Juwairiyah, Wanita Paling Berkah Di Kaumnya

620 34 0
                                    

🌹 Juwairiyah, Wanita Paling Berkah Di Kaumnya🌹

🗓 14 Tahun sebelum hijrah dilahirkan seorang putri cantik, dari sulbi kepala suku Bani Musthaliq Harits. 
Bergelimang harta tentu dirasakan oleh putri-putri raja.
Putri itu diberi nama *Juwairiyah*.
Nama yang indah cocok disematkan padanya.

Cantik, berakhlak mulia, terdidik.
Tak heran menjadikan pemuda-pemuda yang kaya maupun miskin, tampan atau tidak, berbondong-bondong ingin mempersuntingnya.
Dari sekian pemuda, Safwan bin Malik yang beruntung menjadi suami Juwairiyah.

Harits selaku pemimpin bani Musthaliq berkampanye dengan suku-suku Arab, bersekongkol hingga terjadi kesepakatan untuk menyerang kota Madinah. Karena kebencian mereka kepada Islam.
Tembok seakan berbicara, hingga kabar tersebut sampai kepada Rasulullah.
Dengan cekatan beliau segera mengumpulkan para sahabatnya dan menuju Bani Musthaliq pada tanggal dua Sya'ban.

Beberapa saat saja terjadi pelepasan panah, yang tampak berlawanan arah.
Sya'ban tahun enam Hijriyah menjadi saksi bisu peperangan Bani Musthaliq itu.
Rasulullah tak kunjung diam, dengan gigihnya menyuruh pasukannya agar menyerbu sekaligus. Kaum musyrikin berteriak, berlarian, kocar-kacir. Hingga benar-benar meraih kemenangan.
Kemenangan itu membuat Harist bin Abu Dhirar pemimpin Bani Musthaliq melarikan diri.
Dan kaumnya harus berkorban menjadi tawanan perang, Juwairiyah putri Al-Harits tak luput juga tertawan.
Sedangkan suaminya Safwan bin Malik terbunuh dalam perang ini.

Ketika Rasulullah membagi-bagikan tawanan. Juwairiyah jatuh di tangan Tsabit bin Qais. Dengan cerdasnya Juwairiyah membuat kesepakatan dengan Qais. "Izinkan aku menemui Rasulullah! Aku ingin meminta bantuan!" Ujar Juwairiyah. Dan Qais meng-iyakan.
Sedikit gemetar, ia berkata, "Wahai Rasulullah Aku adalah Juwairiyah, ayahku adalah Al-Harits bin Dhirar pemimpin kabilah Bani musthaliq. Aku ingin meminta bantuanmu!" Ia mengawali pembicaraan. Dan dengan senyumnya Rasul mengangguk.
"Aku membuat kesepakatan mukatabah dengan Qais agar aku merdeka! Tujuanku menemuimu adalah untuk meminta bantuan menyelesaikan perihal mukatabah ini..."
Rasul berpikir sejenak, dan memberi pilihan. 'Bebas dan menikah dengan Rasulullah, atau bebas saja dari tawanan.' Tentu saja Juwairiyah memilih pilihan pertama.

Sahabat, dan Bani Musthaliq yang mendengar berita itu seakan tertimpa durian runtuh.
Membuat mereka berbisik, "Berarti, tawanan yang lain juga kita merdekakan! Karena otomatis mereka menjadi besan Rasulullah..."

Pilihan yang Rasul berikan, bukan hanya karena Rasul menyukai Juwairiyah. Namun beribu-ribu maslahat yang tersimpan dari pernikahan sakral ini.
Dengan pernikahan ini Rasulullah mengembalikan kehormatan Bani Musthaliq. Dan menghapus rasa malu karena kekalahan mereka dalam perang ini.

Merasa dihormati, seluruh Bani Musthaliq memeluk Islam.
Termasuk sang kepala suku Harist bin Abi Dhirar.
Pernikahan yang dilandaskan maslahat umat.
Pernikahan yang menampakkan kecerdasan Nabi Muhammad.

Di tengah siang, salah satu istri Nabi mendatangi Juwairiyah dan bertanya, "Apa mas kawin yang diberikan Rasulullah kepadamu?"
Sayyidah Juwairiyah dengan bangga menjawab, "Bebasnya 100 orang dari kaumku!"
Spesial bukan?

Perang Bani Musthaliq, Juwairiyah yang seorang tawanan hingga menjadi istri Nabi.
Membuat Sayyidah Aisyah berani berceloteh tentangnya, _"Juwairiyah adalah wanita yang paling banyak mendatangkan berkah bagi kaumnya! Ia mengagumkan..."

Rabiul Awal, Tahun 50 Hijriyah. Juwairiyah jatuh sakit dan merasakan ajalnya sudah dekat.
Hingga beliau tutup usia di usia 70 tahun di masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Marwan bin Al-Hakam Gubernur Madinah memimpin shalat jenazah yang diikuti oleh segenap penduduk Madinah.
Dan dikuburkan di pemakaman Baqi'.

Motivasi Remaja ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang