Kesepakatan

11 1 0
                                    

🌿🌿🌿

"Hah apa?! GUE GAMAU!" Kata Stella sambil melototkan matanya.

"Yaudah, gue benci lo selama lama lama lama lamanya." Kata Calvin

"Ya.. yau.. yaudah deh.. gue turutin. Dengan syarat gaboleh kelewatan batas."

"Bagus!" Kata Calvin terseyum kemenangan.

"Jadi kapan gue nganter lo ke DUFAN?"

"Hari Selasa besok, itu tanggal merah kan? nanti gue ajak Indi."

                       ()()()()()

STELLA POV

Gak nyangka gue,
Selasa besok dia jalan mau ke DUFAN. Katanya sih dia mau bangkitin memori dia sama gue waktu masih kecil. Tapi dia kan suka ngarang cerita. Gue aja waktu masih kecil ga pernah ngeliat muka dia. Waktu kecil itu gue selalu keluar masuk rumah sakit. Itu doang yang gue inget, hehe..

-------------------------

Hari ini hari Minggu. Stella pulang ke Jakarta dari Bogor membawa nama baik sekolah. Ya, sekolah Stella menang juara 1 dalam lomba science membuat roket. Roket yang ia desain sangat sekali bagus, hampir orang-orang mengaguminya. Juara 2 sekolah nya Calvin, mereka kurang kompak, dan dalam pembuatan gunung meletus ada tampak sedikit fail.

4 jam kemudian..

Akhirnya mereka sampai di SMA Mahajaya, Ya. Mereka berkumpul di SMA Mahajaya.

"Stella!" Teriak perempuan yang menggunakan hoodie.

"Ya?" Tanya balik Stella ke Indi sambil menyipitkan matanya.

"Pulang naik apa?" Tanya Indi khawatir.

"Naik brem-brem."

"Ha? Brem-brem itu apa Stell?"

"Motor, gojek paling."Jawabnya dengan muka polos.

"Oalah hahaha, pulang bareng aku sama Calvin aja yuk!"

"Naik apa Ndi?"

"Naik ngengg-ngengg, mobil maksud ku hehe."

"Boleh, sekalian aku irit uang hehe." Jawab Stella canggung.

Akhirnya mereka bertiga naik mobil yang si supir-i oleh supir nya Indi.

"Wah itu siapa mas? Pacar kamu ya mas? Geulis pisan." Kata Prido, supir itu sambil menatap kaca belakang.

"Otw pak," kata singkat Calvin.

"Otw apaan maksud lo?! Lo pikir gue mau sama lo? Ogah!" Kata Stella tak terima dan tolak mentah-mentah.

"Ge-er banget lu jadi cewek. Orang gue lagi teleponan sama orang." Kata Calvin sambil menatap seakan sinis.

Stella menutup mukanya, pipinya memerah, ia sungguh malu saat itu. Ia langsung hanya diam di perjalanan dan membiarkan perbincangan itu terjadi.

1 jam kemudian..

"Stell bangun.. dah sampe rumah lo." Kata Indi yang membangunkan Stella.

Stella pun bangun dan keluar dari mobil.

"Eh anak-anak dah pada pulang, ayo atuh masuk dulu." Kata Lei, mama Stella.

"Mami yang suruh mereka ke rumah kita?" Tanya Stella.

"Iyalah."

"Kok mami bisa tau mereka?"

"Eh.. lupain aja, yaudah masuk dulu, pasti pada capek ya, tante buatin teh hangat ya, pak Prido ayo masuk dulu."

                      ()()()()()

Akhirnya mereka berempat duduk di ruang tamu mengobrol ringan. Sedangkan Pak prido sedang di depan teras.

Calvin dan Lei ngobrol sangat sekali akrab, jadi Indi mengajak Stella untuk ke luar teras.

"Stell, keluar teras dulu yuk, gue mau ngomong sesuatu." Ajak Indi sambil berdiri.

Stella hanya mengangguk-anggukan dagunya, dan mereka kelur dari ruang tamu.

"Lo gainget Calvin siapa?" Tanya Indi yang langsung to the point.

"Akrab juga belom." Jawab Stella.

"Kalo di tembak Calvin lo terima?"

"Aku malah ga kepikiran sampe situ." Jawab Stella.

"Kenapa?"

"Soalnya aku mau nyari dulu sahabat ku dulu waktu masih SD, dia tuh baik banget, selain itu dia tuh yang nyelamatin keluarga aku. The best bangetlah dia."

"Kok lo bisa inget?"

"Gatau Ndii, tiba-tiba dimimpi ku datang seorang anak kecil cowo, eh pas aku bangun, aku langsung teringat sesuatu, bahwa anak kecil itu dulu pernah akrab bersamaku."

"Trus kalo udah ketemu cowo itu lo mau ngapain?" Tanya Indi semakin bingung.

"Memeluknya, berterimakasih banyak, dan coba menjalin.. hubungan.. mungkin? Hehe."

"Btw lo gak inget dulu lo itu pernah kena kejadian apa, atau gimana gitu?"

"Enggak, setau aku, dulu aku cuman keluar masuk rumah sakit, sehabis itu kalo masalah penyakit aku cuman sakit asma, selain itu... aku gak inget lagi. Mungkin Indi bisa tanya mamaku."

"Ohh okey." Jawab Indi sambil masuk ke dalam ruang tamu.

Indi sebenarnya ingin sekali memberitahu bahwa Calvin itu teman dekat nya saat SD, namun bagi Indi ini bukan saat yang tepat.

Stella pun keluar dari rumah sejenak dan mengobrol dengan Pak Prido. Indi di dalam menceritakan semuanya ke Calvin dan Lei tentang apa yang tadi Stella ucapkan.

"Mungkin saatnya kita kasih tau, apa yang dialami Stella dulu." Kata Lei.

"Jangan tan, aku tau kapan aku harus kasih tau." Cegah Calvin.

"Kapan?" Tanya Indi.

"Kepo banget lu bocah." Ledek Calvin.

///

See u next part...

SMELTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang