Chapter 12

21 3 0
                                    

Mereka sampai di rumahnya masing-masing. Kecuali Delvin. Delvin berada di rumah Andre.
Kebiasaan Andre sama Delvin adalah selalu main PS.
Sebelumnya, Andre udah punya PS dari dulu. Andre biasanya bermain PS dengan papanya. Semenjak papanya memiliki pekerjaan di luar negeri bersama mamanya, ps itu jarang banget di mainkan.
Sahabatnya Qilla dan Vivi juga nggak mungkin main PS kek gitu.
Setelah Andre bersahabat dengan Delvin, PS yang awalnya diam di tempat. Sekarang bergerak lagi. Yap, sekarang Andre bermain PS bersama Delvin.

"Anjir padahal kurang sedikit lagi gue menang" sorak Delvin.

"Yeeyeeyeyyeeee gue menang!!!" Teriak Andre dengan nada yang penuh kesenangan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Delvin.

"Ihhh apaan sih Lo! Begitu amat kek anak kecil" ujar Delvin sambil melepaskan Andre.

"Hmm cari makan yuk!" Ujar Andre.

"Okelah!" Ujar Delvin.

Andre dan Delvin berjalan keluar rumah untuk mencari makan. Kebiasaan mereka kek gitu. Suka makan di luar. Padahal pembantu Andre juga tidak lupa membuatkan makanan untuknya.
Andre dan Delvin mencari restoran yang dekat di kota Bandung.

***

Qilla di rumah terbaring di atas kasur dengan tangannya membuka novel. Telinganya tertutup dengan earphone.

Tiba-tiba terdengar telpon dari Vivi.

"Hallo" ujar Qilla.

"Lo dimana? Gue mau main ke rumah Lo"

"Gue di rumah" ujar Qilla.

"Oke! Gue main ke rumah Lo" ujar Vivi langsung mematikan teleponnya.

"Ish ni anak kebiasaan deh. Mematikan telpon dengan sepihak" Qilla mendengus kesal.

Qilla melanjutkan baca novelnya.
Tak lama kemudian, pintu kamar Qilla terbuka. Vivi emang gitu. Dia sudah nganggap rumah Qilla kek rumahnya sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Qilla!" Teriak Vivi.

"Hmmm"

"Gue mau ngomong sama Lo" ujar Vivi duduk di samping Qilla.

"Ngomong aja" ujar Qilla masih menatap novelnya.

"Lepas dulu dong earphone nya! Terus taruh dulu novelnya!" Vivi mendengus kesal.

"Hmm iya-iya Lo mau ngomong apa?" Qilla menaruh novel dan earphone nya di atas meja.

"Cari makan yuk" Vivi tersenyum.

"Bodo amat! Gue kira Lo mau ngomong apa!" Qilla kembali mengambil novelnya. "Tu di bawah ada makanan. Gue tadi pesen Starbuck. Terus bibi juga masak"

"Hmmm gue maunya keluar cari makan" Vivi memasang wajah melas.

"Kalau Lo menuju ke dapur, itu juga keluar Vivi" ujar Qilla.

"Gue mau makan di lestoran" ujar Vivi.

"Bodo aman gue nggak mau" Qilla berbaring di atas kasur.

"Oke deh gue ngalah. Hari ini gue turutin Lo nggak mau. Tapi awas aja kalau Lo ngajak gue" Vivi keluar dari kamar Qilla.

"Vi, Lo mau kemana?" Tanya Qilla dari dalam kamar.

"Dapur" ujar Vivi.

Qilla terkekeh.

Sesampai di dapur Vivi memanggil pembantu di rumah Qilla.
"Bi, bibi" ujar Vivi.

"Eh non Vivi" ujar bibi menghampiri Vivi.

"Iya Bi, hari ini bibi masak apa?" Tanya Vivi duduk di meja makan.

"Oh hari ini bibi masak sayur asem kesukaan non Qilla" ujar bibi.

Kisah PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang