Chapter 5

69 10 2
                                    

Pagi hari pun tiba. Vivi dan Qilla berada di samping Andre yang masih tertidur.
Andre sudah sadar dari pingsannya. Hanya saja Andre nggak mau membangunkan mereka berdua.
Andre diam di tempat tidurnya. Lam kelamaan Qilla terbuka matanya.
Dia pun langsung fokus dengan wajah Andre.
Saat mata Andre sudah berbinar cerah Qilla merasa senang.

"Andre? Lo udah sadar?" Qilla menampakkan senyumnya di depan Andre. Andre pun menganggukkan kepalanya dan memberi senyum kepada Qilla.

Mendengar perkataan Qilla, Vivi pun juga bangun dari tidurnya. Vivi berwajah senang ketika melihat Andre sudah sadar.

"Hmmm Lo udah sadar kan?" Tanya Vivi dengan wajah yang penuh dengan kesenangan.

"Sudah, kalian semua pada nunggu gue dari kemarin ya?" Ujar Andre.

"Iya, saat ada berita Lo kecelakaan gue sama Vivi langsung pergi kesini" guman Qilla

"Kok kamu bisa kecelakaan sih?" Tanya Vivi

Andre pun mulai menceritakan kejadian yang telah menimpanya di kemarin hari.

Flashback on

Andre keluar dari rumahnya menuju garasi mobil. Dia ingin menganghampiri Qilla dan Vivi yang sedang berada di lestoran.
Andre menancapkan kuncinya dan menarik gas mobilnya.

Di perjalanan, Andre sedikit menambah kecepatan.
Ketika itu, tiba-tiba ada seorang yang menelpon Andre. Konsentrasi Andre menyetir berpindah ke ponselnya. Dia pun langsung mengambil ponsel yang ada di samping kirinya.

Saat tangan kiri mengambil, tiba-tiba ada mobil yang berbelok. Andre terkejut dan mengarahkan mobilnya ke pinggir jalan.
Namun, usahanya gagal. Dia malah menabrak pohon mangga yang ada di pinggir jalan.

Andre pun pingsan. Dan para warga sekitar mengerumuni keadaan Andre. Dan dadi salah satu warga ada yang menghubungi pihak kepolisian.
Untuk mengetahui luas tentang kejadian tersebut.

Setelah itu, polisi menghubungi pihak yang bersangkutan dengan Andre. Polisi pun menghubungi Qilla yang selalu teman dekat Andre. Atau lebih di kenal dengan sahabatnya.

Setelah kabar sudah sampai pada yang bersangkutan, Qilla dan Vivi berangkat menuju ke rumah sakit yang berada di kota Bandung. Yaitu Rumah sakit Melati.

Qilla dan Vivi mencari kamar inap Andre. Yaitu beradik di kamar 21.
Mereka berdua pun beranjak menuju kamar tersebut.
Terlihat sosok Andre yang terbaring di atas kasur dengan mata terpejam membuat Qilla dan Vivi khawatir.

Flashback off

"Jadi gitu ceritanya" ujar Andre

"Lo tu ceroboh" ujar Qilla

"Kok gue di salahkan?" Tanya Andre

"Kan Lo udah tahu tu jalan udah rame, kalau mau nggak telpon rumah berhenti dulu kek.. bukan kek gitu" sotak Qilla

"Bener tuh apa yang dikatakan Qilla, itu jalanan banyak kendaraan yang melintas kesana kemari, bukan peta yang bisa di lihat tapi tidak ada yang bergerak" ujar Vivi yang panjang dan lebar. Pokoknya dah cukup untuk menasehati Andre

"Iya gue yang salah" jawab Andre dengan pasrah

"Udah, gue ambilkan makan dulu" Qilla mengambil makanan untuk Andre.
Tak lupa juga Qilla menyuapi Andre.

"Eh Vi, gue mau ke toilet deh, Lo suapin ni Andre ya" ujar Qilla

"Woke" Vivi mengambil mangkok yang ada di tangan Qilla.

Qilla pun pergi dari kamar tersebut menuju ke toilet.

Hendak menuju ke toilet, Qilla menabrak seseorang cowok.

Brukk

Qilla terjatuh, seorang cowok itu berdiri di depan Qilla.
Cowok tersebut menjulurkan tangannya ke depan Qilla. Namun, Qilla berdiri tanpa memegang tangan cowok tersebut. Dia pun berdiri sendiri.

"Gue bisa sendiri" guman Qilla sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Hmmmm" guman seorang cowok.

Qilla pun hendak pergi meninggalkan tempat itu.
Cowok tersebut menahan tangan Qilla.

"Apaan sih Lo pegang-pegamg gue" Qilla mengibaskan tangannya

Cowok tersebut menjulurkan tangannya "Gue Varel"

Qilla pun bingung.

"Nama Lo siapa?" Tanya Varel kepada Qilla

"Gue Qilla" membalas dengan menjulurkan tangannya.

"Hmmmm, Lo disini ngapain?" Tanya Varel

"Gue nunggu sahabat gue yang habis kecelakaan" ujar Qilla

"Ohhh gitu ya" guman Varel
Qilla pun menganggukkan kepalanya.

"Btw gue minta id line Lo" ujar Varel

"Buat apa?" Tanya Qilla

"Biar gue lebih kenal" Varel meringis.

Qilla memberi id line nya. Lalu ia hendak pergi soalnya udah kebelet banget.

"Lo mau kemana?" Tanya Varel

"Gue kebelet" ujar Qilla yang berlari menuju ke toilet

"Aneh tu anak" Varel tersenyum miring.

***

Hari sudah malam, Qilla dan Vivi masih berada di rumah sakit untuk menunggu Andre samping benar-benar sembuh.
Emang sih orang tuanya Andre tidak bisa menjenguk anaknya. Karena dia harus sibuk di luar negeri dengan kerjanya. Lagi pula, kalau kedua orang tua Andre datang, pasti menghambat kerjanya. Perjalananya juga membutuhkan waktu yang sedikit lama. Kalau seandainya keluar Andre berada di luar kota pasti datang untuk menjenguk anak kesayangannya.
Disisi lain, kedua orang tua Andre selalu menanyakan keadaan Andre. Yaitu dengan cara VC, chat dan lain sebagainya.

Vivi dan Qilla tidur di kursi yang ada di rumah tersebut. Mereka berdua satu selimut dan harus membagi selimutnya.

Hari pun sudah pagi. Qilla bangun duluan. Karena dia sudah kebiasaan kalau pagi itu selalu melakukan rutinitasnya yaitu berak. Tahu kan berak? :V

Dia pun berjalan menuju ke kamar mandi.

Sekitar lima belas menit berada di kamar mandi dan sekalipun di lanjutkan mandi.

Qilla kembali lagi ke ruang inap Andre.

"Vi, Lo nggak bangun udah siang tu" Qilla membuka selimutnya.

"Hmmm, kok Lo udah mandi?" Tanya Vivi.

"Ya dong, gue kan suka kebersihan" Qilla tersenyum.

"Hilih" sotak Vivi

"Btw kita hari ini bolos aja ya, Andre hari ini udah bisa di bawa pulang" ajakan Qilla kepada Vivi

"Sip, pinter banget deh" Vivi tersenyum. "Soalnya hari ini tu ada tugas matematika terus gue belum ngerjain tugas, jadi gue kan nggak sekolah. Jadi, gue nggak di hukum" Vivi dengan senyum-senyum sendiri nggak jelas.

"Hedehhh, udah deh Lo mandi Sono" sotak Qilla

Vivi pun pergi menuju ke kamar mandi "Iya bawel"

Qilla pun mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa pulang. Hari ini Andre sudah bisa di bawa pulang. Jadi, Qilla harus membereskan barang-barangnya.

***

Di perjalanan menuju kerumah Andre, Qilla mengemudikan mobilnya.
Keadaan Andre masih sedikit pucat.

Sampailah di rumah Andre.
Kini mereka bertiga istirahat di rumah Andre. Seperti halnya rumah Qilla dan Vivi. Mereka berdua udah biasa mau ngapain aja di ruang Andre. Mereka udah nganggep kek rumah sendiri.

Qilla membuka ponselnya.
Terlihat ada notifikasi dari Line.









Apa selanjutnya hayo?
Vote and komennya yups!
Satu bintang sangat berharga buat author 😇

Kisah PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang