12. Kembali ke Jakarta

13 2 0
                                    

Hari biru telah dilewati oleh Akira di kota yang baru. Surabaya. Ia mulai merasa nyaman tinggal disini.

Ada satu yang berkurang. Hubungannya dengan Faro merenggang. Setelah kejadian di tangga tempo hari sampai sekarang, keduanya masih dilanda kecanggungan.

Sampai tak terasa mereka hendak naik ke kelas XI. Lusa mereka semua akan melaksanakan kegiatan taunan. Ujian Kenaikan Kelas.

Hari ini, entah kesambet apa...Akira berangkat ke sekolah lebih awal. Sangat awal. Sekitar pukul 05.55 pagi.

Di sepanjang koridor sekolah pun belum ada siapa-siapa. Hanya ada dirinya dan salah satu bapak penjaga sekolah yang hendak pulang ke rumah.

"Pagi pak! " sapa Akira ramah.

"Pagi non..."

"Ehmt...pak! Pintu rooftop udah dibuka kuncinya belum? " tanya Akira.

"Ohh...udah kok. Tinggal dibuka aja. "

"Kalau begitu terima kasih ya pak..." jawab Akira sambil melenggang pergi menuju kelasnya.

Akira langsung berjalan keluar kelas setelah menaruh tas-nya dibangkunya. Lebih tepatnya, ia hendak menuju ke rooftop.

Cekrekk...

Pintu rooftop terbuka. Akira langsung melangkahkan kakinya menuju bangku beton yang ada disana.

Rasa dingin langsung menyapa pantatnya saat ia duduk dibangku itu. Akira mengeluarkan headset dari saku bajunya. Ia mendengarkan lagu dari Taylor Swift dengan judul White Horse.

Akira membuka galeri. Ia melihat setiap file gambar yang ada disana. Ia akan menghapus gambar yang sekiranya tidak penting. Sesekali ia akan tertawa saat melihat wajah dirinya atau teman-temannya sedang bermuka aib. Atau dibalik foto itu ada hal yang konyol sehingga dirinya tertawa kecil.

Ia menekan tombol back dan menampilkan beberapa folder yang ada di galeri itu. Jempol Akira menekan salah satu folder dengan judul 

♥Kak Bagas picture

Akira tersenyum melihat foto-foto Kak Bagas. Sebagian besar foto itu berasal dari foto profil WhatsApp. Screen shoot dari status WhatsApp, Instagram, ataupun Facebook.

Akira tertawa saat melihat foto Kak Bagas yang sedang tersenyum manis sambil jari-jari tangannya membentuk love.

Senyuman itu berubah menjadi tangisan saat menyadari bahwa foto itu adalah hasil editannya sendiri.

Akira memotong foto itu. Karena di foto yang asli, disamping Kak Bagas ada Kak Laras dengan pose yang sama juga. Bahkan pundak sebelah kanan Kak Laras masih terlihat sedikit.

Akira menghapus air matanya dengan kasar. Setiap kali ia menghapus air mata itu, maka semakin deras pula air mata yang keluar.

"Kenapa? Kenapa gue suka sama Kak Bagas?! Kenapa?! " teriak Akira.

Akira terus memukul dadanya yang terasa sesak itu. "Gue nggak bisa nglupain Kak Bagas!! Apa istimewanya dia hah?!?! Hiks...hiks...hiks... "

"Gue cuman pengin nglupain Kak Bagas..." lirih Akira dengan pukulan yang mulai memelan.

Akira masih menangis walau tak sehisteris tadi. Ia menangis ditengah dinginnya udara pagi. Dikesepian hidup. Ia tak tau harus bercerita pada siapa.

Ia tak mau melibatkan masalah ini dengan Ades, lagi.

Akira menghapus air matanya lebih kasar daripada sebelumnya. Ia bertekad akan berusaha melupakan Kak Bagas. Ia ingin fokus kepada PAS yang akan dilaksanakan besok lusa.

DolLove[Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang