22. Mencintai

17 2 2
                                    

Kak Bagas pov

Rahangku mengeras melihat pemandangan yang tak-ku sukai.

Adik kelas yang perlahan membuatku mencintainya, kini tengah berada di dekapan sahabatku sendiri.

Sahabat yang membantuku untuk mendekatkan ku dengannya. Tapi sekarang malah dia yang mendapat pelukan dari gadis itu.

Gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alri. Kenapa harus di Alri? Kenapa tidak di dadaku saja?

Hatiku terasa sakit melihat gadis itu menangis. Apa jangan-jangan, gadis itu menangis karena aku?

Tapi percayalah! Apapun resiko yang ku dapat karena rencana ini, akan kutanggung.

Aku hanya ingin gadis itu berada di dekapanku tanpa harus menyakiti siapapun.

Aku tak ingin berlama-lama disini dan aku pun berlari pergi meninggalakan mereka berdua dan teman-teman yang ada di sekililingku.

"Yak! Bagas!! " teriak Ridho memanggilku.

Author pov

"Yak! Bagas!! " teriak Kak Ridho.

Namun yang dipanggil hanya diam tanpa menoleh dan terus berlari.

Sama seperti Kak Bagas, Kak Ridho, Kak Dika, dan Kak Yoga juga merasakan hal yang sama, yaitu sakit hati.

Mereka mulai menyadari-nya ketika Akira lebih sering dekat dengan Kak Alri. Ada rasa tak suka dan tak nyaman saat melihatnya.

Kak Yoga pun ikut lari meninggalkan mereka yang kemudian diikuti oleh Kak Dika dan Kak Ridho.

Dan yang menjadi objek perhatian masih betah dalam posisi peluk-memeluk.

"Dah jangan nangis lagi! Kakak nggak suka liat kamu nangis kayak gini! "

"I-iya kak...hiks..." jawab Akira pelan.

"Dan kakak rasa kamu nggak perlu mikirin Bagas lagi! " ucap Kak Alri tiba-tiba.

"Kenapa? " tanya Akira sembari melepaskan pelukan dan mendongak menatap Kak Alri.

"Karena ada kakak..." Akira mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.

"Karena ada kakak yang masih sayang sama kamu dan cinta sama kamu. "

Akira terkejut bukan main mendengar ungkapan dari Kak Alri. "Maksud kakak... "

"Iya! Kakak suka sama kamu. " potong Kak Alri cepat.

"Kakak tau ini terlalu cepat buat kamu. Tapi kakak mohon pikirkan baik-baik tentang ini. Kamu mau jadi pacar kakak atau nggak! " sambung Kak Alri.

"Makasih atas perasaan kakak yang kakak berikan. Tapi aku butuh waktu untuk menjawab ini semua. Dan aku juga belum bisa melupakan Kak Bagas. " Akira kembali tertunduk dan menangis. Lagi.

Kak Alri kembali membawa Akira ke dalam pelukannya. "Kakak udah bilang, jangan nangis lagi. Kakak nggak suka kalo liat orang yang kakak sayang nangis. "

Akira mengangguk dan melepaskan pelukannya. "Sekarang Akira mau ke kelas aja ya! " pamit Akira.

"Tunggu! " cegah Kak Alri.

"Ini! Bersihkan wajah kamu dulu. Biar nggak keliatan abis nangis. " ucap Kak Alri seraya menyerahkan sebuah sapu tangan berwarna abu-abu.

Selanjutnya mereka berdua berjalan beriringan ke kelas masing-masing.

Mereka melewati kelas Kak Bagas. Dan Kak Alri hanya cuek bebek dengan tatapan tajam yang dilayangkan kepadanya dari Kak Bagas.

Sesampainya di depan kelas Akira. "Sana belajar yang pinter! " ucap Kak Alri seraya mengacak rambut Akira lembut.

DolLove[Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang