu berasal dari mata air panas bawah tanah di Pegunungan Cang dan mengandung unsur-unsur embun dan tanaman obat, mengeluarkan aroma yang menyenangkan. Mawar besar ditempatkan di bagian bawah kolam, untuk mencegah siapa pun tergelincir. Ini pemandangan yang luar biasa.
Huan'er telah menyebutkan bahwa ketika kaisar menghadiahkan Zhuge Yue rumah ini, Zhuge Yue secara pribadi telah memeriksanya sebelumnya. Setelah dia selesai, dia berkata, "Setelah dia meninggal, tempat ini bisa mendapatkan harga yang bagus."
Chu Qiao tersenyum lembut saat dia berpikir sendiri. Sepertinya kau benar-benar pengisap darah. Setelah selesai mandi, ia mengenakan pakaian putih dan berjalan kembali ke kamar tanpa alas kaki.
Huaner awalnya dicadangkan di awal. Namun, ketika dia melihat bahwa Chu Qiao adalah orang yang ramah, dia mulai membuka dan memanggilnya dengan namanya, Xinger. Dia bercerita tentang kehidupan Zhuge Yue beberapa tahun ini berulang kali, hanya menyebutkan hal-hal baik. Dia sepertinya menyampaikan pesan ini kepada Chu Qiao: Xing'er, untungnya kamu tahu bagaimana kembali ke Tuan Muda kita. Itu adalah keputusan yang bijaksana. Semua orang akan iri padamu.
Chu Qiao tersenyum ketika dia mendengarkan cerita Huan'er, tentang bagaimana Zhuge Yue tidak melibatkan dirinya dengan wanita lain beberapa tahun ini, bagaimana dia telah menghancurkan hati wanita lain. Dia mendengarkan cerita tentang bagaimana Zhuge Yue merindukannya setiap hari, betapa bahagianya dia setiap kali mendengar berita tentangnya, bagaimana dia tidak bisa tertidur di malam hari dan minum lebih banyak sup sebagai hasilnya. Dia juga mendengarkan cerita tentang bagaimana Zhuge Yue menghabiskan beberapa tahun terakhir dalam keadaan menyedihkan, bagaimana dia diinjak-injak oleh orang lain, bagaimana dia dirusak oleh penyakit, dan bagaimana dia diperlakukan oleh keluarganya ...
Perlahan, pelayan itu mulai menangis ketika dia terus mengatakan hal-hal baik tentang Zhuge Yue. “Xinger, jangan tinggalkan Tuan Muda lagi. Dia benar-benar mencintaimu. "
Aroma dupa yang halus melayang di sekitar ruangan. Chu Qiao duduk di atas tikar lembut saat dia melakukan perjalanan menyusuri jalan kenangan, mendengarkan banyak cerita tentang apa yang terjadi di masa lalu. Bahkan seorang pelayan wanita menyadari cinta yang dimilikinya terhadapnya. Hanya dia yang membutuhkan bertahun-tahun untuk menyadari fakta ini.
Seorang pelayan mengetuk pintu, mengatakan bahwa istri Jenderal Yue Qi telah datang untuk mengunjunginya. Huaner melompat dan berlari keluar segera. Dalam waktu singkat, seorang wanita cantik masuk, mengenakan gaun kuning sederhana namun berkelas, memegang tangan seorang anak berusia sepuluh tahun. Dia memiliki dua lesung pipi di wajahnya ketika dia tersenyum. Saat dia melihat Chu Qiao, dia ingin berlutut dan menyambutnya.
Chu Qiao menghentikannya ketika dia tertawa dan berkata, “Saya tidak berpikir bahwa Yue Qi sangat beruntung. Istrinya sangat cantik. "
Xiaofei tersenyum ketika dia mengungkapkan dua gigi. Dia berkata kepada anak itu, "Moer, panggil ibunya."
Anak itu menatap Chu Qiao dan tertegun beberapa saat. Tiba-tiba, dia membuka tangannya dan meraih kaki Chu Qiao, berteriak, "Kakak, kau di sini untuk melihatku!"
Chu Qiao tertegun dan dia menundukkan kepalanya untuk melihat dengan baik. Anak itu menggemaskan, memiliki mata yang cerah, dan berpakaian hijau saat dia memandangnya dengan gembira.
"Kakak, apakah kamu tidak mengenaliku lagi?Saya adalah Moer. "
Chu Qiao tiba-tiba teringat bahwa ini adalah Ouyang Mo, anak yang telah mereka adopsi saat mereka bepergian ke Ibukota Tang bersama-sama. Sudah enam tahun; bocah laki-laki saat itu telah dewasa.
Dia memeluk anak itu dan menjawab dengan terkejut, “Mo'er, kamu sudah sangat tinggi!Aku hampir tidak bisa mengenalimu. ”
Mo'er menggendongnya dalam pelukan intim saat dia terus berkata, "Kakak, di mana saja kamu? Mengapa Anda tidak mengunjungi saya selama bertahun-tahun? Jika Ayah tidak menyebutmu, aku akan melupakanmu. ”
"Ayah?" Chu Qiao mengerutkan kening dan menatap kedua orang di samping dengan curiga.
Xiaofei mengoreksi anak itu, “Jangan katakan hal yang salah. Panggil ibunya. "
Mo'er memandang Chu Qiao dan bertanya, "Kakak, apakah Anda sudah menikah dengan ayah saya?"
"Siapa ayahmu?"
“Dia adalah Kepala Marsekal Xia. Kakak, tidakkah kamu kenal dia? "
Huaner menjelaskan ketika dia berdiri di samping, "Setelah Tuan Muda kembali, dia mengadopsi Moer sebagai putra angkatnya."
Aku sadar pada Chu Qiao bahwa Xiaofei sudah memiliki dua anak dengan Yue Qi, setelah mengobrol dengan mereka sebentar.Wanita itu pemalu tetapi menyenangkan, karena dia memerah setelah nyaris tidak berbicara beberapa kalimat.
Saat Chu Qiao baru saja kembali ke rumah hari ini, Xiaofei dan Mo'er pergi setelah beberapa saat. Sebelum mereka pergi, Mo'er membuat Chu Qiao berjanji untuk mengunjunginya kapan pun dia punya waktu, karena dia takut dia meninggalkannya lagi.
Karena Zhuge Yue belum kembali, Chu Qiao menyuruh para pelayan untuk pergi agar dia bisa beristirahat. Dia tidak sehat dalam beberapa tahun ini. Setelah bepergian selama beberapa hari terakhir, dia merasa sangat lelah.
Tempat tidurnya lembut dan hangat. Chu Qiao berbaring di sana tidak lama sebelum dia tertidur lelap. Setelah periode waktu yang tidak diketahui, dia merasakan seseorang menciumnya dalam keadaan mimpi, tetapi dia menolak untuk bangun. Dia mengakui hal itu dengan malas dan berbalik ke sisi tempat tidur.
Lengan dingin tiba-tiba memeluknya saat napas hangat mendarat di telinganya. Dia merasakan lehernya gatal. Dia mengerutkan kening dan membuka matanya untuk melihat Zhuge Yue berbaring di sebelahnya, mengenakan jubah ungu. Dia menatapnya dengan mata hitamnya yang cerah, tertawa ketika dia berkata, “Apakah kamu masih Xing'er yang aku tahu? Mengizinkan orang lain mengambil keuntungan dari Anda dengan mudah. ​​”
Chu Qiao tertawa saat dia melingkarkan tangannya di lehernya. "Seseorang terlalu gesit, bisa menghilang sesuka hati. Saya tidak dapat menemukan orang itu. "
Zhuge Yue tersenyum saat dia menundukkan kepalanya untuk menciumnya. "Apakah kamu tidur dengan nyenyak?"
"Cukup baik," Chu Qiao mencondongkan tubuh ke pelukannya saat dia melanjutkan dengan nada main-main, "Jika kamu tidak kembali, aku akan tidur lebih baik."
Zhuge Yue tersenyum ketika dia berpura-pura menegur, “Kamu memintanya. Sepertinya aku harus menghukummu. ”Saat dia menyelesaikan kalimatnya, dia mengangkat tangannya. Chu Qiao memejamkan mata karena terkejut. Namun, setelah beberapa saat, dia menyadari bahwa dia tidak menghukumnya. Dia membuka matanya dan melihat Zhuge Yue menatapnya seperti biasa.Dia tidak bisa tidak bertanya, "Apakah kamu tidak akan menghukum saya? Kenapa kamu tidak menyerang? ”
Zhuge Yue memegangnya sekali lagi, menundukkan kepalanya untuk mencium lehernya. Dengan sedikit gerakan lengannya, jubahnya terbuka, memperlihatkan kulitnya yang putih. Zhuge Yue mencondongkan tubuh ke depan saat dia menggunakan lebih banyak kekuatan di lengannya. Dengan suara rendah, dia berkata perlahan, "Bagaimana aku tahan?"
Nyala sepasang lilin merah menyala perlahan.Lentera merah menutupi api sedikit, menyebabkan cahaya merah redup menyebar ke seluruh ruangan. Ini adalah bagaimana Chu Qiao menghabiskan malam pertamanya di Zhen Huang City, di tengah perasaan kehangatan.
Dia terus mengalami banyak hari di musim gugur itu. Meskipun daun telah jatuh dari pohon, bunga-bunga krisan emas mekar penuh, menambah keagungan mansion. Hari-hari itu seperti mata air di bulan ketiga, meninggalkan kenangan yang menyenangkan dan abadi saat mereka mengalir.
Pada hari festival musim gugur, Chu Qiao mengikuti Zhuge Yue keluar dari mansion ke Pegunungan Xiangzhi, yang terletak 15 kilometer jauhnya. Mereka mengambil kesempatan untuk mengunjungi Kuil Anyuan, yang terletak di atas gunung.
Meskipun Chu Qiao telah menghabiskan tujuh hingga delapan tahun di Kota Zhen Huang, dia belum mengunjungi berbagai tempat wisata.Sebelumnya, status sosialnya tidak memungkinkannya untuk melakukannya, dan dia juga tidak berminat. Namun, saat ini, ombak telah berubah. Segalanya berbeda dari sebelumnya, maka ia mulai melepaskan diri.
Cuaca hari itu cerah karena angin yang menyegarkan. Chu Qiao mengenakan gaun panjang putih bulan sabit, dihiasi jubah. Dia membawa beberapa petugas bersamanya dan berangkat dalam perjalanannya.
Pegunungan Xiangzhi terletak di ujung selatan Zhen Huang, berdiri tegak di atas sepetak tanah datar. Puncak gunung bersalju sepanjang tahun, membuatnya tampak sunyi.Hutan lebat terlihat di lereng gunung. Karena hari ini adalah hari festival musim gugur, keluarga kaya di Zhen Huang memberanikan diri keluar dari rumah mereka. Gunung itu penuh sesak dengan orang-orang yang penuh dengan kehidupan.
Saat mereka mendaki Pegunungan Xiangzhi, mereka terpesona melihat pemandangan hutan yang indah. Jingjing dan Pingan memimpin di depan saat mereka mengejar satu sama lain, dengan He Xiao dan para penjaga Yue di kiri dan kanan. Yue Qi membawa Xiaofei juga, memungkinkan wanita yang saleh untuk istirahat.
Zhuge Yue memegang tangan Chu Qiao saat mereka berjalan sambil mengobrol dengan yang lain. Ketika dia bahagia, yang lain juga senang. Orang-orang yang lewat yang melewati kelompok mereka semua menatap mereka.
Zhuge Yue selalu sibuk. Dia adalah kepala marshal dari tentara Xia, dan penguasa Qinghai. Sekarang, dia secara tidak langsung telah menjadi pemimpin keluarga Zhuge juga.Dengan tanggung jawab yang tak terhitung jumlahnya di pundaknya, ia harus bertahan melawan ancaman internal Zhao Yang dan ancaman eksternal Yan Bei. Hari-hari ini, meskipun ia berhasil kembali ke rumah tepat waktu untuk menghabiskan waktu bersama Chu Qiao, ia sering menghilang ketika Chu Qiao tidur. Ketika dia bangun, dia menyadari bahwa dia tidak di sisinya, tetapi di ruang kerja sebagai gantinya.
Dia pura-pura tidak tahu ini saat dia terus tidur. Pada pagi hari berikutnya, dia sering bertanya kepadanya apakah dia tidur nyenyak.Dia sering mengatakan bahwa dia telah tidur nyenyak, dengan senyum di wajahnya.Namun, dia tidak bisa menyembunyikan kesehatannya yang sakit. Tahun itu, ia menderita cedera berat dan terpaksa menghabiskan waktu yang lama di dalam air.Dia beruntung bisa bertahan hidup. Saat ini, ketika cuaca mulai dingin, penyakitnya mulai muncul ke permukaan.
Dengan setiap cuaca buruk, ia mulai pucat dan sakit-sakitan. Kadang-kadang, ketika dia terbangun di tengah malam, dia mendengar napasnya yang tertekan dan melihat butiran-butiran keringat dingin di belakang lehernya, menetes ke pakaiannya yang sudah basah kuyup. Namun, dia tidak dapat menyuarakan apa pun dari pikirannya. Dia membuka matanya lebar-lebar dalam kegelapan dan memandang langit-langit mutiara yang remang-remang saat dia mengepalkan tinjunya dengan erat. Dia melacak waktu melalui pasir di pot ketepatan waktu saat dia menunggu fajar. Keesokan harinya, dia akan membawa banyak anglo ke ruangan itu. Dia bahkan memerintahkan para pengrajin untuk membuat kamar tidur menjadi hangat secara permanen, selama sepuluh hari.
Ketika mereka sarapan pagi hari sebelumnya, Jingjing dan Pingan berbicara tentang keaktifan festival musim gugur. Dia setuju dengan mereka dengan santai, namun dia menanggapi komentarnya dengan serius. Dia tidak mengatakan apa-apa saat itu. Namun, keesokan harinya, dia mengesampingkan semua tugasnya dan membawanya keluar, dengan alasan bahwa mereka akan menyembah para dewa di atas gunung.
Selama ini, dia selalu menjadi ateis yang keras kepala dan sombong. Chu Qiao, mengetahui hal ini, sengaja mengejeknya karena perubahan pandangan agama. Namun, dia menepisnya dengan tawa, bersikeras bahwa ada satu dewa yang harus mereka sembah.