Kembali ke kisah persahabatan antara Qilla, Andre dan Vivi :)
Berawal dari pagi yang cerah. Mereka bertiga berangkat sekolah bersama. Seperti halnya di hari-hari yang lain.
Canda tawa mereka akan selalu tampil di depan muka mereka.
Mereka selalu menikmati hidupnya dengan penuh kebahagiaan bersama.Sesampai di sekolah, mereka turun dan berjalan bersama melewati karidor.
Seperti biasanya Andre berada di tengah antara Qilla dan juga Vivi.
Kalau ada murid yang belum ngenal persahabatan mereka, pasti di kira saudara sekandung.
Tinggi mereka setara. Wajah mereka agak mirip.
Karena di setiap harinya mereka selalu bersama."Gue ke kelas dulu" ujar Qilla melepaskan pegangan Alvaro.
"Oke" jawab Vivi dan juga Andre dengan serentak.
Qilla menuju ke dalam ruang kelasnya. Tinggal Andre dan Vivi berjalan menaiki tangga untuk masuk ke ruang kelas.
"Vi" ujar Andre.
"Iya ndre?" Ujar Vivi menatap wajah Andre.
"Lo tadi mandi nggak?" Tanya Andre yang di selingi dengan tawa.
"Mandi dong" sotak Vivi.
"Kok Lo di rubungi lalat" Andre tertawa.
"Apaan sih Lo" Vivi berjalan mendahului Andre. Langkah Vivi juga lebih cepat dari sebelumnya.
"Nggak-nggak Vi, gue cuma bercanda!!" Teriak Andre dengan tertawa.
"Bodo amat" ujar Vivi yang kini sudah jauh dari tempat Andre berada.
Vivi pun langsung masuk kedalam kelasnya. Begitu juga Andre.Andre sifatnya emang gitu. Kadang nyebelinnya minta ampun deh. Kalau udah bercanda, kadang garing suka nggak jelas.
Kalau Vivi sih bawaannya sensi. Kek PMS.***
Kelas Vivi hari ini adalah pelajaran olah raga.
Vivi pun ganti pakaian olah raga di toilet bersama temannya. Namanya Rahma."Vi, Lo tunggu gue. Gue cuma sebentar" ujar Rahma.
"Oke!" Ujar Vivi dengan mendongakkan kepalanya ke arah Rahma.
Rahma segera ganti pakaiannya.
Setelah selesai, Rahma dan Vivi berjalan menuju ke lapangan.
Tidak tahu juga, hari ini juga kelas XI IPS 1 juga olahraga.
Itu adalah kelas Delvin.Kelas X IPA sudah melakukan pemanasan.
Materi pelajaran saat itu adalah tentang basket. Semua murid melakukan praktek satu persatu.
Tinggal menunggu di panggil oleh guru olahraga, yang lain pada duduk di tepi lapangan melihat siswa yang lain sedang praktek dan juga melihat siswa kelas lain uang sedang olahraga.Vivi duduk di tepi lapangan untuk menunggu Rahma yang masih praktek.
Tidak tahunya Delvin mendekati tempat Vivi."Hey" ujar Delvin duduk di samping Vivi.
"Apa?" Tanya Vivi.
"Hmmm kek nya Lo haus deh, gue beliin minum ya" ujar Delvin seraya berdiri.
"Eh nggak usah Del, lagian gue cuma kepanasan. Selepas ini gue juga mau ke kantin kok. Tinggal nunggu Rahma selesai praktek" ujar Vivi sambil mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Hmm oke deh" Delvin kembali duduk.
"Emangnya Lo nggak olahraga?" Tanya Vivi.
"Olahraga lah. Gue kan udah pakek kaos olahraga. Lagian tu masih praktek. Gue kan udah praktek" ujar Delvin sambil menunjuk temannya yang sedang praktek.
Vivi pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya."Vi, Ayuk" ujar Rahma.
"Iya" ujar Vivi berdiri. "Del, gue duluan. Nanti Lo nyusul gue di kantin. Setelah ini gue kesana" ujar Vivi kepada Delvin.
"Oke" Delvin pun berdiri.
Vivi dan Rahma berjalan meninggalkan lapangan.
***
Qilla turun ke lapangan. Sama seperti halnya kelas X IPA. Kelas X IPA jam pertama. Sedangkan kelas XII IPA jam kedua.
Kelas XII IPA pada hari itu ada jadwal praktek. Yaitu praktek bola voli. Di mulai dari pemanasan agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan pas praktek nanti."Oke! Perhatian, semuanya saja berkumpul dan mengambil posisi masing-masing, kita mulai pemanasan dulu" ujar pak Dedi selaku guru olahraga kelas XII IPA.
Seluruh siswa mengambil tempat masing-masing. Kelas XII IPA berjumlahkan empat puluh dua siswa. Lumayan banyak.
Selesai pemanasan pak Dedi membunyikan peluitnya.Priiittt
"Prakteknya di mulai dari absen pertama" ujar pak Dedi. "Silahkan yang merasa absen pertama maju kedepan" suruh pak Dedi.
Azza adalah siswa kelas XII IPA absen pertama. Langsung saja di mulai. Dan di lanjutkan absen berikutnya.
Hingga tiba di absen dua puluh tujuh selaku absen Qilla.Pak Dedi memberikan bola voli ketangan Qilla. Qilla pun menerima bola tersebut.
"Ya udah mulai!!" Seru pak Dedi.
Qilla langsung praktek. Yaitu di mulai dengan passing bawah, passing atas, smash, blok dan sebagainya.
Hingga absen terakhir tiba, akhirnya selesai.
Sasha pun datang menghampiri Qilla yang sedang duduk di tepi lapangan."Hay Qill" sapa Sasha dengan ramah. Qilla heran ada apa dengan dia.
"Hmmm Hay" ujar Qilla canggung.
"Lo sekarang masih sahabatan sama Andre ya?" Tanya Sasha.
"Iya, emang kenapa?" Qilla kembali nanya.
"Apa itu yang di namakan sahabat?" Sasha terkekeh denah menunjuk suatu tempat
Qilla langsung menghadap arah yang di tunjuk Sasha barusan.
Di situ terlihat banyak siswa yang sedang rame-rame."Kenapa ya?" Qilla berlari menunjuk gerombolan siswa tersebut.
"Qilla Lo mau kemana?" Tanya Salma yang sudah di hiraukan oleh Qilla.
Dan ternyata Andre terjatuh dari tangga.
Dia sampai tak tersadarkan diri. Di situ udah ada Vivi yang sedang menangis melihat sahabatnya yang sedang pingsan. Qilla langsung kaget. Dia langsung duduk di samping Vivi. Qilla langsung meneteskan air matanya. Petugas UKS langsung membawa Andre ke rumah sakit. Vivi dan Qilla tidak lupa ketinggalan. Mereka naik mobil pribadi milik UKS untuk menuju ke rumah sakit."Ndrree bangun ndre" ujar Vivi dengan menangis.
Qilla pun menahan isakan yang ada di dadanya. Dia tidak harus terlihat cengeng. Dia harus memberikan sang adik Sabahat yaitu Vivi."Udah Vi, kita cukup sabar. Andre nggak apa-apa kok" ujar Qilla dengan mengelus punggungnya.
"Tapi, Qill, gue kasihan sama Andre" ujar Vivi dengan penuh kekhawatiran.
"Iya gue juga kasihan sama Andre, Vi. Maka dari itu kita harus sabar" ujar Qilla.
Vivi langsung menyandarkan kepalanya di pundak Qilla.Terlihat Andre yang masih menutup mata. Sports mobil tersebut berjalan dengan cepat dengan kondisi Andre yang seperti itu.
Sesampai di rumah sakit, langsung di bawa ke UGD. Qilla dan Vivi hendak masuk. Namun, sayang. Mereka berdua tidak di izinkan masuk.
Mereka berdua duduk di kursi tunggu depan UGD bersama anak UKS juga."Kak yang sabar ya?" Ujar petugas UKS yang masih kelas XI.
Qilla mengangguk kecil."Kalau kalian mau balik duluan nggak apa-apa, biar gue sama Vivi aja yang nunggu keadaan Andre" ujar Qilla dengan pelan.
"Emangnya nggak apa-apa kak?" Tanya petugas UKS tersebut.
"Nggak apa-apa" Qilla tersenyum.
"Makasih kak, aku doakan semoga Andre cepat sembuh" ujar pertugas UKS.
Qilla pun menganggukkan kepalanya.
Petugas uksa tersebut meninggalkan Qilla dan juga Vivi.Dokter pun keluar dari ruang UGD.
Qilla dan juga Vivi langsung beranjak untuk berdiri."Gimana dok, keadaan adik saya?" Tanya Qilla. Qilla menganggap bahwa Andre adalah adiknya sendiri.
"Adik mbak nggak apa-apa cuma ada--"
Apa hayo?
Yang kepo yang kepo!! :V
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Persahabatan
Teen FictionKisah tiga sahabat! Mereka adalah Qilla, Vivi, dan Andre. Mereka bersahabat dari kecil. Mereka bertiga umurnya bertahap-tahap yang hanya kelewatan satu tahun. Saat Qilla sudah SMP kelas 9 Andre kelas 8 dan Vivi kelas 7. Di salah satu mereka ada m...