16. Dirawat

27 3 0
                                    

"Eh, anak ganjen! " tiba-tiba ada  yang menyapa Akira dengan sebutan 'anak ganjen' .

"Kak Laras? " gumam Akira. Kak Laras lah yang mempunyai hasrat kemarahan itu.

"Ikut gue! " ajak Kak Laras kasar dengan menarik pergelangan tangan Akira dengan erat.

Kak Laras mengajak Akira ke sebuah kebun semak belukar yang banyak. Kak Laras melempar Akira dengan kasar dan langsung menarik kerah baju Akira dengan kasar pula.

"Berani-beraninya lo ndeketin pacar gue hah? "

"Aku nggak tau siapa pacar kakak! "

"Alah! Nggak usah belagu lo! Gue tau lo ndeketin Bagas, bair dia jatuh hati sama lo terus suka sama lo kan! " bentak Kak Laras sambil menganti menjambak rambut panjang Akira dengan kuat.

Akira mulai meringis kesakitan. Tak terasa air mata-nya sudah tumpah ruah ke pipi mulusnya. Apalagi ketika mendengar nama Kak Bagas. Hatinya terasa ter-iris karena dituduh ndeketin Kak Bagas dengan sengaja.

"Kak...aku bener-bener nggak ada niatan buat ndeketin Kak Bagas...hiks..."

Kak Laras tidak percaya dengan kata-kata Akira. "Guys! " teriak Kak Laras dan muncul-lah dua teman-nya. Yang satu membawa ember berisi air dan satunya lagi membawa kecap lengkap dengan saos.

Awalanya mereka menyiram Akira dengan kecap dan saos. Kemudian menyiramnya dengan air dan menyiram Akira lagi dengan kecap dan saos. Andai saja masih di sekolah, Akira bisa berteriak minta tolong pada orang yang kemungkinan masih disana. Tapi ini! Dia berada di kebun yang sangat terpencil. Kebun yang tak berpemilik dan sepi untuk dilalui oleh orang. Lalu, bagaimana caranya Akira meminta tolong? Akira hanya pasra pada Yang Maha Kuasa. Semoga engkau menurunkan malaikat penolong untuk Akira.

"Sekali lagi gue ingetin lo! Jangan pernah sekali-kali lo deketin Bagas lagi! Kalo lo deketin Bagas lagi, gue bisa bertindak yang lebih brutal dari lo. Mungkin gue bisa aja bunuh lo sekarang. SEKALI LAGI GUE INGETIN, JANGAN PERNAH DEKETIN BAGAS! CAMKAN ITU BAIK-BAIK! " bentak Kak Laras lalu meninggalkan Akira dengan kondisi yang mengenaskan.

Baju koyak dimana-mana akibat semak belukar, saos kecap mewarnai baju osis putihnya, rambut berantakan, mata sembab, mata menyorotkan ketakutan. Belum lagi ketika teman Kak Laras dengan sengaja menendang dada Akira dengan kuat dan melempar-nya dengan ember. Akira serasa mau mati. Dadanya sakit dan muka lebam akibat lemparan ember yang terlalu keras.

Akira bangkit walau tak bisa. Dia mencoba berjalan ke arah jalan aspal sepi walau kakinya sangat sakit. Dia mencoba berteriak meminta tolong walau tidak kuat untuk bersuara.

Akhirnya Akira sampai di jalan yang lumayan ramai dilalui orang. Akira mencoba meminta tolong.

"To...long...! " teriak nya terbata-bata dengans suara seadanya.

"To...lo..ng! " teriakan terakhir sukses membuat Akira kehilangan kesadarannya di pinggir jalan. Akira sudah seperti korban pembunuhan saja. Mayatnya tergeletak di pinggiran jalan.

*****

Sayup-sayup mendengar seorang perempuan menangis, membuat sang pasien sadar dari komanya.

"Sayang, akhirnya kamu bangun nak! " sambut sang ibu yang senang melihat putri nya sudah sadar.

"Aku dimana? " tanya Akira lemah.

"Kamu di rumah sakit nak! " jawab sang ayah lembut.

"Kenapa waktu itu kamu bisa kayak gitu sih nak? Ibu sama ayah khawatir kamu nggak pulang-pulang! " tanya sang ibu.

DolLove[Tahap Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang