Part 6

1K 141 24
                                    

“Jimin-ah mulailah bekerja” kata Seokjin yang mulai muak melihat tingkah Jimin yang seakan kehilangan semangat hidup.

“Aku merindukan Taehyung, Hoseok dan Yoongi. Kuharap mereka baik-baik saja” kata Jimin mengusap gelas ditangannya berulang-ulang.

Seokjin menggeleng, Seokjin tahu mereka bertiga baik-baik saja. Hanya saja, keinginan Jimin dimana mereka dapat berkumpul kembali nampaknya tidak dapat terwujud dalam waktu dekat. Bagaimana tidak? Taehyung yang secara tidak langsung menyatakan perasaannya itu pasti telah membuat Yoongi geram dan Hoseok yang malah menjadi korban. Bukan salah Hoseok jika ia mudah sekali dicintai bukan?

Taehyung menghabiskan waktunya dengan merindukan Hoseok. Dia tidak menyesali perbuatannya, dia benar-benar puas telah menyakiti Yoongi, tapi menyesali Hoseok yang kini tidak dapat ia temui. Taehyung memang bodoh dan dibutakan cinta. Kau hanya tidak tahu seberapa inginnya ia bertemu dengan Hoseok dan sekedar memeluk tubuh itu dan mungkin mengecup bibirnya. Ia merasa akan gila. Karena otaknya tidak lagi membayangkan Hobi tapi didalam kepalanya hanya ada sosok Hoseok. Seorang Min Hoseok. Sial.

Tidak jauh berbeda dengan Hoseok dan Yoongi yang kini hanya keheningan diantara mereka.
Malam ketika pertengkaran itu terjadi, Hoseok benar-benar kecewa. Yoongi berjanji untuk berpikir logis, tapi ia malah meladeni Taehyung yang mabuk. Hoseok menjelaskan pada Yoongi tidak akan terjadi apa-apa, Taehyung hanya kesepian. Benar-benar kesepian dan membutuhkan seseorang disisinya. Taehyung hanya kesepian.

Yoongi tidak setuju, itu adalah pemikiran anak kecil. Tidak ada yag namanya butuh teman dalam dunia orang dewasa.
Apalagi tingkah laku Taehyung pada Hoseok? Itu hanya tidak masuk akal.

Taehyung benar-benar tahu Hoseok milik siapa tapi mengapa ia melakukan hal itu? Bukankah jelas dia ingin menjadikan Min Hoseok itu miliknya cepat atau lambat?. Dan Kenapa Hoseok harus percaya orang seperti itu.

Hoseok mencoba menghubungi Taehyung, tapi ia tidak menghasilkan apa-apa. Nampaknya Taehyung telah memblokir nomor handphone Hoseok, dan itu sudah sangat cukup untuk mengatakan pada Hoseok bahwa Taehyung tidak ingin lagi berhubungan dengannya.
Hoseok menatap jendela mobil itu, membiarkan angin meniup selembar demi selembar rambutnya dan sesekali menyelipkan helain rambut itu dibelakang telinganya. Yoongi menatap Hoseok, menggenggam tangan Hoseok dengan sangat lembut.

Permintaan maaf sudah berulang dikatakan Yoongi. Hoseok tidak marah dan dia tidak dapat marah kepada Yoongi. Kekasih hatinya. Mereka sudah baik-baik saja.

Hoseok tidak lagi mengunjungi café, bukan dia sudah baik-baik saja dengan ketakutannya didalam rumah, tapi ia mencoba bertahan. Ia tidak mau Yoongi kecewa padanya, kecewa tentang Hoseok akan berlari kembali kearah Taehyung dan mengizinkan Taehyung untuk bersandar padanya.
Meski Taehyung juga tidak pernah ke café lagi.



Hoseok tidak pernah tidur pada malam hari.

Kenapa?

Agar ia dapat tidur pada saat Yoongi pergi ke kantor, saat Yoongi tidak bersamanya. Setidaknya ia tidak merasakan pandangan mata tajam seseorang. Dibalik tirai. Dibelakang pintu, dibawah tempat tidur, diatas lemari, disisi lemari pendingin, disofa disebelahnya duduk dan didepan pintu rumah mereka yang mungkin mengintip dari setiap cela.




Kini Hoseok bernapas tidak karuan, jantung tepacu menggila, dilihatnya jam yang menggantung menunjukkan pukul 02.45 pm, ini buruk. Masih ada  5 jam lagi sebelum Yoongi pulang dan Hoseok terbangun.
Bayangan pelukan erat seseorang dibelakang tubuhnya kini membuat semua bulu kuduknya merinding. Ini bukan main, Hoseok benar benar merasakan hal itu. Tidurnya terganggu, ia tidak dapat tidur lagi. Hoseok bangun dengan cepat dan dan berbalik mencari sumber ketakutannya. Tapi tidak ada. Diambilnya handphone dan dengan segera menelpon Yoongi. Keringat bercucuran tiada henti, jantungnya memompa menggila. Dia dapat merasakan hembusan napas sosok tadi ditengkuk lehernya. Sosok gelap.

공간 - SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang