Cinta Laki-laki biasa
Jatuh cinta adalah hal umum yang pernah dirasakan oleh manusia. Jatuh cinta berawal dari rasa kekaguman dan ketertarikan yang akhirnya menjadi perasaan sayang, ingin memiliki, dan pengorbanan untuk orang tersebut. Jatuh cinta tentu pernah dialami oleh muda mudi remaja dimana pada masa tersebut mereka untuk pertama kalinya baligh dan banyak mengenal lawan jenis melalui lingkungan sekitar.
Jatuh cinta bisa menjadi jalan maksiat jika tidak disertai dengan iman dan pengetahuan tentang agama. Jatuh cinta memang sebuah perasaan alamiah yang tidak bisa ditolak atau dipilih, yang tepat adaah bagaimana bersikap di saat jatuh cinta, mengarah kepada kebaikan atau sebaliknya.
Ini salah satu ciri-ciri pria shaleh jatuh cinta :
1. Semakin Mendekatkan Diri Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Ketika pria shaleh jatuh cinta, maka dia akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dia sadar, hanya Allah-lah yang dapat membolak balikkan hati manusia. Maka dia akan senantiasa selalu berdoa pada Allah agar dimudahkan semua urusannya termasuk urusan perasaanya.
Selain itu, dia akan hati-hati dalam mengontrol perasaannya karena dia takut perasaan cintanya adalah perasaan yang salah dan tidak mau cintanya terhadap makhluk Allah melebihi cintanya kepada Allah.
Dia juga akan semakin khusyuk dalam ibadahnya, shalatnya, puasanya dan ibadah lainnya semata-mata Lillahi Ta’ala. Sebagaimana seperti firman Allah dalam surat Al-An’aam ayat 162:
“ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS Al-An’aam [6] : 162)2. Dia Akan Menemui Wali Dari Wanita yang Dicintai Secara Langsung Untuk Mengkhitbahnya
Laki-laki yang shaleh, ketika dia jatuh cinta kepada seorang wanita maka dia akan mendatangi ayah atau wali dari wanita tersebut untuk segera mengkhitbahnya. Karena pria yang shaleh paham betul bahwa di dalam agama islam tidak ada istilah pacaran. Dia akan selalu ingat dengan firman Allah yang tertuang dalam surat Al-Isra’ ayat 32 yang artinya :
“ Janganlah mendekati zina, karena itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruknya jalan.” (QS Al-Isra’ : 32)
Pria yang shaleh akan selalu taat pada Allah dan selalu mematuhi perintah-Nya termasuk larangan untuk tidak mengambil jalan pintas melalui pacaran ketika dia merasakan jatuh cinta👍🏻Dan laki-laki yg sedang jatuh cinta maka akan ke jenjang yg lebih serius dan sesuai syariat islam, Bagaimana :
1. Memiliki Gambaran tentang Suami/Istri yang Baik.
Allah SWT berfirman (QS Ar-Ruum ayat 21): “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan bagi kamu pasangan dari jenis kamu sendiri agar kamu sakinah bersamanya dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi kaum yang berpikir.”
Setiap laki-laki dan perempuan yang hendak menempuh perkawinan harus mempelajari secara benar ciri-ciri laki-laki atau perempuan yang baik untuk menjadi pasangannya menurut ketentuan Islam. Dengan bekal inilah merek akan dapat memilih dan menentukan mana calon yang baik dan mana calon yang tidak baik bagi dirnya. Dengan memiliki gambaran yang pasti seperti digariskan oleh Islam, insya Allah kehidupan suami isteri akan mencapai sasaran yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya.👍🏻👍🏻2. Mengusulkan kepada Orangtua.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Qashash (28) ayat 26: “Salah seorang di antara kedua wanita itu berkata:’Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita) karena sesung guhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dipercaya.”
Masyarakat dan syariat Islam memandang bahwa mengusulkan jodoh kepada orang tua sebagaimana yang dilakukan putrid Nabi Syu’aib bukanlah langkah tercela. Langkah ini ditempuh oleh keluarga terhormat (keluarga Nabi Syu’aib) sebagaimana diuraikan dalam Alquran. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pelajaran kepada umat Islam bahwa mereka dapat menempuh langkah ini untuk mendapatkan jodoh. Anak perempuan yang menginginkan seorang laki-laki bisa mengusulkan kepada orang tuanya agar meminta lelaki yang bersangkutan menjadi suami nya. Demikian halnya anak laki-laki, ia bisa mengusulkan calon isteri kepada orang tuanya.
Dalam mengusulkan jodoh kepada orang tuanya anak harus memiliki persaman pedoman dengan orang tuanya agar tercapai keinginannya. Keduanya harus ikhlas dan memiliki kesung guhan untuk mematuhi ketentuan agama guna menghindari munculnya perselisihan yang menimbulkan permusuhan antara orang tua dan anak dalam usaha mendapatkan jodoh.
Sebaliknya, terhadap calon yang dusulkan si anak, orang tua hendaknya melakukan pengenalan dan penelitian tentang akhlak dan kualitas keislamannya. Bila calon yang diajukan memenuhi syarat yang digariskan agama, tidak ada alasan bagi mereka untuk mempersulit atau menolak nya.
Ringkasnya, perempuan atau laki-lak yang tidak menginginkan terjadinya konflik dengan orang tuanya saat memilih jodoh, dapat menempuh langkah seperti yang dilakukan putri Nabi Syu’aib. Ia dapat meminta kepada orang tuanya untuk memeriksa dan meneliti calon yang diajukannya sert memberi kebebasan kepada orang tua untuk menyetujui atau menolaknya. Jika ternyata orang tua tidak setuju walaupun calon yang sudah diajukan memenuhi syarat-syarat agama, ia dapat mengadakan perundingan dengan orang tua berpedoman pada ketentuan agama. Sebalik nya, orang tua yang benar-benar taat kepada agama hendaklah meniru cara Nabi Syu’aib supaya keinginan anak dapat terlaksana dengan baik dan mendapat ridha Allah SWT. Insya Allah, dengan menaati dan mematuhi ketentuan agama, akan mudah diperoleh jalan untuk mendapatkan jodoh.3. Meminang atau Menanti Pinangan.
“Dan tidak berdosa kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu …” (QS Al-Baqarah (2) ayat 235).
Seorang laki-laki yang menginginkan seorag perempuan menjadi isterinya hendaklah meminang dengan cara yang baik. Cara berpacaran speerti yang berlaku di masyarakat jahiliyah atau masyarakat yang ingkar terhadap syariat Islam tidak dibenarkan. Seorang laki-laki hendaklah memiliki keberanian dan persiapan sehingga bila peminangannya ditolak, ia tidak berputus asa; dan jika diterima, hendaklah ia bersyukur kepada Allah SWT.
Adapun menanti pinangan yaitu menunggu datangnya seseorang yang bermaksud menjadikan dirinya sebagai isteri. Perempuan seringkali menunggu datangnya laki-laki untuk meminta dirinya menjadi isteri. Umumnya ia bersika pasif dalam mendapatkan jodohnya, sedangkan agama tidak membatasi hal semacam ini.
Seorang perempuan yang menanti pinangan haruslah tetap menjaga ketentuan agama mengenai sifat laki-laki yang baik menjadi suami. Ini bertujuan supaya kelak ia tidak terjerumus ke dalam kehidupan rumah tangga yang merugikan dirinya sendiri. Ia tidak seharusnya tergesa-gesa menerima pinangan sebelum melakukan penelitian dengan baik , melakukan istikharah dan memnta pertimbangan kepada orang-orang yang jujur. Selain itu, dalam masa penantian ia per lu berdoa dan melakukan ibadah sunnah, seperti Puasa Daud, bersedekah dan salat hajat agar diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mendapatkan jodoh.
Islam membenarkan laki-laki mengajukan pinangan, baik langsung maupun melalui orang ketiga untuk mendapatkan jodoh. Cara ini sudah berjalan berabad-abad dan tetap dipertahankan oleh Islam sebagai tatanan yang benar. Sebaliknya, wanita dibenarkan untk menanti pinangan dari seorang laki-laki. Oleh karena itu, tidaklah tercela seorang perempuan bersikap pasif dalam mencari jodoh karena hal ini juga tidak terlarang oleh Islam.👍🏻👍🏻4. Salat Istikharah.
Dari Jabir bin Abdullah, ujarnya, RasulullahSAW biasa mengajari kami melakukan istikharah dalam setiap urusan seperti beliau mengajari kami suatu surat dari Alquran. Sabdanya: “Bila seseorang bertekad untuk melakukan suatu urusan, hendakah ia salat dua rakaat bukan wajib, lalu berdoa: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada Engkau pilihkan kebaikan untukku dengan pengetahuan-Mu; aku mohon pertolongan-Mu dengan kekuasaan-Mu; dan aku mohon kepada-Mu (mendapatkan) karunia-Mu, Tuhan Mahaagung, karena Engkaulah yang berkuasa, sedangkan aku tidak. Engkau Mahatahu, sedangkan aku tidak; dan Engkau Maha Mengetahui yang gaib. Ya Allah, kalau Engkau mengetahui urusan ini baik bagiku, agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku,” atau sabdanya: ‘…pada awal-awal urusanku dan akhir-akhirnya, tentulah dia untukku dan mudahkanlah dia untukku, kemudian berkahilah untukku dalam urusan ini. Bila Engkau tahu urusan ini tidak baik bagiku dalam urusan agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku ini,’ atau sabdanya: ‘ … pada awal-awal urusanku dan akhirnya, jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku dari urusan ini dan tetapkanlah kebaikan bagiku di mana pun adanya, kemudian ridhailah aku dengan urusan itu.’” Ujarnya: Dan dengan menyebutkan apa keperluannya. (HR An-Nasa’I 6:81).
Istikharah berarti mohon dipilihkan yang baik atau mencari yang terbaik. Salat Istikharah adalah salat dua rakaat untuk meminta kepada Allah SWT agar diberi petunjuk untuk memilih yang ter baik di antara berbagai pilihan yang sedang dihadapi. Orang yang mengerjakan Salat Istikharah dianjrukan membaca doa istikharah sebelum salam sesudah membaca tasyahud. Kalimatnya seperti tersebut dalam hadist di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motivasi Remaja I
RandomMotivasi Remaja Hijrah Muslimah Berani Hijrah Semoga bermanfaat