Part 5

1K 152 10
                                    

Malam itu, Taehyung mengalami sakit kepala berat yang sudah lama tidak dia rasakan. Semua mimpi buruknya muncul begitu saja.

Hobi sudah tidak bernyawa.

Api berkobar dengan hebat, Tehyung mencoba untuk masuk. Namun dengan sigap, semua pemadam kebakaran menahan tubuh pria yang sedikit lagi akan meledak ini. Nafasnya berpacu gila, membayangkan hal terburuk.

Membayangkan tidak ada lagi Hobi dan itulah yang benar terjadi. Hobi telah jadi abu. Kejadiannya tepat dilahan parkiran apartemen mereka. Terbakar hangus. Benar- benar buruk. Taehyung mengenal Hobi, pakaian yang dikenakannya dan kalimat terakhir Hobi dan tidak lupa cincin pernikahan mereka.

Hobi dikejar sesuatu.
Dan dia bersembunyi dimobil yang terparkir.

Taehyung segera pulang saat Mendengar Hobi keluar dari rumah dan bersembunyi karena ada seseorang didalam rumah.
Tapi sial, macet luar biasa terjadi diluar. Benar-benar sial.
Taehyung tercekat, ia merasakan betapa parunya tidak dapat menerima udara yang dihirupnya saat ditempat kejadian.

“Hobi pasti merasakan yang lebih parah dari ini bukan?”

“Hobi, aku merindukanmu”

Hari itu Yoongi memutuskan untuk berbincang dengan Taehyung, setidaknya dia harus berbicara dengan ‘sahabat’ kekasih hatinya.

“Hi, aku Yoongi” kata Yoongi yang baru saja sampai dicafe itu dan langsung mengambil tempat duduk disisi Hoseok yang juga tengah duduk berhadapan dengan Taehyung. Hoseok menengadah dan tersenyum.

“Hi, sayang. Ini Taehyung. Dan Taehyung ini pemilik hatiku” kekeh Hoseok saat mengenalkan Yoongi seperti itu.

“Hi, aku Taehyung. Sahabat Hoseok”
Dan tepat saat itu, saat kedua pria itu mendengaar suara satu sama lain, mereka merasakan sesutu yang mengganjal lebih dari sebelumnya.

Ada perasaan bahwa mereka mengenal suara satu sama lain lebih dari apapun. Lalu jangan salahkan Yoongi yang tiba-tiba terbersit ingin memukul Taehyung.

‘Saingan’

Bagaimana tidak? Cara Taehyung menatap Hoseok miliknya. Cara ia menyentuh Hoseoknya. Cara ia berbicara pada Hoseoknya.
Tidak ada yang bisa mengambil Hoseok dari seorang Min Yoongi. Tidak ada. Tidak ada belas kasihan pada seorang pria yang dtinggal mati oleh pasangan hidupnya. Persetan. Yoongi tidak setuju menatap tubuh Hoseoknya dipelukan pria lain meskipun alasannya adalah ia merindukan pasangan hidupnya. Meskipun alasannya Taehyung membutuhkan seseorang untuk membantu menahan rasa pilu hatinya. Meskipun itu hanya bahu yang diberikan Hoseok untuk Taehyung bersandar. Yoongi tidak setuju. Tidak terima kasih tapi Yoongi tidak menginginkan ini berlanjut.

“Hoseok kau harus menjauhi Taehyung”
Kalimat pendek yang membuat Hoseok berkerut. Dan rentetan penjelasan Yoongi yang tidak masuk akal.

“Taehyung boleh bersedih tapi tidak dengan bersandar padamu.”

Hoseok tidak mengerti. Taehyung hanya butuh kasih sayang dan ia menerimanya dari Hoseok. Taehyung hanya butuh diterima dan Hosoek menerimanya. Tapi Hoseok masih waras, ia tahu batasannya. Ia tidak pernah mengganggap Taehyung punya  niat lebih dan tidak membayangkan Yoongi berpikiran Taehyung akan merebut Hoseok dari seorang Min Yoongi.

Tapi semuanya berubah, ketika sebuah pukulan mendarat pada wajah Yoongi. Pukulan telak.
Awalnya ini hanya Acara minum-minum. Seperti syukuran atas pencapaian café Seokjin dan Namjoon yang telah melamarnya. Awalnya hanya sesimpel itu. Tapi tidak sekarang dengan teriakan Taehyung dan geraman Yoongi. Pukulan demi pukulan diterima satu sama lain.
Ketegangan yang membunuh Hoseok.

Berawal dari Yoongi yang beranjak dari kursinya dan seakan benar-benar terbakar cemburu ketika melihat Taehyung menyandarkan kepalanya pada bahu Hosoek dan sesekali menenggelamkan wajahnya pada leher Hoseok.
Seakan menghirup aroma tubuh Hoseok.

Tapi memang benar itu yang dilakukan Taehyung, ia mencoba mengambil dan menghirup aroma tubuh Hoseok banyak-banyak. Takut melupakan aroma yang menenangkannya.

Yoongi tidak setuju.

Yoongi bangkit dan menarik Hoseok dari kursi.

“Maafkan aku, aku dan Hoseok harus segera pulang. Kami ingin melakukan beberapa hal setelah ini, karena dia tampak sangat cantik sekarang dan juga menggoda.”

Seokjin tertawa dan Jimin hanya bercanda. Hanya bercanda untuk memulai ketegangan.

“Kalian akan Menciptakan Hoseok dan Yoongi kecil? Ah kuharap tubuh Hoseok dapat menahan bringasnya Yoongi yang mabuk”

Semua tertawa dan dengan bangga Hoseok menepuk dadanya.

“Aku kuat” yang membuat semua orang tertawa lebih besar.

Kecuali Taehyung.

Taehyung menatap Yoongi tajam. Yoongi kembali menarik Hoseok dan tertahan, Yoongi menatap lingkaran Taehyung yang dengan erat menahan tubuh Hoseok untuk tetap tinggal.

“Taehyung-ah, sampai jumpa besok” kata Hoseok lembut dengan melepaskan lingkaran protektif lengan Taehyung.

Tapi tidak, Taehyung sama sekali tidak bergerak, ia malah mengeratkan pelukannya dan menarik Hoseok kembali duduk.

Semua tegang. Yoongi menatap Taehyung dengan sangat ganas. Hoseok tertawa berharap ketegangan ini menghilang dengan tawanya tapi tidak.

“Ayo pulang” geram Yoogi yang seberanrya geraman itu ia tujukan untuk Taehyung. Mendadakan kepemilikan “ lepaskan Hoseok”

“Lalu membiarkan kau menanam benihmu pada Hoseok? Menyakiti tubuh Hoseok? Tidak terima kasih. Aku tidak tertarik dengan ide itu” Kata Taehyung yang kini menarik pinggul Hoseok kearah tubuhnya dan mengistirahatkan dagunya pada pundak Hoseok.

Yoongi memutar bola matanya. “Kau mabuk, lepaskan Hoseok” kata Yoongi singkat dan diikuti gerakan Hoseok melepaskan pelukan erat Taehyung.

Taehyung tidak terima. Ia bangkit dengan cepat dan mencium bibir Hoseok. “pergilah Seok” kata Taehyung yang membuat semua orang ditempat itu berhenti.

Dan dengan segera Yoongi mendaratkan pukulan pada wajah Taehyung. Dimulailah perkelahian itu.



Yoongi dan Hoseok telah pulang namun bukan berarti Taehyung telah ikhlas melepas Hoseok malam itu.

“Taehyung, bangunlah. Kau terlalu mabuk” kata Jimin menyodorkan segelas air hangat kewajah babak belur Taehyung.

“Aku tidak mabuk dan aku tahu apa yang aku inginkan. Aku ingin Hoseok!” kata Taehyung singkat dan dengan cepat berdiri dari tempatnya dan beranjak pergi.

Meninggalkan Namjoon, Seokjin dan Jimin duduk tanpa kejelasan.

Next Chapter 🔜

공간 - SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang