Terjebak di dalam lift (2)

19 2 1
                                    

                        🌿🌿

08.35 pm, 5 menit sebelum kejadian..

Akhirnya setelah menunggu 5 menit Stella selesai juga beli obat. Stella dan Calvin berdampingan kembali ke lift.

Sesampainya mereka di lift mereka hanya hening...

08.38,pm 2 menit sebelum kejadian...

"Eh kok lama banget sih lift nya, kan kita cuman lantai 3." Kata Stella yang memecah keheningan.

"Rusak kali." Kata Calvin iseng.

"Vin! Kali ngomong ya!" Bantah Stella.

08.40 pm, saat kejadian..

"Eh anjir lama banget, kayaknya beneran rusak deh." Keluh Stella.

"Sabar." Kata Calvin dingin.

"Sabar bapak lo peang!"

Tiba-tiba lampu lift berkedip-kedip.

Dan muncul suara dari speaker yang ada di lift.

"Para pengunjung di lift harap tenang, kami mengalami kerusakan. Jadi mungkin butuh 15 atau 20 menit an, harap tenang.." kata petugas lift itu yang berbicara melewati speaker.

"TOLONG!!!! BUKAIIINN SIAPA PUN, KAMI TERJEBAKK WOIIII!!" Teriak Stella sambil menggedor-gedor pintu lift.

"Gausah teriak, masih ada gue disini." Kata Calvin sambil menutup matanya. "Percuma lo teriak gada yang denger, sabar aja sih. Udah di umumin juga lewat speaker." Lanjut Calvin.

"Tayii lo Vin."

"Bacot." Kata Calvin membuka matanya.

10 menit kemudian..

Calvin mendudukan dirinya di lantai lift, begitu juga dengan Stella.

Mereka duduk berjauhan, kemudian Stella mulai terengah-engah.

"Diem ah bacot banget." Kata Calvin.

"Gua punya penyakit asma bego!" Kata Stella yang mulai tidak kuat.

"Eh.. lo masih kuat?" Tanya Calvin mulai mendekatinya.

"Engg.. enggak Vin. Sakit banget dada gue, pengen cepet-cepet keluar dari lift." Keluh Stella.

Tau saja frens, di dalam lift itu sumpek / pengap, Stella paling tidak suka di lift.

"Vin.. demi apapun gue gakuat." Stella mulai memejamkan mata nya, air matanya mulai menetes dan sambil memegangi dadanya.

"Ya.. yaudah sabar ya, masih ada gue. Jangan mati dulu."

"Anjir lu, masih aja bisa bercanda." Kata Stella sambil memukul tangan Calvin.

"Nih gua ada aqua minum dulu." Kata Calvin khawatir.

"Sosweet juga ya lu."

Calvin hanya menatap Stella sinis.

Setelah selesai meminum aqua Stella diam dan memegangi dadanya, kepalanya menyeder di tembok lift.

Calvin yang melihatnya tidak tega, Calvin mulai duduk di samping Stella. Kemudian Stella tertidur, dan tertidur di bahu Calvin. Calvin pun ikut tertidur di kepala Stella.

15 menit kemudian..

TING!

Pintu lift pun mulai terbuka, mata Calvin ikut terbuka.

"Woi.. bangun Stell, udah kebuka lift nya." Kata Calvin sambil menyolek-nyolek tangan Stella.

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
6 detik

"Eh, lift nya udah kebuka, ayo Vin." Kata Stella yang setengah terbangun.

Saat Stella mau bangun ia langsung pingsan.

"Woi Stella."panggil Calvin. "Anjir ni orang pingsan, bikin repot aje bocah."

Ya terpaksa Calvin harus menggendong Stella. Sesampainya di kamar Stella, mama nya langsung bangun.

"Eh Stella kenapa." Tanya Lei khawatir.

"Pingsan tante, tadi aku sama Stella terjebak di lift." Kata Calvin sambil menaruh Stella di kasur.

"Yaudah makasih ya, Calvin."

"Iya tante Lei."

Calvin pun berjalan ke kamar rawat inapnya.

                      ()()()()()

Terik matahari menyilaui mata Stella.
Sudah 2 hari ia tidak sekolah. Hari ini ia harus menjalankan oprasi.

Ia harus menggunakan kursi roda untuk ke ruang oprasi,

"Semoga lancar oprasinya nak! Mami sayang kamu." Kata Lei sambil mensupportnya.

Stella hanya terseyum paksa. Baru kali ini seumur hidupnya ia mengalami oprasi, tentu saja ia sangat takut dan gelisah.

Sesampainya di ruang oprasi Stella di baringkan di sebuah ranjang. Dan dokter pun mulai membius Stella.

Saat membius tiba-tiba terdengar dari suara depan.

DOR!! Suara pintu itu menyita perhatian mereka semua,

"PAPA, bunda paa, bundaa!!" Kata lelaki itu khawatir.

Dokter itu langsung pergi sedangkan suntikan bius itu masih menancap di kaki Stella.

"ANJING SAKIT! Lepasin dulu tai suntikannya, yakali nancep di kaki gue dongo!" Kata Stella teriak. Suster pun melakukan operasi tanpa dokter.

3 jam kemudian..

Stella keluar dari ruang oprasinya menggunakan kursi roda, namun ia bertemu dengan Calvin.

"Lah Vin.. lo ngapa nangis? cengeng amat." Tanya Stella.

///

See u next part...

SMELTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang